Bagaimana Jurnalistik Beradaptasi Selama Pandemi COVID-19?

Bagaimana Jurnalistik Beradaptasi Selama Pandemi COVID-19?
info gambar utama

Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita secepat mungkin dan seluas mungkin kepada khalayak (Djen Amar, Hukum Komunikasi Jurnalistik, 1986). Dalam kamus bahasa Inggris, jurnalistik adalah “The collection and editing of news for presentation through the media; writing designed for publication in a newspaper or magazine” (Merrian Webster).

Masih secara bahasa, Google mengartikan jurnalistik adalah aktivitas atau profesi penulisan untuk suratkabar, majalah, atau situs web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan.

Pandemi COVID-19 yang Panjang telah mengubah cara kerja jurnalis. Dari tahun 2020 hingga 2021, pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan nasional yang berkelanjutan yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran COVID-19 dimasyarakat.

Berhadapan dengan virus COVID-19 yang mematikan, mudah menular, dan belum dikenali dengan baik, jurnalis harus berhadapan dengan resiko keselamatan. Masyarakat Indonesia termasuk jurnalis dilarang untuk berpegian keluar rumah, dianjurkan bekerja dari rumah.

Penelitian terkait bagaimana jurnalistik beradaptasi menunjukkan bahwa banyak perubahan yang terjadi termasuk dalam hal penyediaan informasi yang berkualitas terkait dengan COVID-19. Pandemi Coronavirus Disease telah mengubah secara drastis polapola interaksi antar manusia termasuk dalam kerja-kerja komunikasi publik dan jurnalis.

Penerapan physical distancing oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diikuti seluruh negara, termasuk Indonesia. Akibatnya, aktivitas yang strategis di ruang publik seperti kegiatan jurnalis untuk menyingkap tabir mitigasi COVID-19 terdampak kerja jurnalis.

Pentingnya menjaga jarak dan ketatnya protokol kesehatan, mendisrupsi kerja jurnalis menuju era normal baru yang merubah pola kerja lama: reportase di lapangan yang semula berinteraksi dengan banyaknya orang secara langsung menjadikan komunikasi mengadalkan teknologi.

Cara jurnalis mengatasi ‘kenormalan baru’, dan juga perubahan pola kerja dan adaptasi kerja para jurnalis. Dapat disimpulkan pandemi COVID-19 telah mendisrupsi sektor usaha media jurnalistik diseluruh dunia. Bagaimana jurnalis beradaptasi selama COVID-19?

Kemampuan jurnalis beradaptasi selama pandemi COVID-19 menggunakan wawancara video yang dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom atau Google Meet karena adanya keterbatasan jika bertemu secara langsung. Selain itu juga semakin sulit bagi para jurnalis untuk mengakses narasumber, karena kebebasan bergerak dan kemampuan bertemu.

Pasca COVID-19 banyaknya jurnalis fokus pada jurnalisme digital serta menggunakan peran smartphone dalam menghadapi tantangan editorial baru. Adapun kesulitan. Kebiasaan baru sosial distancing atau menjaga jarak membuat pertemuan jurnalis dengan narasumber harus menggunakan fasilitas video conference. Pasalnya, jika tetap mengikuti pola kerja normal dalam arti bertemu tatap muka, resikonya adalah keselamatan jurnalis (Ruwyastuti, 2020).

Adapun kesulitan yang dialami jurnalistik selama pandemi COVID-19 pasalnya tidak semua narasumber langsung merespon panggilan telepon atau percakapan instan yaitu chat yang diajukan jurnalis dan membutuhkan informasi berupa gambar. Hal itu tidak memungkinkan dengan liputan jarak jauh. Cara ini membuat kesulitan dalam verifikasi informasi. Sebagian besar dilakukan dengan telepon, tetapi ada beberapa hal yang tidak bisa menggunakan telepon, missal jurnalis televisi dan fotografer.

Sistem Kerja Jurnalistik Sebelum dan Selama Pandemi

Kegiatan Jurnalistik

Masa Normal

Masa Pandemi

Mencari dan memperoleh informasi public/data peristiwa

Observasi lapangan

Wawancara langsung

Dokumen publik (offline/online)

Konferensi pers media sosial seminar

Observasi daring (memakai drone, foto satelit)

Wawancara daring

Dokumen publik (online)

Konferensi pers daring website resmi pemerintah/institusi

Media sosial dan seminar daring

Memiliki dan menyimpan informasi public

Catatan wawancara langsung, rekaman wawancara langsung

Catatan wawancara daring, rekaman wawancara daring

Mengolah dan menyampaikan informasi menjadi berita

Pengolahan data dikantor

Pengolahan data di berbagai lokasi, terutama dirumah

Sumber: Diolah dari temuan riset ini dan dari indah (2020)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwasannya jurnaslistik sangat amat mengubah cara bagaimana pengumpulan data, wawancara, serta sistem kerja jurnalis sebelum dan selama pandemi. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan pada profesi jurnalis dan industri berita secara keseluruhan.

Ada beberapa contoh dampak yang diterima oleh sang jurnalis antara lain adalah adaptasi terhadap kondisi baru. Jurnalis harus bisa beradaptasi dengan sistem daring pada COVID-19, di mana ini memaksa jurnalis untuk mencari cara-cara baru agar bisa melaporkan beritanya.

Pemantauan Informasi Palsu (Hoaks) dan Disinformasi, di masa Pandemi juga menciptakan tantangan baru terkait penyebaran informasi palsu (hoaks) yang memerlukan peran jurnalis dalam mencari tau apakah info yang di berikan fakta atau hanya semata mata saja.

Referensi

  • Masduki, Masduki, and Narayana M. Prastya. (2022) "Perubahan Pola Kerja Jurnalistik Pasca COVID-19 dan Penurunan Kualitas Berita di Indonesia." Jurnal Ilmu Komunikasi UPNYK, vol. 19, no. 3, 2021, pp. 266-280, doi:10.31315/jik.v19i3.5058.
  • Indah, S. (2020). Menelisik kerja dan etika wartawan di masa COVID-19. In Nurudin, D. H. Santoso, & F. Junaedi (Eds.), Media, Komunikasi dan Informasi di Masa Pandemi COVID-19. Mbridge Press.
  • Ruwyastuti, S. (2020). Reportase Saat Pandemi Covid-19. Majalah Etika Dewan Pers. https://dewanpers.or.id/assets/ebook/opini/2006232357_Etika_Mei_2020.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AD
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini