Mengunjungi Museum yang Jadi Saksi Mata Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Kalsel

Mengunjungi Museum yang Jadi Saksi Mata Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Kalsel
info gambar utama

Museum Wasaka terletak di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tepatnya di Gang H Andir, Jalan Adam Komplek Haji Andir, Kampung Kenanga Ulu Rt 14, Kelurahan Sungai Jingah.

Dimuat dari Kompas, Museum Wasangka merupakan museum perjuangan rakyat Kalsel. Ada beberapa koleksi yang disimpan dalam Museum Wasaka, mulai dari foto-foto hingga senjata yang digunakan para pejuang kemerdekaan.

Ada 817 Koleksi yang Terdampak Kebakaran, Apa yang Dilakukan Museum Nasional?

Nama Wasaka merupakan singkatan dari Waja Sampai Ka Puting yang merupakan moto perjuangan masyarakat Kalsel. Moto tersebut dalam bahasa Indonesia memiliki arti terbuat dari baja mulai pangkal sampai ke ujungnya.

“Maksudnya adalah perjuangan yang tidak pernah berhenti hingga tetes darah penghabisan,” kata Dini Daniswari dalam Museum Wasaka: Daya Tarik, Harga Tiket dan Jam Buka.

Beragam koleksi

Dinukil dari Tribunnews, tempat ini menyimpan banyak benda bersejarah, saksi bisu perjuangan rakyat Kalsel. Di sini ada koleksi senjata-senjata modern hingga tradisional dari masyarakat Banjar. seperti senapan angin yang badannya dari kayu.

Kemudian ada juga pakaian rajah yang bertuliskan mantra-mantra tertentu agar kebal dari serangan musuh. Pakaian raja ini terlihat seperti baju kaos dalam, baju luar, ikat kepala dan juga babat.

Potret Rumah Ki Hajar Dewantara yang Diabadikan Jadi Museum

Konon pemakainya yaitu para pahlawan kemerdekaan Kalsel meminta pakaiannya untuk dirajah. Biasanya mereka yang meraja ini adalah orang-orang yang ahli di bidangnya seperti para ulama.

Selain itu ada juga senjata-senjata tajam tradisional seperti mandau dan tombak. Total ada 400 benda-benda bersejarah yang digunakan selama perang kemerdekaan yang disimpan di museum tersebut.

Menempati rumah adat

Museum Wasaka menempati bangunan rumah adat Banjar Bubungan Tinggi (Rumah Banjar Baanjung) yang telah dialihfungsikan dari hunian menjadi museum. Penggunaan rumah adat tersebut tidak lain sebagai upaya konservasi bangunan.

Di bagian depan museum ini dipamerkan foto-foto mereka yang pernah menjadi gubernur Kalsel hingga gubernur yang sekarang masih menjabat. Di bagian tengah, dipamerkan teks proklamasi pernyataan warga Kalsel bergabung kepada NKRI.

Masuk ke bagian dalamnya lagi, ada baju-baju rajah dari berbagai senjata yang dipakai oleh rakyat Kalsel melawan Belanda dulu. Di sini juga ada berbagai peralatan memasak dan makan yang dipakai para pejuang dulu saat bergeriliya.

Museum 1.000 Moko: Kisah Tersimpan Tentang Leluhur Masyarakat Alor

Masuk lagi ke bagian belakang, ada replika pembuatan senjata tajam dan pistol milik para pejuang. Replikanya dilengkapi patung si pembuat senjata. Pemandu Museum, Fitriansyah menyebut replika itu dibuat di Yogyakarta.

“Museum ini diresmikan pada 10 November 1991 oleh Gubernur Kalsel saat itu, HM Said. Museum ini, uniknya berupa rumah tradisional Banjar berbentuk rumah panggung, yaitu Bubungan Tinggi,” tandasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini