Dua Kebijakan Ini Penting Agar Kinerja Industri Meroket, Apa Saja?

Dua Kebijakan Ini Penting Agar Kinerja Industri Meroket, Apa Saja?
info gambar utama

Industri nasional semakin optimis menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi global, tercermin dari pencapaian positif Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia.

Menurut S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Desember mencapai 52,2, mengalami kenaikan 0,5 poin dibandingkan dengan bulan November yang berada pada level 51,7. Menperin menyatakan bahwa sektor manufaktur di Indonesia terus membaik, didukung oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah yang berjalan dengan baik.

Agus menjelaskan bahwa sektor industri masih menghadapi kendala terkait beberapa kebijakan, khususnya penerapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Beberapa perusahaan industri masih belum merasakan manfaat dari harga gas sebesar USD6 per MMBTU sesuai yang diharapkan.

“Pada tahun 2023, hanya 76,95 persen di Jawa Bagian Barat atau hanya sekitar 939,4 BBTUD dibayar dengan harga USD 6,5 per MMBTU, sisanya harus dibayar dengan harga normal sebesar USD 9,12 per MMBTU,” sebutnya dalam keterangan resmi.

Dalam pelaksanaannya, terdapat pula sektor industri yang mengalami kendala terkait volume gas yang diterima, yang cenderung lebih rendah atau tidak sesuai dengan jumlah yang telah diatur dalam kontrak antara industri dan penyedia gas.

"Kebijakan HGBT memang dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang kami inginkan, jauh dari ideal di mata kami. Oleh karenanya, carut marut terkait HGBT ini tentu mengurangi daya saing industri kita,” papar Agus.

Oleh karena itu, Menperin menekankan perlunya kebijakan pengendalian impor. Indeks Kegiatan Industri (IKI) di Desember 2023, sebagaimana dilaporkan sebelumnya oleh Kementerian Perindustrian, tetap kuat dengan mencapai 51,32 poin. Ini menandakan fase ekspansi yang berlangsung konsisten selama lebih dari 13 bulan sejak peluncuran IKI.

Rayu Pabrikan China, RI Mau Produksi Mobil Listrik Sendiri pada 2026

Hasil yang baik sampai penghujung 2023

Kemenperin menetapkan target pertumbuhan industri pengolahan manufaktur sebesar 5,80 persen pada tahun 2024, yang lebih tinggi dari target 4,81 persen di tahun 2023.

S&P Global melaporkan bahwa ekspansi PMI Manufaktur Indonesia pada bulan terakhir 2023 dipicu oleh permintaan yang tinggi, termasuk dari luar negeri. Hal ini memacu pertumbuhan produksi dengan cepat dan penambahan tenaga kerja.

Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, menyatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia mengakhiri triwulan terakhir tahun ini dengan pencapaian positif.

Pertumbuhan permintaan baru dan produksi yang solid menguatkan aktivitas pembelian, yang mana ini mendorong peningkatan yang berkelanjutan dalam ketenagakerjaan di berbagai sektor produksi barang. Hal ini memberikan dukungan terhadap perbaikan lebih lanjut pada aktivitas perekonomian.

"Indikator PMI pada masa mendatang, termasuk indeks penumpukan pekerjaan dan output masa depan juga menunjukkan tren positif. Terutama keseluruhan kepercayaan diri bisnis naik ke posisi tertinggi kedua dalam kurun waktu satu tahun, sementara sedikit akumulasi penumpukan pekerjaan menggambarkan perbaikan kondisi permintaan,” tuturnya.

Perusahaan China Investasi Rp1 Triliun di Kawasan Industri Batang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini