Motor Listrik Gesits Banyak Diminati di Senegal

Motor Listrik Gesits Banyak Diminati di Senegal
info gambar utama

Indonesia sebagai negara berkembang sebenarnya memiliki banyak inovasi teknologi yang jarang terdengar oleh masyarakat, salah satunya adalah motor listrik. Indonesia sudah mampu memproduksi motor listrik yang dikenal dengan nama Gesits.

Motor listrik ini awalnya dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa ITS yang kemudian dilanjutkan di bawah bendera PT Gesit Teknologi Indonesia (GTI). Namun, dikarenakan kendala produksi massal, Gesits telah berganti-ganti perusahaan dan akhirnya pada 2019 berada di bawah PT WIMA (WIKA Industri Manufaktur).

Pada tahun 2021, PT WIMA melakukan ekspor motor listrik pertama ke Senegal melalui kerja sama dengan Ndiaye Transport yang berbasis di Thies. Pada 17 Desember 2021, akhirnya satu kontainer yang memuat 32 unit motor listrik Gesits tiba di kota Thies, Senegal.

Motor Gesits tersebut dikirim dalam bentuk completely knocked down (CKD) sehingga dapat memaksimalkan kapasitas kontainer yang ada untuk menekan biaya pengiriman. Ekspor perdana PT. WIKA Industri Manufaktur (WIMA) ini melengkapi pengiriman 6 unit CBU yang telah terlebih dahulu tiba pada Mei 2021.

Dalam acara penyambutan kontainer yang baru tiba, hadir beberapa tokoh penting termasuk Duta Besar Indonesia untuk Senegal (Dubes RI), Dindin Wahyudin, Pelaksana Fungsi Ekonomi, Nelson Simorangkir, Direktur Ndiaye Transport, dan Ketua Asosiasi Taxi Moto Senegal. Juga terlibat dua teknisi dari PT WIMA, staf dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), karyawan Ndiaye Transport, serta media massa lokal.

Selama berada di Thies, teknisi dari PT WIMA tersebut bertugas merakit motor Gesits dan mengadakan pelatihan keahlian teknis, khususnya di bidang listrik dan mekanik, untuk para teknisi setempat.

Ekspor motor Gesits ini merupakan bagian dari rencana untuk mengirimkan total 200 unit ke Senegal. Upacara ekspor pertama dari pabrik WIMA di Kawasan Industri WIKA Cileungsi berlangsung pada 16 Oktober 2021 dengan kehadiran Duta Besar RI untuk Dakar melalui konferensi video.

Sebelumnya, acara promosi peluncuran Gesits di Senegal, yang dihadiri oleh Menteri Handicrafts dan Transformasi Sektor Informal Senegal, telah diselenggarakan pada 8 Juni 2021 di Thies. Motor yang dikirim rencananya akan digunakan sebagai armada taksi motor atau jasa pengiriman di Dakar dan Thies.

Pengiriman motor Gesits ke Senegal ini awalnya diinisiasi oleh Dubes RI untuk Senegal saat itu beserta staf yang melihat adanya peluang motor listrik di Senegal dan Afrika Barat. Masyarakat Senegal rata-rata masih menggunakan motor bertenaga BBM dan bahkan skuter matik belum ada. Oleh karena itu, KBRI Dakar memperkenalkan motor listrik buatan Indonesia kepada salah satu pemilik taksi motor di Senegal.

Produk Kosmetik Buatan Sidoarjo Siap Bikin “Glowing” Warga Malaysia

Dalam pidato pada acara penyambutan kontainer, Dubes RI mengungkapkan bahwa pengiriman perdana motor Gesits ke Senegal adalah hasil dari inisiatif kuat yang diambil oleh berbagai pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan produk yang ramah lingkungan, efisien, dan terkini. KBRI di Dakar telah aktif dalam mempromosikan Gesits, tidak hanya di Senegal, tetapi juga di negara-negara Afrika Barat lain dan di Indonesia.

Namun, dengan potensi pasar yang besar di Afrika Barat, PT WIMA belum menggarap dengan serius pasar tersebut dan hanya memanfaatkan momentum ini untuk promosi dalam negeri. Memang, biaya produksi motor listrik cenderung mahal, sehingga mengakibatkan daya jual motor listrik lebih mahal daripada motor bertenaga BBM, sehingga perlu ada prioritas.

Akan tetapi, PT WIMA pun masih banyak 'PR' untuk menggarap pasar dalam negeri yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga menyediakan layanan purna jual, research and design, dan sebagainya. Banyak keluhan dari distributor motor listrik Gesits kepada PT WIMA mengenai layanan purna jual dan ketersediaan spareparts.

Meski penerimaan di dalam negeri motor Gesits saat itu kurang baik dikarenakan mahal dan kurang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, ada beberapa alasan kenapa motor Gesits dapat masuk ke Senegal dan menjadi ekspor pertama ke luar negeri. KBRI di luar negeri telah diminta untuk turut mempromosikan produk BUMN, salah satunya motor listrik.

Dari promosi tersebut, ada beberapa pembeli di luar negeri yang tertarik untuk membeli Gesits dan menyampaikan hal tersebut melalui KBRI untuk kemudian difasilitasi dengan PT WIMA. Namun, negara-negara tersebut memiliki persyaratan yang ketat untuk mengimpor motor listrik, sementara Senegal belum ada saat itu. Hal ini yang menyebabkan pengiriman ekspor Gesits ke beberapa negara lain tertunda dan didahului oleh Senegal.

Di sisi lain, PT WIMA masih berfokus pada pasar dalam negeri dan belum serius menggarap pasar luar negeri. Untuk urusan SDM juga masih sangat kurang memadai sekiranya mengikuti skema BUMN Go-Global. Bahkan ekspor motor listrik Gesits ke Senegal kurang serius dan seakan hanya digunakan untuk promosi motor listrik di dalam negeri.

Di Tangan Mahasiswa UGM, Kulit Nanas Jadi Obat Kanker Kolon

Untuk membantu PT WIMA dan Ndiaye Transport dalam mempromosikan motor listrik Gesits, KBRI Dakar berinisiatif untuk memberikan sejumlah area di booth Indonesia guna memamerkan motor Gesits selama pameran dagang FIDAK yang berlangsung dari 6—20 Desember 2021 dan Business Forum pada 9 Desember 2002.

Pada kedua acara tersebut, terlihat adanya antusiasme dan ketertarikan yang signifikan dari masyarakat Senegal dan Afrika Barat, yang ditunjukkan dengan rencana pembelian minimal 15 unit motor. Namun, hingga saat ini hal tersebut belum dapat ditindaklanjuti oleh PT WIMA karena beberapa hal teknis di lapangan yang memang sulit dan perlu adanya penggarapan serius dari PT WIMA.

Sayangnya, modal untuk menggarap pasar Afrika Barat secara serius sangatlah besar. KBRI juga sudah mendukung sesuai dengan kapasitas fungsi dan tugasnya. Staf di KBRI, terutama fungsi ekonomi, bukan representatif dari PT WIMA dan tidak dibayar oleh PT WIMA.

Mereka dibayar oleh negara dan memiliki kepentingan yang lebih strategis serta harus mendukung semua perusahaan Indonesia, tidak boleh condong atau menganakemaskan satu perusahaan saja. Tanggung jawab yang dipikul sangat berat karena mereka dibayar oleh uang pajak negara, tidak seperti BUMN yang sebagian besar berasal dari profit.

Namun, KBRI Dakar tetap melaksanakan kegiatan ekspor dan promosi ini sebagai tanggung jawab dan bentuk nyata dari diplomasi ekonomi yang dijalankan. Hal tersebut mendukung program BUMN Go-Global serta mendorong BUMN untuk siap berekspansi ke luar negeri.

Di samping itu, Indonesia sebagai anggota G20 dan chairman G20 2022, telah menunjukkan kemampuannya dalam menghasilkan produk teknologi tinggi seperti pesawat CN-235 yang juga telah beroperasi di Senegal.

Hal ini menjadi nilai tambah bagi citra positif Indonesia dalam hubungan bilateral Indonesia-Senegal dan ini harus dimanfaatkan karena narasi hubungan sejarah dalam Konferensi Asia Afrika 1955 telah digunakan China dan perusahaannya untuk masuk ke Afrika Barat.

Bocoran Strategi Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2023: Serangan Balik Jadi Senjata

Referensi:

  • https://kemlu.go.id/portal/id/read/3237/view/motor-listrik-gesits-semakin-eksis-di-senegal-dubes-ri-dakar-sambut-ekspor-perdana-1-kontainer
  • https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/06/17/sepak-terjang-gesits-motor-listrik-karya-anak-bangsa-yang-mengaspal-di-jalanan-senegal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini