Menlu Retno di DK PBB: Sentil PM Israel hingga Dorong Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Menlu Retno di DK PBB: Sentil PM Israel hingga Dorong Gencatan Senjata Permanen di Gaza
info gambar utama

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kembali bersuara soal Palestina. Ia memberi sentilan terhadap sikap Perdana Menteri Israel dan mendorong agar gencatan senjata dilakukan lagi dengan lebih lama.

Retno menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (29/11/2023). Dalam pertemuan yang membahas situasi di Gaza, Palestina tersebut, ia hadir bersama para menteri luar negeri negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Ada sejumlah hal penting yang disampaikan Retno terkait isu Palestina. Pertama, ia mengapresiasi keluarnya Resolusi 2712 DK PBB pada 15 November 2023 yang mendorong adanya jeda dan koridor kemanusiaan di wilayah Gaza.

Hanya saja, Retno menilai jeda kemanusiaan saat ini belum cukup panjang. Ia juga mempertanyakan tindakan Israel yang menahan tahanan baru saat masa pembebasan tahanan, serta menyentil sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"PM Netanyahu menyebutkan bahwa ia akan memulai kembali operasi militer secara penuh ketika jeda kemanusiaan terakhir. saya tidak dapat memahami pernyatannya, dan saya juga tidak dapat memahami jika Dewan
Keamanan membiarkan ancaman berkelanjutan terhadap kemanusiaan ini terjadi," ujar Retno dalam sidang.

"Dewan harus bertindak untuk menjaga kepercayaan pada sistem multilateral. Dewan harus memastikan bahwa permusuhan tidak kembali terjadi dengan balas dendam, dan bekerja sama untuk melampaui jeda kemanusian menuju gencatan senjata yang
bertahan lama, karena satu hari lagi tanpa perjuangan adalah hari yang patut diperjuangkan. diperlukan tindakan lebih anjut agar benar-benar memberikan dampak yang signifikan di Gaza, Tepi Barat, dan Palestina," tuturnya.

Untuk itu, Retno menyerukan agar DK PBB melaksanakan tiga hal krusial. Pertama, memberikan bantuan kemanusiaan dengan cepat, tanpa hambatan, memadai, terpantau dengan baik, dan
berkelanjutan. Kedua, memastikan kepatuhan terhadap hukum
internasional, khususnya Hukum Humaniter Internasional. Ketiga, genctan senjata untuk mengakhiri semua permusuhan.

Setelah perang meletus di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu, Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata selama empat hari sejak Jumat (24/11), yang kemudian diperpanjang selama dua hari hingga Kamis (30/11). Waktu tanpa perang tersebut dimanfaatkan untuk pelepasan tawanan dan penyaluran bantuan kemanusiaan.

Serangan Israel ke Gaza sejauh ini telah memakan korban tewas dari warga Palestina sebanyak lebih dari 15 ribu orang. Kini, kedua belah pihak didorong untuk kembali menerapkan gencatan senjata lagi.

Sebelum sidang DKK PBB Rabu lalu, Indonesia lebih dulu melakukan sejumlah langkah untuk membantu korban terdampak di Gaza. Indonesia telah menyalurkan bantuan senilai puluhan miliar rupiah. Di forum internasional seperti High-Level Open Debate DK PBB dan pertemuan darurat Sidang Majelis Umum (SMU), Indonesia kerap menuntut adanya aksi nyata dari PBB untuk memperbaiki situasi Gaza.

Pentingnya Kemerdekaan Palestina dalam Tulisan Kakek Dian Sastrowardoyo



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
AH
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini