Menyambut Pemilu 2024, Optimisme Generasi Muda Terhadap Pemerintah Sangat Lemah

Menyambut Pemilu 2024, Optimisme Generasi Muda Terhadap Pemerintah Sangat Lemah
info gambar utama

Untuk mengukur tingkat optimisme anak muda Indonesia dalam berbagai aspek pada dua tahun terakhir, GNFI (Good News From Indonesia) telah bekerjasama dengan perusahaan riset POPULIX. Pada 14 November 2023 kemarin, hasil survei indeks optimisme generasi muda itu disampaikan.

Terdapat lima dimensi utama yang masuk dalam survei, yaitu pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan kesehatan, politik dan hukum, kebutuhan dasar, serta kehidupan sosial. Selain itu, pemilihan dan lingkungan juga ditambahkan dalam survei karena menjadi perhatian umum masyarakat saat ini, mengingat penyelenggaraan pemilu akan diselenggarakan.

Pesimistis Anak Muda Terhadap Sektor Politik dan Hukum

Dari hasil indeks, politik dan hukum merupakan tingkat optimisme paling rendah dari kelima sektor lainnya dengan angka 5,72. Disusul dengan kehidupan sosial, ekonomi dan kesehatan, kebutuhan dasar, hingga pendidikan dan kebudayaan yang menduduki peringkat paling tinggi dengan 8,55. Selisih 2,83 dari sektor politik dan hukum.

Rendahnya optimisme pada politik dan hukum ini disebabkan oleh kondisi politik yang akhir-akhir ini terkuar di Indonesia. Mulai dari tingkat praktik korupsi yang sangat tinggi, hingga penegakan hukum yang tidak diskriminatif di masa depan menjadi permasalahan utama yang diragukan oleh responden sehingga membuat mereka menjadi pesimis.

Paling pesimis pada optimisme berkurangnya angka korupsi di Indonesia dengan skor indeks terendah pada angka 5,72. Hanya 38 persen dari pemuda Indonesia yang optimis dengan berkurangnya korupsi di Indonesia. Angka korupsi yang tak ada henti-hentinya telah menghancurkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Timnas Indonesia Datang, Momen Langka Akan Terjadi di Irak

Lalu bagaimana upaya untuk meningkatkan optimis tersebut?

Seperti yang dikatakan oleh Akhyari Hananto, Founder GNFI, bahwa kita harus bersyukur masih ada anak muda yang memiliki optimisme terhadap perubahan Indonesia. Wajar saja jika anak muda pesimis. Akan tetapi, tentu hal itu bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan optimisme di berbagai kebijakan, program atau aktivitas lainnya yang menyalurkan berbagai optimisme dan harapan bagi anak muda bangsa.

Pemuda sebagai penentu bangsa yang memiliki optimis memerlukan rangkulan dan dorongan untuk menjalankan langkah-langkah kecilnya baik di bidang pendidikan, budaya dan juga wawasan, sehingga merasa bahwa mereka bisa berkembang. Seperti yang bisa ditemukan di komunitas untuk meningkatkan optimisme mereka lebih menggelora untuk mengubah Indonesia.

Selain lingkungan yang berupa komunitas, internet juga merupakan salah satu alasan bagaimana cara mereka berkembang, tergantung dengan apa yang mereka lihat. Di era modern ini, kawan terpaksa hidup dalam dunia digital. Secara kultural, masyarakat secara offline membangun harmoni, sedangkan di dunia online yang ada adalah anonimitas yang menembus batas-batas kultural.

Anak muda kurang optimis karena ekspektasi mereka rendah terhadap masyarakat sekitar. Para pemuda memfotokopi orang-orang sebelumnya. Oleh karena itu, selain rangkulan empathy juga perlu diberikan kepada mereka yang kurang optimis untuk bersama memimpin peradaban, bukan hanya Indonesia tapi Asia.

Mengingat rendahnya optimisme anak muda terhadap politik dan hukum sangat berpengaruh besar terhadap pemilu yang akan datang. Oleh karena itu, selain mencari lingkungan yang positif untuk mendapatkan optimisme yang lebih tinggi, kawan tentu harus menggali lebih dalam latar belakang para calon. Mengetahui jejak mereka sehingga sebagai anak muda kawan bisa berpartisipasi dan bersuara untuk memilih pemimpin yang lebih baik.

'Melek terhadap politik' tak harus dengan cara mempelajari dan mendalami seluruh hal terkait sektor tersebut, akan tetapi hanya dengan mengetahui seberapa penting pengaruh kebijakan politik terhadap masyarakat dan seberapa peduli untuk menyelesaikan permasalah yang dialami.

100 UMKM Meriahkan Pesta Kreasi Mie Ayam di Kota Solo, Wisatawan Auto Kenyang!

Kawan sebagai anak muda bangsa perlu mencari lingkungan yang positif untuk berkembang. Media dan informasi sangat berpengaruh besar pada mental kawan. Kawan perlu menyaring segala informasi yang masuk ke dalam otak kawan, serta memiliki kontrol penuh terhadap diri sendiri. Manusia optimis jika punya kontrol terhadap dirinya.

Saat ini, percintaan menjadi faktor utama masalah mental anak muda. Oleh karena itu, selain mencari lingkungan yang positif, kawan perlu mengontrol penuh segala hal terhadap diri sendiri.

Mari tingkatkan optimisme untuk menciptakan Indonesia lebih maju, serta bergabung dengan komunitas positif untuk mengembangkan diri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini