Masyarakat perlu mengenal bahaya rokok elektrik. Jika sudah terlanjur kecanduan, ada sejumlah langkah yang bisa dilalukan agar berhenti.
Rokok elektrik seakan menjadi tren baru beberapa tahun belakangan ini. Biasanya, rokok jenis ini juga lazim disebut vape.
Dari penampilannya saja, rokok elektrik jelas berbeda dengan rokok konvensional yang terdiri dari daun tembakau yang dibungkus kertas dan dibakar. Pada dasarnya, rokok elektrik atau vape dilakukan dengan memanaskan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap oleh perokok.
Meski demikian, rokok elektrik dan konvensional sebetulnya sama-sama berbahaya. Menurut keterangan Kementerian Kesehatan RI, keduanya sama-sama mengandung karsinogen atau bahan-bahan yang menginduksi kanker. Bahan ini masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan paru-paru seseorang yang merokok.
Apa saja bahan-bahan berbahaya tersebut? Berikut beberapa di antaranya:
1. Nikotin
Bahan ini menimbulkan efek candu dan memicu depresi. Selain itu, perokok bisa mengalami masalah fisik seperti napas pendek, kanker paru, kematian kandungan bagi ibu hamil.
2. Glikol
Glikol yang terdapat pada vape akan mengiritasi paru-paru dan mata. Seperti nikotin, bahan ini juga berpotensi menimbulkan gangguan saluran pernapasan .
3. Diasetil
Pada dasarnya, diasetil adalah penambah rasa pada vape, karena diketahui liquid vape memang memilili rasa yang bermacam-macam. Bahan ini dapat memicu penyakit paru obstruktif kronis.
Gadis Kretek dalam Iklan-iklan Rokok pada Zaman Hindia Belanda
Cara Berhenti Kecanduan Rokok Elektrik
Setelah mengetahui bahaya rokok elektrik, maka masyarakat perlu berusaha menghentikan kecanduan terhadap produk tersebut. Bagaimana caranya?
Menurut Kemenkes, hal pertama yang perlu dilakukan adalah membangkitkan motivasi untuk berhenti merokok. Ini adalah hal yang bersifat personal, sehingga motivasinya pun bisa beragam, mulai dari alasan kesehatan, finansial, teman, hingga keluarga.
Selanjutnya, perokok perlu mengidentifikasi hal-hal yang biasanya mendorong mereka untuk merokok, misalnya situasi di mana mereka sedang stres. Jika dorongan muncul, perokok bisa menerapkan teknik relaksasi seperti latihan nafas, dan teknik mindfulness.
Perokok juga perlu memberitahu teman dan keluarga tentang upaya berhenti merokok yang sedang dijalani. Bahkan jika diperlukan, perokok dapat pula meminta bantuan profesional dari psikiater. Dengan demikian, perokok bisa mendapatkan bantuan dan dukungan agar sukses berhenti merokok.
Satu lagi hal yang tak kalah penting, perokok perlu menyiapkan munculnya gejala putus nikotin, yakni perasaan tidan nyaman sebagai efek hilangnya nikotin yang biasa ada dalam jumlah banyak di tubuh akibat merokok. Gejala putus nikotin ini bentuknya bisa macam-macam, mulai dari, gelisah, sulit berkonsentrasi, dan perasaan tidak tenang.
Untuk meminimalisir gejala putus nikotin, caranya adalah dengan menyibukkan diri dengan kegiatan lain, seperti mengunyah permen karet, atau melalukan aktivitas lain yang positif.
Daftar 10 Perusahaan Rokok Terbesar di Dunia, Sampoerna Salah Satunya
Referensi:
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1966/menghentikan-kecanduan-rokok
- https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-bahaya-rokok-elektrik-vape
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News