Asal-usul Kampung Bandan: Ketika Orang-orang Banda Datang ke Batavia

Asal-usul Kampung Bandan: Ketika Orang-orang Banda Datang ke Batavia
info gambar utama

Inilah asal-usul Kampung Bandan sebuah kawasan bersejarah yang terletak di utara Jakarta.

Nama Kampung Bandan agaknya tidak asing bagi warga Jakarta. Mungkin pula, banyak orang yang mengenal nama daerah tersebut lewat keberadaan sebuah stasiun kereta unik yang relnya dua tingkat dan menjadi pemberhentian terakhir kereta Commuter Line dari arah Bekasi.

Kampung Bandan sebetulnya bukan hanya soal stasiun kereta nan unik, namun juga kisah asal-usulnya yang berkelindan dengan perkembangan Jakarta sebagai sebuah kota. Nama Kampung Bandan tak luput disebut dalam sejarah Jakarta sejak era kolonial Belanda.

Kisah Kampung Apung Teko yang Dahulu Rindang Layaknya Pondok Indah

Kampung Bandan dan Orang-orang Banda

Ada berbagai versi cerita mengenai asal-usul Kampung Bandan. Desy Fatmala Makhmud dkk dalam Mewujudkan Kampung Bandan sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism mencatat bahwa versi pertama menyebut bahwa nama Kampung Bandan berasal dari pulau bernama Banda di Maluku.

Versi kedua, banda diambil dari kata dalam Bahasa Jawa yang artinya "ikatan". Konon, dulu Pemerintah Kolonial Jepang kerap mengikat orang yang dianggap memberontak untuk kemudian dibawa ke tempat eksekusi. Versi ketiga, kata banda berasal dari kata pandan, di mana dulunya di Kampung Bandan banyak tumbuh pohon pandan.

Khusus untuk cerita versi pertama, ada catatan pendukung mengenai kedatangan orang-orang dari Banda ke Batavia. Pada masa kolonial Belanda, mereka didatangkan sebagai budak untuk diperkerjakan.

Semua bermula pada awal era 1600-an saat Jan Pieterszoon Coen selaku Gubernur Jenderal VOC menaklukkan Jayakarta yang kala itu adalah salah satu kota dagang tersibuk di Nusantara. Di bawah kekuasannya, Jayakarta yang namanya diganti menjadi Batavia dijadikan lokasi kantor pusat VOC dan dibangun dengan gaya ala Eropa.

Bisnis VOC dan Batavia sama-sama terus berkembang pesat. Salah satu dampaknya, jumlah penduduk Batavia semakin banyak karena datangnya orang-orang dari berbagai wilayah. Di antara orang yang datang tersebut, sebagian berasal dari Banda.

Menurut Mohammad Iskandar dalam Penelusuran Sejarah Peradaban Jakarta, salah satu gelombang kedatangan orang Banda ke Batavia terjadi pada 1621. Saat itu, orang-orang dari Banda itulah yang dibawa oleh VOC dengan status seperti budak.

VOC kemudian memberlakukan larangan transaksi budak. Para budak dari Banda yang sudah ada di Batavia pun dibebaskan dan sebagian dipulangkan, sementara sebagian lainnya menetap bersama orang-orang Jepang dan Papango dari Filipina yang datang menyusul. Tempat mereka menetap itulah yang kini bernama Kampung Bandan.

"Setelah mereka bebas, umumnya mereka tidak kembali ke Banda, melainkan menetap diperkampungan yang ditunjuk oleh VOC bagi mereka. Sesuai dengan asal mereka kampung itu sekarang dikenal dengan Kampung Bandan," tulis Mohammad Iskandar.

Kisah Bencana Ekologis yang Buat Warga Kolonial Tinggalkan Batavia



Referensi:

  • Makhmud, Desy F., et al. "Mewujudkan Kampung Bandan sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism."Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan, vol. 6, no. 3, 2017.
  • Iskandar, M. (2018). Dinamika Sosial Ekonomi. In Penelusuran Sejarah Peradaban Jakarta (pp. 300–346). Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini