Jakarta Siap Menanti Banjir?

Jakarta Siap Menanti Banjir?
info gambar utama

Menuju awal tahun yang baru, langit Jakarta kembali menjadi abu-abu. Namun, kali ini bukan tentang polusi, melainkan memasuki musim penghujan yang telah tiba di Ibu kota. Siapa yang tidak kenal dengan “ritual”nya Jakarta pada November hingga April nanti? Langganan banjir yang tak kunjung usai semakin memprihatinkan. Setiap tahun kita selalu dihadapkan pada tantangan banjir yang kerap kali mengakibatkan dampak serius bagi warga Jakarta.

Topografi Jakarta yang rentan terhadap banjir ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Peningkatan curah hujan selama musim penghujan pun menyebabkan sungai-sungai besar di sekitar Jakarta meluap sehingga memicu terjadinya banjir di beberapa titik wilayahnya. Selain curah hujan yang tinggi, tentunya sistem drainase yang belum maksimal, pembangunan yang tidak terkendali, serta peningkatan urbanisasi dan perubahan tata guna lahan turut berkontribusi pada masalah ini.

Bayangkan, baru saja memasuki musim penghujan di awal November ini Jakarta sudah menggenangkan air di sekitar 69 wilayah Rukun Tetangga (RT) di Ibu Kota. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta melaporkan Jumlah RT yang terdampak banjir mencapai sekitar 0,22% dari total 30 ribu RT di Jakarta. Hal ini dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi pada skala sedang hingga lebat di wilayah tersebut.

Berbagai upaya telah dikerahkan oleh Pemprov DKI Jakarta terkait penanganan banjir. Mulai dari memperbaiki saluran air, mengintensifkan instalasi sumur resapan, mengimplementasikan Blue and Green yaitu taman yang menjadi kawasan tampungan air sementara saat intensitas hujan tinggi, penyediaan alat pengukur curah hujan, hingga perbaikan pompa stasioner di dekat sungai, waduk, maupun pintu air.

Namun, lagi-lagi hal ini bukan sebuah jaminan, karena mau sebanyak apapun upaya Pemprov DKI Jakarta, kenyataannya tidak bisa memuat Jakarta menjadi kota bebas banjir, jika kita tidak bersama membangun semangat gotong-royong untuk setidaknya meminimalisir hal tersebut.

Seiring dengan perubahan cuaca yang semakin tak terduga, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan program ambisius yang mengajak seluruh masyarakat untuk berkontribusi secara aktif dalam menjaga ibu kota dari ancaman banjir. Bakti Kita Untuk Jakarta merupakan sebuah kegiatan kerja bakti massal bersinergi bersama seluruh lapisan masyarakat Jakarta (Pusat, Kecamatan, Kelurahan, RW, hingga RT) dalam membersihkan saluran air mulai dari selokan, hingga kanal/sungai.

Tiga Narasi Makhluk Halus yang Dipercaya Oleh Masyarakat Minangkabau Sampai Sekarang

Tidak hanya itu, berdasarkan Insekda No.100 Tahun 2023 tanggal 1 Desember 2023 Pemprov DKI Jakarta juga secara resmi menggelar kegiatan dalam bentuk “Lomba Jakarta Gotong Royong: Lingkungan Asri Kota Lestari” yang digelar mulai November hingga Januari mendatang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi warga dalam pengelolaan lingkungan sekitar.

Dalam rangka mewujudkan interaksi positif dan kolaborasi antara Perangkat Daerah serta partisipasi aktif masyarakat, kegiatan tersebut dilakukan rutin setiap pekan dengan dua skema perlombaan yaitu Kerja Bakti dan BPS RW. Kriteria penilaian Lomba Jakarta Gotong Royong dilihat dari bagaimana pro-aktifnya partisipasi warga, kebersihan lingkungan dan keasrian lingkungan.

Hal ini merupakan bagian dari persiapan Jakarta mengurangi potensi banjir jelang musim penghujan. Selain menjadi momentum kerja bakti massal di seluruh Jakarta, program ini merupakan inisiasi positif untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong yang menjadi budaya Indonesia, yang memupuk rasa kecintaan dan kepemilikan kepada setiap warga di dalamnya.

Program ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah panggilan nyata untuk berpartisipasi dalam membangun keberlanjutan dan keamanan kota ini. Bakti Kita Untuk Jakarta maupun Lomba Jakarta Gotong Royong mengajak warga Jakarta untuk turut serta dalam kegiatan gotong royong, mulai dari membersihkan saluran air, penanaman pohon, hingga edukasi terkait pengelolaan sampah.

Teori Pilihan Rasional: Pendekatan Analisis Keputusan yang Rasional

Uniknya, program ini melibatkan semua lapisan, mulai dari pejabat pemerintah hingga masyarakatnya dengan jumlah 44 kecamatan dan 267 kelurahan di Jakarta. Suara bersama dari berbagai elemen ini menggema sebagai komitmen kolektif untuk menjaga Jakarta tetap aman dan nyaman.

Bakti Kita Untuk Jakarta dan Lomba Jakarta Gotong Royong tidak hanya sekadar panggilan untuk bersatu, tetapi juga bagian dari serangkaian langkah nyata yang diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur saluran air menjadi fokus utama, dengan pemantauan dan perawatan rutin untuk memastikan kelancaran aliran air yang seringkali tersumbat oleh lumpur dan sampah.

Dengan dukungan alat berat yang telah disiapkan, Pemprov DKI Jakarta menargetkan sekitar 670.000 m3 lumpur diangkut dari seluruh sungai di Jakarta. Selain itu, program tersebut juga mencakup edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Dengan penanaman pohon dan pengelolaan sampah yang baik, diharapkan dapat mengurangi risiko banjir khususnya pada musim penghujan kali ini.

Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa dukungan penuh dari seluruh masyarakat. Melalui Bakti Kita Untuk Jakarta dan Lomba Jakarta Gotong Royong, kita diajak untuk memelihara semangat gotong royong, membangun solidaritas, dan bertindak bersama sebagai garda terdepan dalam melawan banjir.

Ajakan ini bukan sekadar kata-kata, melainkan panggilan hati untuk bersama menjaga keberlanjutan Kota Jakarta. Mari kita bersihkan saluran air di sekitar rumah kita, tanam pohon di halaman belakang, dan edukasi tetangga terdekat tentang cara menjaga lingkungan. Dengan langkah kecil ini, kita dapat memberikan kontribusi besar agar Jakarta tetap aman dan lestari.

Bakti Kita Untuk Jakarta dan Lomba Jakarta Gotong Royong bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari sebuah kontinuitas perjalanan panjang menuju kota yang lebih tahan akan banjir. Mari bergandengan tangan, berani bertindak, dan bersama-sama kita #JagaJakarta agar tetap kokoh di tengah badai musim penghujan.

Film Blind Willow, Sleeping Woman sebagai Alternatif Adaptasi Surealisme Haruki Murakami

Sumber:

  • https://m.beritajakarta.id/read/131842/forum-lmk-jakarta-bakti-kita-untuk-jakarta-cermin-rasa-kebersamaan
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/11/30/akhir-november-2023-ada-69-titik-banjir-di-jakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini