Film Trinity Traveller sebagai Alat Diplomasi di MIKTA Film Festival Turki

Film Trinity Traveller sebagai Alat Diplomasi di MIKTA Film Festival Turki
info gambar utama

Film asal Indonesia, Trinity Traveller garapan sutradara Rizal Mantovani sukses ditayangkan dalam MIKTA Film Festival 2023, di Panora Mall, Turki (22/12). Film yang dibintangi Maudy Ayunda dan Hamish Daud itu berhasil menyedot perhatian para penonton.

Penayangan film ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk berupaya mempromosikan Indonesia, khususnya sektor pariwisata melalui media film. Apalagi, sesuai judulnya, film Trinity Traveller ini mampu menyuguhkan keindahan alam dan wisata Indonesia lewat penjelajahan yang dilakukan oleh tokoh utama, Trinity (Maudy Ayunda).

Duta Besar RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama berharap, strategi diplomasi lewat film tersebut dapat membantu kalangan muda Turki untuk lebih mengenal dan memahami Indonesia, terlebih anggota MIKTA secara keseluruhan.

Ozan Tozkoparan (17), salah satu penonton mengatakan bahwa menonton film Indonesia di Turki merupakan kesempatan langka. Ozan juga mengapresiasi Festival Film MIKTA yang dapat memberikan alternatif hiburan film, di luar opsi film Eropa atau Hollywood.

Tidak hanya Indonesia, dalam MIKTA Film Festival 2023 yang diselenggarakan pada 22-23 Desember 2023 itu juga turut menayangkan film dari negara anggota MIKTA lainnya. Film-film tersebut di antaranya Museo dari Meksiko, Son Aksam Yemegi dari Turki, Storm Boy dari Australia, dan Miracle dari Korea Selatan.

Sebagai informasi, penayangan film asal Indonesia tidak hanya sekali ini dilakukan di forum MIKTA. Sebelumnya, Onde Mande dan KKN Desa Penari juga pernah menjadi dua dari total 11 film yang ditayangkan dalam Indonesia Movie Days 2023. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian MIKTA Film Festival di Jenewa, akhir September lalu.

Penayangan-penayangan film tersebut membuktikan bahwa film menjadi salah satu media diplomasi yang cukup efektif.

Promosi Soto Banjar Sebagai Diplomasi Kuliner Nusantara

Makanan dan Tarian Indonesia Hadir di Forum MIKTA Turki

Selain film, makanan-makanan khas Indonesia, seperti rendang, nasi goreng, dan sate ayam juga turut disajikan dalam MIKTA Strategic Forum 2023 yang dilaksanakan di Universitas Ankara, Turki (21/12). Forum yang membahas “The Role of MIKTA in a Polarized World” itu merupakan forum utama yang diikuti lima negara anggota MIKTA.

Dalam diskusi MIKTA Strategic Forum 2023 tersebut, Duta Besar RI untuk Turki mendorong anggota MIKTA untuk turut berpartisipasi untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan global.

“Dalam menghadapi berbagai tantangan global dewasa ini, negara MIKTA tidak boleh berpangku tangan. Bahkan sebaliknya harus menjadi bagian dari solusi permasalahan global, menjadi kekuatan positif di tengah dunia yang diwarnai berbagai hal negatif dan menjadi penghubung untuk kolaborasi nyata,” ujar Dubes Achmad Rizal Purnama dalam pidato pembukaannya.

Di akhir acara, Indonesia turut serta menyuguhkan penampilan Tarian Zapin, Saman, dan poco-poco yang semakin memeriahkan forum tersebut.

BUDAYA LESTARI DALAM GERAK TARI - Mengenalkan Tradisi Hingga Ke Luar Negeri

MIKTA, Forum Next Level dari 5 Negara

MIKTA merupakan bentuk kerja sama dari kelompok negara dengan kekuatan menengah. Keberadaan MIKTA dijadikan sebagai sarana memperkuat kerja sama antarnegara anggota untuk berkontribusi menjawab berbagai permasalahan global, sekaligus menjadi jembatan bagi negara maju dan negara berkembang.

MIKTA dibentuk pada tahun 2013 melalui pertemuan para Menteri Luar Negeri lima negara anggota di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-68 di New York, Amerika Serikat. Nama MIKTA sendiri merupakan singkatan dari lima negara anggota, yakni Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, dan Australia.

Kelima negara tersebut merepresentasikan berbagai kawasan yang berbeda.

Sebagai model baru kerja sama lintas wilayah, kehadiran MIKTA diharapkan dapat menjadi penyeimbang di tengah rivalitas negara-negara adidaya (great power rivalry). Hal ini mengingat kelima negara anggota MIKTA merupakan representasi negara-negara kekuatan menengah (middle power) di wilayahnya masing-masing.

Saat ini, Indonesia menerima mandat dan dipercaya untuk menjadi ketua MIKTA yang berlaku selama satu periode atau satu tahun. Dalam pelantikan yang dilakukan di New Delhi, Kamis (2/3/2023) lalu, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengungkapkan tiga prioritas utama Indonesia sebagai ketua MIKTA.

Pertama, penguatan multilateralisme. Menurut Retno, MIKTA harus berperan untuk menjadi yang terdepan dalam menjaga multilateralisme guna mendorong keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bersama.

Kedua, pemulihan yang inklusif. Sebagai representasi berbagai wilayah, MIKTA diharuskan mengkoordinasikan aksi untuk mewujudkan pemulihan global yang kuat dan inklusif di tengah tantangan global.

Ketiga, transformasi digital. Digitalisasi merupakan prioritas masa depan MIKTA. Digitalisasi menciptakan peluang-peluang besar namun sekaligus disertai tantangan-tantangan, seperti mis-informasi dan disinformasi.

“Oleh karena itu, tahun ini MIKTA harus mengintensifkan upaya-upaya untuk membangun norma, berbagi best practices, dan menggalang respons kolektif,” jelas Menlu, dikutip dari Kemlu.

Indonesia Jadi Koordinator MIKTA, Kerja Sama untuk Kemajuan Negara dan Dunia


(pastikan sertakan sumber data berupa tautan asli dan nama jika mengutip suatu data)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini