Apa Itu Triase IGD: Pengertian, Jenis, dan Alurnya

Apa Itu Triase IGD: Pengertian, Jenis, dan Alurnya
info gambar utama

Triase adalah salah satu istilah yang cukup umum dalam dunia kesehatan dan kedokteran, khususnya yang berkaitan dengan rumah sakit.

Bagi Kawan GNFI yang pernah berobat di rumah sakit, dirawat, atau mungkin mengantarkan seseorang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Unit Gawat Darurat (UGD), bisa jadi sudah mengenal istilah yang satu ini.

Nah, bagi Kawan GNFI yang belum memahaminya, mari kita ketahui lebih lanjut soal pengertian triase IGD, jenis-jenis, serta bagaimana alurnya. Oleh karena itu, pastikan untuk membaca artikel ini hingga selesai supaya mengetahuinya, ya!

Tata Yunita, Pejuang Inklusivitas Kesehatan Reproduksi di NTT

Apa itu triase IGD?

Triase IGD adalah hal yang merujuk pada sistem penilaian yang diterapkan di unit gawat darurat untuk mengidentifikasi dan memberi prioritas kepada pasien berdasarkan tingkat kegawatan medis.

Ini melibatkan proses pemilahan pasien, memastikan pemberian perawatan yang cepat dan efektif sesuai dengan tingkat urgensi masing-masing. Rasionale pentingnya triase IGD sangat beragam.

Pertama, triase membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya medis dengan memberikan prioritas kepada pasien yang membutuhkan perawatan segera, menghindari penumpukan yang tidak perlu.

Selain itu, triase mengurangi waktu tunggu pasien dengan tingkat kegawatan tinggi, meningkatkan peluang keselamatan dan pemulihan.

Pentingnya triase juga terletak pada kemampuannya untuk mengidentifikasi dan menangani segera pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa, seperti serangan jantung atau cedera parah.

Dengan menetapkan prioritas berdasarkan tingkat keparahan, triase membantu menyelaraskan respon medis dengan kebutuhan pasien, efisien dalam penanganan bencana atau insiden massal, dan meningkatkan keselamatan pasien secara keseluruhan.

Dengan mendasarkan perawatan pada tingkat kegawatan, triase juga memungkinkan penyesuaian yang tepat, memaksimalkan hasil klinis, dan meminimalkan risiko.

Akan Ada Rumah Sakit Berkonsep Wisata Nih, di Sumedang

Jenis triase IGD

Terdapat beberapa jenis triase IGD yang umum digunakan di berbagai sistem kesehatan. Dua jenis triase utama yang sering diaplikasikan adalah:

1. Triase Warna

  • Merah (Priority 1):Pasien dengan kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera, seperti kegawatan jantung atau kehilangan darah berat.
  • Kuning (Priority 2): Pasien dengan kondisi serius, tetapi dapat ditangani setelah pasien berwarna merah, seperti fraktur atau infeksi paru-paru.
  • Hijau (Priority 3): Pasien dengan kondisi yang tidak darurat dan dapat ditangani setelah pasien berwarna merah dan kuning, seperti luka ringan atau demam.
  • Biru (Priority 4): Pasien dengan kondisi ringan yang tidak memerlukan penanganan segera, seperti contusio atau luka memar.

2. Triase Manchester

  • Triase 1: Kondisi yang memerlukan penanganan segera, seperti syok atau gangguan pernapasan akut.
  • Triase 2: Kondisi serius tetapi dapat ditangani setelah pasien dengan prioritas 1, seperti patah tulang atau luka bakar ringan.
  • Triase 3: Kondisi yang tidak darurat dan dapat ditangani setelah pasien dengan prioritas 1 dan 2, seperti infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.
  • Triase 4: Kondisi ringan yang tidak memerlukan penanganan segera, seperti luka gores atau nyeri ringan.

Pemilihan jenis triase yang tepat membantu dalam memberikan respons yang cepat dan efisien terhadap keadaan gawat darurat, sambil memastikan penggunaan sumber daya medis dengan bijak.

Alat Kesehatan RI Raup Transaksi Dagang Rp338 Miliar di Jerman

Alur triase IGD

Triage IGD (Instalasi Gawat Darurat) adalah suatu sistem penilaian yang digunakan untuk menentukan tingkat kegawatan pasien dan merencanakan urutan penanganan. Berikut adalah langkah-langkah dan penjelasan lebih mendetail mengenai triase IGD:

1. Pendaftaran dan Identifikasi Pasien

Pertama, pasien didaftarkan dan diidentifikasi dengan mencatat informasi dasar seperti nama, usia, dan keluhan utama. Identifikasi pasien ini penting untuk rekam medis dan koordinasi selanjutnya.

2. Evaluasi Awal

Tim triase melakukan evaluasi awal terhadap kondisi pasien dengan memperhatikan parameter vital seperti tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu, dan tingkat kesadaran.

Tahap ini membantu dalam menentukan tingkat kegawatan pasien.

3. Pemisahan Pasien

Pasien kemudian dibagi menjadi kelompok berdasarkan tingkat kegawatan. Hal ini menjadi penentuan apakah pasien memerlukan penanganan segera atau dapat menunggu.

Berkunjung ke RSST, Rumah Sakit yang Diusung Jadi Cagar Budaya di Klaten

4. Pemberian Prioritas

Pasien diberi prioritas berdasarkan tingkat kegawatan mereka. Kategori prioritas umumnya dibagi menjadi warna atau angka sesuai dengan skala triase yang digunakan.

Untuk pasien dengan tingkat kegawatan tinggi diberikan prioritas lebih tinggi untuk menerima perawatan lebih cepat.

5. Pelayanan Medis

Lalu, pasien menerima pelayanan medis sesuai dengan tingkat kegawatan mereka. Pasien berwarna merah atau memiliki prioritas tinggi mungkin memerlukan intervensi medis segera, sementara pasien dengan prioritas rendah dapat menunggu dengan lebih lama.

6. Monitoring Terus-menerus

Setelah pelayanan medis awal, pasien terus dimonitor secara terus-menerus untuk memastikan respons terhadap perawatan dan untuk mendeteksi perubahan kondisi yang mungkin memerlukan intervensi lebih lanjut.

Alur ini dirancang untuk memastikan bahwa sumber daya medis yang terbatas di unit gawat darurat dialokasikan dengan efektif, dengan memberikan perhatian prioritas kepada pasien yang membutuhkan penanganan segera.

Sistem triase IGD ini menjadi kunci dalam menyelenggarakan pelayanan gawat darurat dengan efisien dan efektif.

Rumah Sakit Terapung: Mengenal Inovasi Kesehatan Maritim di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini