Indonesia Dapat 100 Juta USD dari Norwegia untuk Penurunan Deforestasi

Indonesia Dapat 100 Juta USD dari Norwegia untuk Penurunan Deforestasi
info gambar utama

Sebagai tindak lanjut kerja sama RI - Norwegia yang ditandatangani Menteri LHK RI dan Menteri Iklim Norwegia, kontribusi Norwegia telah diberikan dalam bentuk kontribusi berbasis kinerja sebesar 56 juta USD pada Bulan Oktober 2022.

Pada hari ini, dilanjutkan dengan kontribusi tambahan sebesar 100 juta USD untuk kinerja penurunan deforestasi tahun 2017/18 dan tahun 2018/2019. Penandatangan komitmen lanjutan kontribusi ini dilakukan oleh Direktur Utama BPDLH Joko Tri Haryanto bersama Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin, disaksikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta pada Rabu (13/12).

Menteri Siti menyampaikan bahwa addendum untuk Clean Agreement (CA) ini adalah pencapaian signifikan, terutama berdasarkan verifikasi penurunan emisi dari tahun 2017 – 2018 menuju 2018 – 2019. Rencana Operasional Net Sink FOLU Indonesia 2030 juga menjadi panduan Norwegia dalam mendukung Indonesia, mengingat 60% emisi berasal dari sektor FOLU.

Hal ini mencerminkan bahwa hasil-hasil yang nyata, konkret, dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat telah menjadi kenyataan dan catatan kemajuan bagi Indonesia. Menteri Siti menekankan pentingnya menjaga pencapaian ini dengan baik.

“Indonesia memang menekankan aksi-aksi iklim yang konkrit, dengan contoh-contoh yang nyata, jadi sekaligus menunjukkan bahwa kerja nyata ini bukan sekedar pledge,” ujarnya.

Duta Besar Rut Kruger Giverin menyatakan bahwa penandatanganan Clean Agreement (CA) ini adalah implementasi komitmen Norwegia yang diumumkan pada COP28 di Dubai. Kontribusi dari Norwegia akan didedikasikan untuk mendukung pelaksanaan rencana operasional FOLU Net Sink 2030.

“Rencana operasional ini sangat ambisius dan mengesankan, mencakup semua langkah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi laju deforestasi,” katanya.

Politik Ekologi Pertambangan Timah: Persaingan Kepentingan dan Dampak Lingkungan

Dubes Rut Kruger Giverin menekankan bahwa Indonesia dan Norwegia memiliki prioritas serupa dalam mengatasi krisis iklim dan lingkungan. Kerja sama bilateral keduanya diperkuat melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada tahun lalu, yang menetapkan kerjasama berbasis hasil.

Norwegia segera memberikan kontribusi pertama sebesar 56 juta dolar AS setelah MoU untuk mengurangi emisi melalui pengurangan laju deforestasi di Indonesia pada periode 2016-2017.

Pada 1 Desember lalu, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Dubai (COP28), Norwegia mengumumkan kontribusi tambahan sebesar 100 juta dolar Amerika Serikat kepada Indonesia sebagai hasil pengurangan laju deforestasi Indonesia pada periode 2017-2018 dan 2018/2019.

“Negara-negara lain di dunia sangat terkesan dengan prestasi di Indonesia. Saya mengucapkan selamat kepada Ibu Menteri Siti Nurbaya, KLHK, dan pemerintah Indonesia atas prestasi yang luar biasa di bawah kepimpinan Presiden Joko Widodo. Saya berharap prestasi Indonesia dapat memberikan inspirasi bagi negara lain untuk mengambil langkah mengatasi krisis perubahan iklim dan alam. Dan saya berharap kemitraan antara Indonesia dan Norwegia dapat memberikan inspirasi bagi dunia,” ungkapnya.

Sementara itu, Dirut BPDLH Joko Tri Haryanto menjelaskan bahwa kontribusi dana dari Norwegia akan difokuskan pada 5 sektor.

Pertama, penguatan perlindungan hutan dan peningkatan partisipasi masyarakat. Kedua, investasi, pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan lahan, serta perhutanan sosial. Ketiga, konservasi keanekaragaman hayati. Keempat, pengurangan emisi dari kebakaran dan dekomposisi gambut. Kelima, penguatan penegakan hukum.

Pentingnya Konservasi Air untuk Masa Depan Lingkungan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini