Logam Tanah Jarang Berlimpah di Laut RI, Baru Tercatat 4,6 Miliar Meter Kubik

Logam Tanah Jarang Berlimpah di Laut RI, Baru Tercatat 4,6 Miliar Meter Kubik
info gambar utama

Laut Indonesia menyimpan mineral logam tanah jarang yang berlimpah. Total potensinya baru tercatat sekitar 4,6 miliar meter kubik (m3) menurut data Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) Kementerian ESDM RI. Jumlah tersebut hanya 10 persen dari seluruh lautan di Indonesia.

Tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) mengandung 17 unsur logam, mencakup 15 lantanida ditambah skandium dan itrium. Unsur tersebut dibutuhkan untuk pembuatan ratusan produk berteknologi tinggi, termasuk telepon seluler, perangkat keras komputer, kendaraan listrik, monitor layar datar, serta televisi. Perusahaan besar di dunia sangat mencari-cari elemen ini, tapi keberadaannya terbilang langka.

"Kami sudah memperoleh data. Jadi, dari survei di seluruh indonesia itu, kami masih mencakup sekitar 10 persen, yang artinya pekerjaan rumahnya masih banyak," ujar Kepala BBSPGL Hadi Wijaya di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023).

Logam Tanah Jarang, Harta Karun yang Bisa Wujudkan Indonesia Sebagai Raja Baterai

Dari 10 persen wilayah tersebut, kata Hadi, BBSPGL telah melakukan survei dan pemetaan terhadap 1.820 sampel dari 12 komoditas di 30 lokasi perairan Indonesia. Seluruh sampel diambil dari sedimen dasar laut menggunakan peralatan geologi, termasuk perahu kecil.

BBSPGL bahkan menerjunkan armada kapal riset canggih, yakni Geomarine III, untuk mengambil sampel di kedalaman lebih dari 500 meter. Kapal serba guna ini memiliki fungsi untuk pemetaan hidrografi, oseanografi, geologi, dan geofisika.

Sepanjang 2023, BBPSGL telah melakukan survei sejauh 4.790 kilometer (km) atau hampir 5 kali bolak-balik Jakarta—Banyuwangi.

“Ini yang terpanjang selama 5 tahun terakhir," tambah Hadi.

Logam Tanah Jarang Potensi Sumber Daya Alam Indonesia

Hadi kemudian menyampaikan hasil survei dan pemetaan yang dilakukan BBSPGL. Dia bilang, terdapat potensi sebesar 4,6 miliar m3 mineral berat pembawa logam tanah jarang, emas plaser 268,4 juta m3, pasir timah 386,4 juta m3, pasir silika 22,8 miliar m3, serta pasir besi sebanyak 30 miliar m3.

Dia juga menegaskan bahwa potensi yang tercatat itu tidak dapat diartikan potensi di seluruh Indonesia, karena survei yang dilakukan baru mencakup 10 persen saja.

"Ini semua sebetulnya hasil murni dari Badan Geologi dan belum ditambahkan dengan hasil penelitian para mitra ataupun stakeholder yang terkait. Jadi, artinya begitu besarnya potensi untuk mineral kelautan di Indonesia," tutupnya.

Ketahui Manfaat Bauksit dan Alasan Mengapa Indonesia Enggan Mengekspornya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini