Bahasa Jawa memiliki banyak jenis tembung atau kata yang digunakan. Masing-masing punya ciri khasnya tersendiri. Adapun salah satu jenis di antaranya adalah tembung lingga. Tembung ini punya ciri berupa bentuknya yang masih murni tanpa adanya tambahan imbuhan.
Pada artikel ini, GNFI akan membahas salah satu jenis tembung ini mulai dari pengertian sampai contoh-contohnya dalam bentuk kalimat. Semua pembahasan itu bisa Kawan simak langsung di bawah ini!
Apa itu Tembung Lingga
Secara sederhana, tembung lingga merupakan jenis tembung (kata) dalam bahasa Jawa yang masih asli tanpa imbuhan apa pun. Jika diibaratkan, tembung lingga sama dengan kata dasar dalam bahasa Indonesia. Tembung lingga memiliki beberapa ciri khas, yaitu:
- Berupa kata asli atau kata dasar yang belum mendapatkan imbuhan apa pun.
- Jika mendapatkan imbuhan, ia akan berubah menjadi tembung andhahan atau kata yang berimbuhan.
- Termasuk golongan kata bebas karena belum mendapatkan imbuhan apa pun.
- Mempunyai beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah suku katanya.
Jenis-Jenis Tembung Lingga
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tembung lingga memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah suku katanya. Adapun beberapa jenis tembung lingga itu adalah:
1. Tembung Lingga Ana Kang Dumadi Saka Sak Wanda
Jenis tembung lingga ini merupakan tembung lingga yang hanya memiliki satu suku kata. Jenis tembung lingga ini juga memiliki nama lain tembung wod. Beberapa contoh dari jenis tembung lingga ini adalah:
- Buk
- Dik
- Gas
- Lem
- Moh
- Nak
- Pak
- Rak
- Sak
- Tik
- Wong
2. Tembung Lingga Rong Wanda
Kalau yang satu ini adalah jenis tembung lingga yang terdiri atas dua suku kata. Contoh-contoh jenis tembung lingga ini adalah:
- Ambyar (terdiri atas “am” dan “byar”)
- Batin (terdiri atas “ba” dan “tin”)
- Ciwit (terdiri atas “ci” dan “wit”)
- Dolan (terdiri atas “do” dan “lan”)
- Gawa (terdiri atas “ga” dan “wa”)
- Jaluk (terdiri atas “ja” dan “lu”)
- Kethok (terdiri atas “ke” dan “thok”)
- Lungguh (terdiri atas “lung” dan “guh”)
- Mangan (terdiri atas “ma” dan “ngan”)
- Omah (terdiri atas “o” dan “mah”)
- Pangan (terdiri atas “pa” dan “ngan”)
- Sregep (terdiri atas “sre” dan gep”)
- Turu (terdiri atas “tu” dan “ru”)
3. Tembung Lingga Utawa Telung Wanda
Jenis tembung lingga ini merupakan tembung lingga dengan tiga suku kata. Beberapa contohnya adalah:
- Angkasa (terdiri atas “ang”, “ka”, dan “sa”)
- Karipan (terdiri atas “ka”, “ri”, dan “pan”)
- Kethopak (terdiri atas “ke”, “tho”, dan “pak”)
- Kulino (terdiri atas “ku”,”li”, dan “no”)
- Segara (terdiri atas “se”, “ga”, dan “ra”)
- Nduweni (terdiri atas “ndu”, “we”, dan “ni”)
4. Tembung Lingga Semu
Tembung lingga semu merupakan jenis tembung lingga yang dua kata sama dan berulang. Jika diibaratkan, jenis tembung lingga ini sama dengan kata ulang pada bahasa Indonesia. Beberapa contoh tembung lingga semu yang lazim ditemui adalah mlaku-mlaku dan alon-alon.
Contoh Penggunaan Tembung Lingga Dalam Kalimat
Seperti halnya tembung saroja, tembung lingga juga bisa diterapkan dalam kalimat. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan tembung lingga dalam kalimat:
1. Jono adus ing kali sore wingi. (Jono buang air ke kali sore kemarin)
- Tembung lingga yang dipakai adus (buang air) yang merupakan jenis tembung lingga rong wanda.
2. Kursi ing kelas rusak kabeh. (Kursi di kelas rusak semua)
- Tembung lingga yang dipakai ing (di) yang merupakan jenis tembung lingga ana kang dumadi saka sak wanda.
3. Paklik nduweni motor anyar. (Paman punya motor baru)
- Tembung lingga yang dipakai adalah nduweni (punya) yang merupakan jenis tembung lingga utawa telung wanda.
4.Bu Tejo mlaku-mlaku ke Solo. (Bu Tejo jalan-jalan ke Solo)
- Tembung lingga yang dipakai adalah mlaku-mlaku (jalan-jalan) yang merupakan jenis tembung lingga semu.
Referensi:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/tembung-lingga-pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-contoh-kalimatnya-1wwOGISTvtZ/4
https://surakarta.go.id/?p=26042
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News