Mengungkap Temuan Baru dari Tupai Tanah Berjumbai yang Misterius di Borneo

Mengungkap Temuan Baru dari Tupai Tanah Berjumbai yang Misterius di Borneo
info gambar utama

Dikenal dengan ekor yang sangat besar, tupai tanah berjumbai (Rheithrosciurus macrotis) memiliki pola makan yang sangat tidak konvensional, bahkan dianggap sebagai tupai tersadis di muka bumi. Bukan tanpa alasa, tupai ini memakan daging dengan menerjang mangsanya.

Makhluk unik ini berasal dari hutan pegunungan Kalimantan, dan meskipun sejarah evolusinya masih diselimuti misteri, para ilmuwan saat ini sedang berusaha mengungkap peran dan asal-usul ekor khas ini.

Sebagai hewan pengerat, tupai tanah berjumbai merupakan sumber kekaguman dan keheranan, terutama karena ekornya yang mirip tanduk unicorn, yang mencapai hingga 30% dari volume tubuhnya. Dahulu dikenal sebagai tupai "vampir", mereka dianggap sebagai predator karnivora, menginspirasi cerita rakyat dan anekdot lokal tentang keterampilan berburu mematikan mereka terhadap rusa dan burung.

Sebuah penelitian ilmiah pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa tupai tanah berjumbai akan melompat dari ranting rendah ke punggung seekor rusa, memotong pembuluh darah di lehernya dengan gigi tajam. Pemburu Dayak setempat melaporkan menemukan bangkai rusa yang diotopsi oleh tupai ini, menunjukkan bahwa mereka menikmati isi lambung, jantung, dan hati mangsanya. Di desa-desa dekat tepi hutan, juga ada laporan tentang tupai tanah yang membunuh ayam peliharaan untuk hati dan hatinya.

Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan pola makan yang berbeda untuk tupai ini, mengubah citra mereka dari predator garang menjadi spesialis biji. Mereka menggunakan gigi yang memiliki struktur unik untuk mengatasi biji yang sangat keras, menantang keterampilan gigi geraham manusia. Dengan pembalikan sejarah yang mengejutkan, gigi-gigi ini yang sebelumnya dianggap sebagai senjata berburu, ternyata merupakan alat khusus untuk mengakses nutrisi penting dalam biji-bijian yang sulit dimakan.

Dengan ekor yang mencapai sekitar 30% dari tubuh mereka, tupai tanah berjumbai memiliki salah satu ekor terbesar relatif terhadap ukuran tubuh di antara mamalia. Meskipun alasan untuk ekor mewah mereka belum jelas, kemungkinan ini merupakan sarana perlindungan diri dari hewan pemangsa mereka, membingungkan pemangsa potensial dengan ekor yang terlalu besar untuk mengaburkan tubuh kecil mereka, terutama terhadap ancaman seperti macan tutul Sunda.

Hingga kini, jalur evolusi tupai tanah tetap menjadi misteri, terutama karena kerabat terdekat mereka ditemukan di Amerika Selatan, tanpa jalur yang jelas menuju rumah mereka saat ini di Asia. Garis keturunan tupai ini diyakini telah bercabang lebih dari 36 juta tahun yang lalu, menunjukkan perjalanan dari Palearktik ke Asia Tenggara. Misteri tupai tanah berjumbai terus berlanjut, memberikan kesempatan untuk lebih jauh menjelajahi keajaiban alam dan memahami kompleksitas keseimbangan ekosistem yang unik, menyimpan kisah evolusi yang menunggu untuk dipecahkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini