Ikatan Iskandar Zulkarnain dengan Gunung Marapi dalam Asal Usul Orang Minangkabau

Ikatan Iskandar Zulkarnain dengan Gunung Marapi dalam Asal Usul Orang Minangkabau
info gambar utama

Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatra Barat kembali mengalami erupsi, Minggu (3/12). Dampak erupsi Gunung Marapi, wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Bukittinggi.

Tetapi Gunung Marapi merupakan tempat mendaki favorit bagi masyarakat kota Padang. Pasalnya para pendaki bisa melihat Gunung Singgalang di sebelah barat, Talamau di luar Bukittinggi di utara, serta Danau Singkarak dan Kerinci di selatan.

Menjaga Gunung Guntur: Gunung Berapi Aktif yang Terlelap Ratusan Tahun

Selain keindahan yang tersaji, Gunung Marapi sangat erat kaitannya dengan asal usul dari orang Minangkabau. Konon, nenek moyang orang Minangkabau memang berasal dari lereng Gunung Marapi.

Hal ini ditandai dengan terdapatnya Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan informasi, Nagari Pariangan merupakan cikal bakal lahirnya sistem pemerintahan masyarakat berbasis Nagari di Sumbar.

“Sebuah animo unik yang berkembang di masyarakat, bahwa jika seseorang yang belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Marapi, maka orang itu belum lengkap disebut sebagai orang Minangkabau,” tulis Rendra Saputra dalam Konon, nenek moyang Minangkabau berasal dari Gunung Marapi.

Sosok Zulkarnain

Dimuat dari Repository Universitas Andalas dengan judul Asal Usul Nenek Moyang Minangkabau, Rabu (06/12) diceritakan bahwa asal usul orang Minangkabau dari keturunan Raja Iskandar Zulkarnain.

Diceritakan bahwa raja ini mempunyai 3 orang putra yaitu Maharaja Alif yang menjadi Raja di Benua Ruhun (Romawi), Maharaja Dipang yang menjadi Raja di Benua China dan yang kecil Maharaja Diraja yang menjadi Raja di Pulau Emas (Persia).

Di tengah-tengah pelayarannya, mereka melihat cahaya seperti kilauan emas. Rombongan itu lalu mendekati dan akhirnya menemukan sebuah pulau yang akhirnya menjadi Gunung Marapi tersebut.

Letusan Gunung Berapi Terbesar Sepanjang Sejarah

Kemudian Sultan Maharaja Diraja berlabung di kaki Gunung Marapi dan menetap di sana. Air pun semakin surut dan semakin terlihatlah daratan. Setelah itu, sebuah kerajaan lahir hingga terbentuk sistem pemerintahan.

“Di beberapa titik di sekitar Gunung Marapi juga ditemukan sejumlah batu besar (menhir) yang menunjukkan keberadaan budaya pada saat itu,” jelasnya.

Meletus 50 kali

Gunung Marapi tercatat telah meletus berulang kali. Pertama kali, Gunung Marapi beraktivitas hingga mengeluarkan larva pada 1822. Tetapi sebelumnya juga sempat meletus pada tahun 1807.

Gunung Marapi telah aktif beraktivitas mengeluarkan kepulan asap vulkanik. Meletusnya Gunung Marap biasanya disertai pasir, abu, hingga gemuruh. Hingga kini, Gunung Marapi telah meletus lebih dari 50 kali.

Alasan di Balik Sering Terjadinya Gempa di Indonesia

Tercatat berulang terjadi letusan Gunung Marapi termasuk pada tahun 1833, 1834, 1845, 1854, 1855, dan seterusnya. Pada tahun 1978, tercatat letusan eksploitatif di kawah Verbeek dengan hujan abu sampai ke Tanah Datar.

Letusan berlanjut pada tahun 2005, 2006, dan terbaru pada 2023. Dengan sejarah yang kaya akan aktivitas vulkanik, Gunung Marapi tetap menjadi ancaman dengan potensi bahaya yang melibatkan suara gemuruh, hujan abu, dan lontaran material berbahaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini