Menikmati Gua Maria Kerep Ambarawa, Destinasi Wisata Rohani Bernuansa Sejuk nan Asri

Menikmati Gua Maria Kerep Ambarawa, Destinasi Wisata Rohani Bernuansa Sejuk nan Asri
info gambar utama

Sungguh kaya betul memang pesona tanah nusantara. Setiap daerah di Republik Indonesia pastilah memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Seperti destinasi wisata religi yang cukup populer di Jawa Tengah satu ini, Gua Maria Kerep Ambarawa.

GMKA atau Gua Maria Kerep Ambarawa adalah suatu objek wisata rohani yang berlokasi di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Secara historis, Gua Maria Kerep Ambarawa dibangun 9 tahun sesudah Bangsa Indonesia mengantongi kemerdekaannya, yaitu sejak Tahun 1954. Diawali oleh pemberian tanah seorang warga Belanda kepada Gereja Katolik yaitu Kongregasi Bruder Para Rasul.

Kongregasi ini didirikan oleh Mgr.Albertus Soegijapranata dimana GMKA memiliki beberapa spot penting, diantaranya ada Patung Maria Assumpta setinggi 42 Meter. Lalu ada lokasi untuk ritual jalan salib, pelataran doa dan pancuran air suci atau air kehidupan. Diyakini bahwa air hidup yang tersaji pada 7 buah tiang dan kran tersebut bisa diminum langsung selayaknya air minum murni khas pegunungan.

Ada pula lokasi Kompleks Taman Eden yang dibuat sedemikian rupa menyerupai arsitektur Taman Eden pada kitab kejadian perjanjian lama pada alkitab kristiani. Disediakan pula titik lokasi perparkiran oleh pengelola untuk menampung puluhan kendaraan roda dua maupun roda empat. Catat, free park ya Kawan alias gratis.

Ohiya, bagi setiap pengunjung yang datang untuk ziarah dan berdoa di Gua Maria Kerep Ambarawa ini adalah tidak berbiaya alias gratis. GMKA beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00 hingga pukul 23.00 WIB tanpa dibatasi. Artinya jika ada pengunjung datang di luar jam tersebut, tidak dihalangi untuk masuk dan bebas bisa melakukan doa dan kontemplasi tanpa dibatasi jam tertentu.

Hanya saja, titik lampu dan penerangan akan diredupkan atau dimatikan sejak pukul 24.00 hingga pukul 05.00 WIB.

Jadi bagi kawan dan kita yang katolik maupun kristiani ingin datang untuk bermeditasi, berdoa, berkontemplasi dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus Kristus, Silakan datang ke GMKA. Cukup mudah bagi kita yang ingin ke Gua Maria Kerep Ambarawa, karena perjalanan cukup memakan waktu 1 jam saja dari Kota Atlas Semarang.

Melintasi jalan utama Kota Semarang yang notabene jalan non-tol, maka kita dapat ambil jalan menuju arah dataran tinggi Gombel untuk selanjutnya menuju arah Ungaran, kemudian Bawen, Kabupaten Semarang. Lalu cukup ikuti papan penunjuk jalan menuju Ambarawa, cukup mudah dan cukup jelas. Gua Maria Kerep Ambarawa berjarak hanya 500 meter saja dari jalan raya Terminal Ambarawa.

Bagi kawan GNFI yang ingin menggunakan jalur tol juga bisa. Dari arah Tol Krapyak Semarang kita ambil arah menuju Salatiga atau Solo Jogjakarta, maka kawan dapat mengambil pilihan tujuan untuk exit tol di Bawen maupun Ambarawa. Relatif cepat hanya memakan waktu 30 menit saja dari ramp Tol Krapyak Semarang hingga keluar di Tol Bawen.

Setibanya di pintu masuk GMKA, parkiran kendaraan cukup luas. Di parkiran, Kawan langsung disuguhkan panorama Patung Maria Assumpta yang megah.

Di dekat situ, berjajar pusat oleh-oleh atau cinderamata yang cukup bervariasi bagi kawan yang ingin membawa berbagai ornamen dan aksesoris kristiani seperti Salib Yesus Kristus, Kalung, Gelang, Cincin, Replika Patung Maria, jerigen air kehidupan dan lain sebagainya.

Bagi Kawan maupun handai taulan yang ingin menikmati sajian makanan minuman pengusir lapar dan haus, kawan juga bisa menghampiri Pujasera dengan berbagai menu makan minuman yang tersedia seperti nasi goreng, mie, bakso, es jeruk, es teh manis, dan berbagai kudapan lain sebagainya.

Memasuki pintu masuk Gua Maria Kerep Ambarawa, atmosfirnya cukup kental terasa. Nuansa teduh, sejuk, tenang dan sakral memang betul tergambar serta terasa jelas di lokasi ini.

Kita disuguhkan panorama taman dan arsitektur yang tertata rapi dan didominasi hijau tumbuhan. Berbagai diorama dan patung replika Tuhan Jesus, Bunda Maria,12 Murid Yesus, domba, prajurit Romawi, dan lain sebagainya.

Terdapat juga konstruksi Gua Maria di tengah pelataran doa. Dengan kumpulan lilin kecil yang sengaja dibakar dan rangkaian buket bunga sebagai ungkapan doa dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Di situ para pengunjung berdoa, mengucap syukur dan berkontemplasi pada kehidupan personal pribadi masing-masing. Di sana juga ada cita-cita, harapan dan keinginan yang kita lantunkan langsung secara vertikal kepada Tuhan.

Ohiya Kawan, bagi para pengunjung untuk tetap memperhatikan beberapa hal. Seperti menjaga keheningan dan ketenangan, seperti mematikan suara telepon genggam atau merubahnya menjadi mode hening. Lalu agar pengunjung tidak merokok di area pelataran doa. Serta diharap untuk menjaga kebersihan dan kerapihan di lokasi.

Tidak pernah ditarif biaya retribusi atau biaya tiket bagi setiap pengunjung GMKA. Namun, bagi pengunjung yang terpanggil ingin memberikan sokongan dana, di pelataran depan kantor pengelola ditulis nomor rekening dan identitas pengelola. Semua demi dukungan operasional GMKA kedepan dan sifatnya adalah sukarela tanpa patokan.

Lalu di pelataran air kehidupan juga adalah spot lokasi yang tidak kalah menarik. Banyak pengunjung datang untuk mencuci wajah. Kemudian, membasuh tangan kaki mereka dengan air suci. Tidak jarang pula yang langsung meminum air suci dari kran tersebut. Bahkan ada pula yang memasukkan air suci ke dalam botol-botol untuk dibawa sebagai suvenir atau diminum.

Bagi kawan yang ingin menikmati sajian makanan minuman khas kafe dengan pemandangan dataran tinggi khas Ambarawa, jangan khawatir, karena disediakan pula tempat kafe wisata di GMKA. Namanya L'Area Fresca Gua Maria Kerep Ambarawa. Menikmati kafe dengan panorama alam ciptaan Tuhan yang sejuk dan asri tentu menjadi impresi yang sempurna untuk berkontemplasi kepada Tuhan.

Berkontemplasi dan melakukan refleksi ditemani view Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran dan Danau Rawapening tentulah membawa energi positif bagi para pengunjung. Energi untuk mengisi penuh dan memulihkan jiwa serta rohani kita untuk kembali siap terjun kembali ke rutinitas sehari-hari.

Ibarat baterai telepon genggam yang sudah low battery maka perlu di-charge isi ulang tenaganya menjadi penuh kembali. Begitulah juga dengan kita yang senantiasa perlu melakukan refleksi dan kontemplasi di lokasi wisata religi di sela-sela kelelahan rutinitas sehari-hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini