Menikmati Lezatnya Kopi Rasa Madu Hasil Budidaya Petani Simalungun

Menikmati Lezatnya Kopi Rasa Madu Hasil Budidaya Petani Simalungun
info gambar utama

Para petani kopi di Nagori Sait Buttu, Saribu, Simalungun, Sumatra Utara sejak Oktober 2017 mendapatkan berkah luar biasa. Hal ini setelah keberhasilan budidaya kopi yang diintegrasikan dengan ternak lebah.

Slamet Suryadi, seorang petani kopi rutin memeriksa kotak-kotak lebah di antara tanaman kopi. Sejak tahun 2017, kopi dengan ternak lebih hidup bersama dalam satu kebun. Hasilnya menakjubkan, hama pergi dan petani pun mendapatkan bonus madu.

“Saya sudah tiga kali panen madu,” katanya yang dimuat Kompas.

Mencicipi Kenikmatan Kopi Apek, Kedai Legendaris dari Kota Medan

Dahulu persoalan utama yang dihadapi petani adalah produktivitas yang menurun karena serangan hama penggerek buah. Itu terjadi akibat tingginya penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi.

Padahal perkebunan kopi di Pematang Sidamanik pernah menggairahkan sebelum tahun 2007. Tanpa pestisida ataupun pupuk kimia, produktivitas kopi tinggi, yakni 1,5 - 2 kilogram biji beras kopi (greenbean) per batang per tahun.

“Itu jauh lebih besar dari produktivitas saat ini yang hanya 0,6 kilogram. Buahnya lebat,” paparnya.

Memanfaatkan lebah

Di sisi lain, perkebunan kopi itu pernah menjadi rumah bagi lebah. Tetapi koloni lebah mulai meninggalkan perkebunan kopi karena maraknya pestisida dan pupuk kimia. Hal inilah yang berdampak buruk kepada kondisi perkebunan.

Para petani menyadari manfaat lebah tak hanya untuk penyerbukan. Ternyata, lebah predator alami terbaik yang mengusir hama. Saat lebah, diternakkan, hasilnya juga mulai tampak sekarang.

“Hama penggerek buah kini mulai berkurang,” jelasnya.

Pengusaha Jepang Siap Pasarkan Biji Kopi Indonesia

Saat ini produktivitas kebun kopinya naik sekitar 20 persen dari 0,6 kilogram per batang per tahun menjadi sekitar 0,75 kilogram per batang per tahun. Dampak lain, petani mendapatkan bonus pendapatan dari hasil madu.

Satu hektare kebun kopi bisa memuat hingga 250 kotak lebah. Dengan jumlah sebanyak itu, tentunya petani harus menanam lebih banyak tanaman bunga. Setiap kotak lebih berisi satu koloni lebah yang dapat menghasilkan 250 milimeter madu.

“Hasilnya sudah lumayan. Saya sudah tiga kali panen yang hasilnya total sekitar 100 botol atau sekitar Rp7 juta,” ujarnya.

Rasa khas

Ternyata madu hasil integrasi lebah dan kopi punya rasa yang khas. Ada jejak khas rasa kopi, dengan sedikit paduan asam dan manis. Pada saat tanaman kopi sedang musim berbunga, rasanya lebih kuat lagi.

Hal ini karena jejaknya terbawa oleh lebah sewaktu menghisap nektar bunga kopi. Meski kopi mempengaruhi rasa madu, tetapi hal ini tidak terjadi sebaliknya. Sehingga rasa kopi tidak berpengaruh, tetapi lebah hanya membantu penyerbukan kopi.

Bukan Robusta, Bukan Arabika: Inilah Kopi Liberika Sendoyan dari Kabupaten Sambas

Karena melihat hasil tambahan ini, para petani kopi di Pematang Sidamanik mulai tertarik. Yahya Yoanda, kembali menanam kopi setelah tebang tiga tahun lalu. Baginya ini sangat menjanjikan.

“Kebun kopi kini menjanjikan, apalagi apabila diintegrasikan dengan ternak lebah,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini