RI Bakal Tingkatkan Campuran 'Tebu' untuk BBM Jadi 10% di 2030

RI Bakal Tingkatkan Campuran 'Tebu' untuk BBM Jadi 10% di 2030
info gambar utama

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan campuran bahan bakar nabati (BBN) bioetanol ke dalam BBM jenis bensin menjadi 10 persen (E10) akan dimulai antara tahun 2029 atau 2030.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis (21/12), Direktur Bioenergi EBTKE Kementerian ESDM Edi Wibowo mengungkapkan bahwa program pencampuran bioetanol dari 5 persen (E5) menjadi 10 persen (E10) pada BBM sebetulnya masih menunggu revisi.

Seperti diketahui, pencampuran bioetanol telah dimandatkan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga (Biofuel) sebagai Bahan Bakal Lain.

Diversifikasi bahan baku

Edi mengatakan, pembuatan bioetanol di dalam negeri sejauh ini masih mengandalkan bahan baku seperti tebu atau gula. Padahal, bahan bakar nabati sejatinya bisa dikembangkan tidak hanya terbatas pada komoditas tebu.

Oleh karena itu, Kementerian ESDM akan mengeksplorasi potensi dari tanaman lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol pengganti tebu. Terlebih sebagai negara tropis, Indonesia memiliki peluang sangat besar untuk mengembangkan bioetanol.

“Kedepan kita juga perlu mendiversifikasi bahan baku seperti sorgum kemudian singkong, jagung, dan sebagainya. Seperti negara-negara yang maju, Amerika dan Brazil, menggunakan tebu dan jagung. Sebenarnya kita negara tropis sangat mungkin dikembangkan tanaman lain,” kata Edi.

Tekan Impor BBM, Bensin Campur Bioetanol 5% Akan Dijual di 2 Kota

Berkualitas dan ramah lingkungan

Akhir Juli 2023 lalu, PT Pertamina telah resmi menjual bensin dengan campuran bioetanol sebanyak 5 persen yang diberi nama Pertamax Green 95. Campuran bahan bakar nabati yang digunakan bersumber dari molases atau tetes tebu.

BBM baru ini diklaim lebih ramah lingkungan dan memiliki kualitas yang baik, dengan nilai oktan (research octane number/RON) yang lebih tinggi dari Pertamax biasa. Semakin tinggi oktan, maka akan semakin optimal juga tenaga yang dihasilkan pada kendaraan.

Selain itu, bahan bakar campuran bioetanol diyakini dapat menekan impor produk BBM. Menteri ESDM Arifin Tasrif juga optimistis penggunaan bahan bakar nabati akan menggerakkan perekonomian masyarakat, terutama petani tebu.

Bioetanol: BBM yang Bakal Dijual Bulan Ini, Lebih Mahal dari Pertamax?

Referensi:

CNBC Indonesia. Tanaman Ini Bisa Bikin RI Tekan Impor BBM Jutaan KL. https://www.cnbcindonesia.com/news/20231220161903-4-498965/tanaman-ini-bisa-bikin-ri-tekan-impor-bbm-jutaan-kl

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini