Mengenal Sistem Operasi Server Indonesia Buatan Anak Bangsa

Mengenal Sistem Operasi Server Indonesia Buatan Anak Bangsa
info gambar utama

Sistem operasi server adalah perangkat lunak yang mengelola sumber daya perangkat keras server dan menyediakan layanan komputasi bagi aplikasi dan pengguna server. Tanpa sistem operasi, server hanyalah seonggok besi yang tidak berguna.

Sistem operasi bertugas mengatur memori, proses processing, penyimpanan data, jaringan komputer, keamanan, dan berbagai fitur pendukung operasional server lainnya. Singkatnya, sistem operasi adalah jantung dari sebuah server.

Bagi Indonesia, kemandirian dalam mengembangkan sistem operasi server sangat penting. Selama ini mayoritas perusahaan dan institusi di Indonesia masih mengandalkan sistem operasi server komersial buatan luar negeri seperti Windows Server, Red Hat Enterprise Linux, dan lain-lain.

Pengembangan sistem operasi server oleh anak bangsa akan mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor perangkat lunak dari luar negeri. Sistem operasi server lokal juga dipercaya lebih sesuai dengan kebutuhan data center dan server yang ada di Indonesia.

Pemerintah Kucurkan Dana 6,24 Miliar kepada Empat Startup, Ini Daftar Perusahaann

Beberapa tujuan utama pengembangan sistem operasi server oleh komunitas teknologi informasi Indonesia antara lain:

  1. Mendukung kedaulatan dan keamanan data,
  2. Membangun ekosistem teknologi informasi nasional,
  3. Menciptakan lapangan kerja baru,
  4. Mendorong inovasi di bidang open source,
  5. Menekan biaya pengadaan infrastruktur TI.

Nantinya diharapkan sistem operasi server buatan Indonesia bisa menjadi alternatif yang dipertimbangkan oleh banyak perusahaan dan pemerintah dalam menjalankan aplikasi berbasis cloud. Tentu saja semua ini membutuhkan kerja keras dan dedikasi para developer lokal dalam menghasilkan sistem operasi yang reliable, secure, dan user friendly.

Sejarah Perkembangan Sistem Operasi Lokal

Sejarah perkembangan sistem operasi server di Indonesia diawali pada era 2000-an. Saat itu mulai bermunculan komunitas pengembang software open source yang tertarik untuk membuat sistem operasi Linux sendiri.

Salah satu pelopor adalah BlankOn Linux yang dirilis pertama kali pada tahun 2004. BlankOn Linux dikembangkan oleh YPLI (Yayasan Penggerak Linux Indonesia) dengan tujuan menciptakan distribusi Linux khas Indonesia.

Pengembangan BlankOn mendapat respons positif dari komunitas teknologi informasi tanah air. Makin banyak programmer dan kontributor yang terlibat meningkatkan kemampuan BlankOn Linux dari waktu ke waktu.

Ekspor Industri Kreatif Tembus 17,4 Miliar Dolar AS di Kuartal Ketiga 2023

Tantangan terbesar bagi pengembang sistem operasi lokal adalah keterbatasan skill programming dan pendanaan. Jumlah developer handal di bidang kernel dan security masih sangat terbatas. Dana untuk penelitian dan deployment juga minim.

Setelah bertahun-tahun mengasah kemampuan, akhirnya pada 2009 BlankOn Linux resmi dirilis untuk edisi server. Ini menjadi milestone penting bagi pengembangan sistem operasi karya anak bangsa karena pasar server jauh lebih menjanjikan ketimbang desktop.

Inovasi terus dilakukan pada BlankOn Linux Server untuk menyempurnakan fitur keamanan data, manajemen pengguna, virtualisasi, Otentikasi LDAP, hosting aplikasi, hingga troubleshooting. Kapabilitasnya kini setara dengan sistem operasi open source kelas enterprise seperti Red Hat Enterprise Linux atau SUSE Linux Enterprise.

Reputasi BlankOn Linux Server sebagai sistem operasi open source karya anak bangsa yang powerful dan reliable terus meningkat. Muncul peminat dan komunitas pengguna yang semakin besar. Hal ini mendorong semangat para developer untuk terus mengembangkan ekosistem BlankOn.

Pemerintah pun kini mulai melirik BlankOn sebagai salah satu alternatif sistem operasi yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap vendor asing. Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri tengah mengkaji potensi migrasi server milik pemerintah ke sistem operasi buatan dalam negeri.

Dengan berbagai capaian ini, perjalanan panjang pengembangan sistem operasi server oleh insan TI Indonesia terus melaju. Prospek kemajuan di masa mendatang sangat terbuka lebar untuk menciptakan produk unggulan digital yang membanggakan bangsa.

Fitur dan Kelebihan

BlankOn Linux Server memiliki beragam fitur canggih yang mampu menunjang pengoperasian server dengan performa terbaik. Sistem operasi ini didukung hardware 32-bit maupun 64-bit sehingga fleksibel diimplementasikan.

Dari sisi bahasa pemrograman, BlankOn mendukung Java, PHP, Python, Ruby, Perl hingga compiler GNU C/C++. Web server populer seperti Apache HTTP dan Nginx bisa berjalan mulus tanpa masalah.

Manajemen resource juga efektif dengan kemampuan melakukan load balancing beban kerja, clustering server untuk high availability, hingga virtualisasi menggunakan KVM atau Xen.

Gedung Isola Bandung Direnovasi, Ancam Peninggalan Sejarahnya?

Pengelolaan keamanan jaringan dan data pada BlankOn Linux Server sangat mumpuni. BlankOn dilengkapi firewall dan VPN untuk proteksi serangan siber. Enkripsi data juga tersedia menggunakan protokol OpenSSL.

BlankOn Linux Server cocok dipakai oleh perusahaan untuk hosting aplikasi ERP/CRM, server web, server database, hingga server cloud. Performanya stabil dan handal untuk beban kerja enterprise.

Beberapa institusi besar di Indonesia kini telah menggunakan BlankOn Linux Server seperti Badan Siber dan Sandi Negara, TVRI, BP Batam, Perpustakaan Nasional,dan lain-lain. Mereka merasa puas dengan unjuk kerja dan efisiensi biaya BlankOn.

Menurut Rakhmadian Wijayanto selaku Ketua Pengurus BlankOn Linux, sistem operasi buatan anak bangsa ini terus disempurnakan fitur keamanan dan stabilisasinya agar makin dipercaya menangani aplikasi vital. Dukungan penuh pemerintah menjadi kunci agar BlankOn Linux Server makin masif diadopsi.

Di masa depan, pengembang BlankOn berkomitmen terus berinovasi sejalan dengan kemajuan teknologi terkini. Kolaborasi global juga akan digenjot untuk mengasah kemampuan developer lokal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini