Museum Ketransmigrasian, Pencatat Jejak Perjalanan Program Transmigrasi di Tanah Air

Museum Ketransmigrasian, Pencatat Jejak Perjalanan Program Transmigrasi di Tanah Air
info gambar utama

Museum Ketransmigrasian adalah tempat diabadikannya perjalanan gemilang program transmigrasi di Indonesia.

Bisa dibilang, Museum Ketransmigrasian hadir sebagai pencatat setiap langkah perjalanan program transmigrasi. Sebagaimana diketahui, transmigrasi merupakan kebijakan pemerintah untuk memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah lain yang belum tergarap secara optimal.

Tujuan utama transmigrasi adalah untuk mencapai pemerataan penduduk dan pengembangan wilayah. Di Museum Ketransmigrasian inilah kita dapat melihat proses dan keberhasilan transmigrasi menuju tujuan tersebut.

Museum Ketransmigrasian berlokasi di Pesawaran, Lampung. Tepatnya di Jl. A. Yani No.111, Sukaraja, Kecamatan Gedong Tataan. Dari Bandar Lampung, jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 25km dan bisa ditempuh menggunakan mobil tidak sampai satu jam perjalanan.

Museum Batik Sudah Dibuka, Jadi Sarana Baru untuk Pengetahuan Tentang Batik

Museum Ketransmigrasian

Museum Ketransmigrasian bermula dari gagasan Prof. Dr. Ir. H. Muhajir Utomo, M.Sc. Ia adalah Putera Transmigrasi di Lampung yang menjadi Rektor Universitas Lampung serta pernah menjabat Ketua Umum Paguyuban Putra Putri Transmigrasi (Patri). Idenya diwujudkan pada Desember 2004 saat museum mulai dibangun. Gubernur Lampung saat itu Syachroedin ZP menandai dimulainya pembangunan museum lewat seremoni peletakan batu pertama bertepatan dengan Hari Bhakti Transmigrasi yang ke 54 Tahun.

Bisa dibilang, Museum Ketransmigrasian memang cocok dibangun di Gedong Tataan. Sebab, daerah tersebut memang punya sejarah sebagai tempat di mana transmigrasi pertama kali dilaksanakan. Tercatat, Gedong Tataan telah menjadi lokasi kedatangan transmigran asal Jawa pada November 1905.

Kini Museum Ketransmigrasian yang statusnya dimiliki Pemerintah Provinsi Lampung beroperasi di bawah pengawasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.

Di Museum Ketransmigrasian, dipamerkan aneka koleksi yang menunjukkan berbagai sisi kehidupan para transmigran. Misalnya, ada sepuluh anjungan rumah adat dari daerah asal transmigran yang menggambarkan betapa beragamnya budaya transmigran.

Ada pula aneka benda mulai dari alat pertukangan, peralatan dapur, pakaian adat, alat musik, hingga alat pertanian dan penangkap ikan. Dari itu semua, pengunjung dapat belajar tentang bagaimana para transmigran beradaptasi dan meniti hidup di lokasi transmigrasi.

Tertarik berkunjung ke Museum Ketransmigrasian? Pastikan Anda datang sesuai dengan jam buka museum seperti berikut ini:

Senin 08:30 - 14:00
Selasa 08:30 - 14:00
Rabu 08:30 - 14:00
Kamis 08:00 - 14:00
Jumat 08:00 - 14:30
Sabtu 08:00 - 14:00
Minggu 08:00 - 14:00

Perlu diketahui juga, Museum Ketransmigrasian tutup pada hari libur nasional alias tanggal merah. Adapun harga tiket kunjungannya adalah Rp5000 untuk satu orang.

Ada 817 Koleksi yang Terdampak Kebakaran, Apa yang Dilakukan Museum Nasional?

Referensi:

  • https://museum.kemdikbud.go.id/museum/profile/museum+ketransmigrasian+lampung
  • https://museumketransmigrasian.lampungprov.go.id/detail-post/sejarah-museum-ketransmigrasian



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini