Strategi Maksimalkan Budi Daya Nila Srikandi Lewat Sistem RAS Berbasis IoT

Strategi Maksimalkan Budi Daya Nila Srikandi Lewat Sistem RAS Berbasis IoT
info gambar utama

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan mengembangkan sistem sirkulasi ulang (resirkulasi) berbasis Internet of Things (IoT) untuk budi daya komoditas ikan nila Srikandi. Sistem yang terintegrasi dengan android tersebut memungkinkan pembudi daya melakukan pemantauan kualitas air secara online

Recirculating Aquculture System (RAS) atau sistem daur ulang (resirkulasi) merupakan sebuah teknologi yang memproses ulang air budidaya untuk digunakan kembali setelah melalui tahapan penyaringan mekanis dan biologis, serta penghilangan bahan tersuspensi dan metabolit.

Sistem resirkulasi memanfaatkan kembali air budi daya yang telah digunakan melalui proses filtrasi.

Dukung Perikanan Berkelanjutan, KKP dan ASEAN Kembangkan Fisheries Refugia

Teknologi RAS mulai dikenalkan pada 2014 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan telah diterapkan di berbagai negara maju. Alasannya, sistem daur ulang air dinilai lebih aman karena dapat menghindari pencemaran yang terjadi di luar lingkungan perairan.

Sistem tersebut sangat cocok digunakan pada lahan budi daya yang sempit dan memiliki debit air yang kecil.

Keunggulan tersebut menjadikan sistem RAS digunakan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan budi daya komoditas perikanan unggulan, ikan nila Srikandi.

"RAS ini mengedepankan sistem budidaya yang efektif dan efisien untuk menghasilkan nilai Srikandi yang unggul,” ucap Kepala BPPSDMKP, I Nyoman Radiarta.

Pengertian dan Cara Budidaya Udang Vaname Air Tawar untuk Pemula

Pemantauan Kualitas Air Berbasis Teknologi

Pengembangan sistem resirkulasi kini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Kepala BPPSDMKP mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengombinasikan penggunaan teknologi RAS berbasis IoT sehingga mumungkinkan pemantauan kualitas air budi daya nila Srikandi dilakukan secara online melalui smartphone.

“IoT Nila Srikandi adalah inovasi berbasis teknologi nir kabel komunikasi yang menghubungkan untuk mengukur parameter kualitas air budidaya nila Srikandi di lokasi budidaya," jelas Nyoman.

Teknologi tersebut akan memproses data dari sensor kualitas air budi daya yang dikirimkan lewat server. Hasil pemprosesan data kemudian ditampilkan di smartphone melalui representasi grafik dan dashboard kualitas air.

Teknologi ini dinilai akan lebih memudahkan para pembudi daya untuk mengontrol kualitas air perikanan, khususnya komoditas ikan nila Srikandi.

"Teknologi ini akan memudahkan pembudidaya untuk mengontrol kualitas air yang merupakan instrumen penting dalam budidaya ikan nila Srikandi ini", terang Nyoman.

Sistem RAS berbasis IoT yang dihasilkan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi ini diharapkan dapat segera diterapkan di tempat-tempat lain agar budi daya nila Srikandi lebih efektif dan efisien.

"Inovasi ini tentu kerjasama dari seluruh tim BRPI yang diharapkan dapat direplikasi untuk lokasi-lokasi lain,” ujar Agus Cahyadi, Kepala BRPI Sukamandi.

Jenis Ikan Nila dan Cara Budidayanya yang Bernilai Ekonomi

Nila Srikandi, Komoditas Unggulan Perikanan

Ikan nila Srikandi merupakan salah satu komoditas unggulan hasil perikanan. Srikandi sendiri merujuk pada Salinity Resistance Improvement of Tilapia from Sukamandi, persilangan yang dihasilkan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi yang menjadi bagian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Ikan nila Srikandi terbentuk dari hasil perkawinan silang antara ikan nila nirwana betina (Oreochromis niloticus) dan ikan nila biru jantan (Oreochromis aureus). Ikan nila nirwana (nila ras Wanayasa) yang dirilis 2006 merupakan strain ikan nila hitam hasil seleksi yang diproduksi Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI), Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat.

Ikan nila nirwana memiliki keunggulan daya tumbuh yang cepat di perairan tawar, sedangkan ikan nila biru yang berasal dari Afrika Utara dan Timur Tengah mempunyai keunggulan daya toleransi yang tinggi di perairan payau.

Dari hasil perkawinan tersebut, ikan nila Srikandi mampu tumbuh cepat di perairan payau dan jauh lebih tahan terhadap penyakit. Bahkan, nilai pertumbuhan ikan ini jauh melampaui pertumbuhan ikan bawal, komoditas utama ikan budi daya di laut.

Ikan tersebut menjadi komoditas unggulan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 9 Tahun 2012.

Pengajuan Ekspor Produk Perikanan Via Bandara Bakal Dipermudah Lewat Single Submission

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini