Pendidikan Seks di Indonesia Masih Dianggap Tabu, Apa Dampaknya?

Pendidikan Seks di Indonesia Masih Dianggap Tabu, Apa Dampaknya?
info gambar utama

Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan seks di Indonesia dirasa cukup tabu untuk diperbincangkan karena seolah-olah terkesan jorok, erat dengan pornografi, terpaku pada hubungan seksual, dan selalu dikaitkan dengan konten dewasa 18 tahun ke atas.

Hal inilah yang memunculkan banyak pandangan, reaksi, dan stereotip dari masyarakat jika pendidikan seks itu sendiri diajarkan pada anak anak dan remaja dikatakan belum cukup umur dan terlalu vulgar. Banyak juga orang tua yang enggan untuk membahas dan memberikan edukasi mengenai pendidikan seks pada anak padahal orangtua memiliki peran penting bagi anak anaknya.

Pendidikan seks merupakan edukasi yang memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi yang mana mempunyai tujuan untuk mencegah adanya perilaku seks bebas, dapat mengetahui sekaligus mencegah penyakit menular seksual, bisa peduli, peka, dan sadar terhadap kesehatan seksual masing masing individu.

Perjalanan Arky Gilang Menangani Problematika Sampah Makanan

Tidak dapat dipungkiri lagi, melihat di media massa saat ini banyak sekali kasus dari tahun ke tahunnya yang terus meningkat mulai dari kekerasan seksual, pelecehan seksual yang banyak dialami bukan hanya oleh orang dewasa tetapi anak anak pun menjadi korbannya. Lebih miris lagi ketika korban diancam bungkam, tidak menceritakan, dan melaporkan kasusnya itu sangat berdampak sekali terhadap fisik dan psikisnya.

Apa yang Harus Diketahui dalam Memberikan Edukasi Seks?

1. Sadar akan bahaya jika hamil di bawah umur

Remaja dapat dikatakan bahwa belum siap untuk mengandung karena, organ reproduksinya belum matang dengan sempurna. Pada realitanya di Indonesia banyak sekali kasus remaja yang masih mengenyam pendidikan mengengah pertama ataupun menengah atas sudah hamil diluar nikah akibat melakukan hubungan seksual.

2. Mengetahui usia yang cukup untuk hubungan seksual

Inilah minimnya pendidikan seksual di Indonesia yang masih dianggap tabu sehingga banyak remaja belum mengetahui usia yang cukup matang untuk melakukan hubungan seksual. Kebanyakan dari mereka mengetahui jika sudah melakukan pernikahan yang sah.

Orang Sumatera Yang Mencintai Makanan Daerah Khas Pulau Jawa

3. Sudah diberikan pemahaman tentang risiko penyakit menular seksual

Sangat penting sekali jika edukasi seks diajarkan sedini mungkin. Diperkenalkan mengenai penyakit penyakit menular seksual dan cara pencegahannya seperti apa. Khususnya remaja harus sadar sehingga tidak mudah terjerumus dalam seks bebas.

4. Tahu batas dengan lawan jenis

Seseorang yang berada pada lingkungan positif, lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang religius mengetahui aturan aturan yang harus dilakukan dan diimplementasikan dalam hidupnya seperti cara bersikap dengan lawan jenisnya, memiliki perilaku yang sopan mereka tahu menerapkan batasan batasan tersebut supaya terhindar dari perilaku seks bebas yang bisa membahayakan dirinya.

Dampak Jika Seseorang Tidak Mendapatkan Edukasi Seks

Kembali lagi pada keluarga dimana orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai orang tua coba untuk memulai terbuka memperkenalkan pada anak mengenai edukasi seks, memberitahu bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh, memberikan pemahaman tentang fungsi organ reproduksi. Mulai menyampaikan secara ringan, bertahap, dan bahasa yang digunakan pun harus mudah dimengerti.

Selain itu, jika seorang anak tidak mendapatkan pendidikan seks sangat dikhawatirkan munculnya peluang terjadinya penyimpangan dimasa yang akan datang. Di era sekarang ini banyak kasus seks bebas yang menyebabkan seseorang harus menikah di usia yang sangat muda dan juga harus dikeluarkan dari sekolah sehingga seorang anak mengalami stress, fisik, dan psikisnya juga terganggu. Apalagi kehadiran seorang anak dalam rahim akibat seks bebas sangat tidak diharapkan yang pada akhirnya melakukan aborsi begitu berisiko pada kematian ibunya.

Cita Rasa Nasi Punel, Makanan Khas Bangil Pasuruan yang Dinobatkan Menjadi Warisan Budaya

Sumber Referensi: hellosehat.com | idntimes.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

R
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini