Gadis Kretek dalam Iklan-iklan Rokok pada Zaman Hindia Belanda

Gadis Kretek dalam Iklan-iklan Rokok pada Zaman Hindia Belanda
info gambar utama

Tahun 1930, merupakan tahun-tahun kemerosotan perekonomian Belanda akibat krisis ekonomi yang kerap disebut Malise. Pada momen itu, hanya industri rokok kretek di Hindia Belanda yang masih bisa bertahan.

Supaya bisa memperkenalkan produk dagangannya para pengusaha rokok kretek membuat iklan yang kemudian dimuat di berbagai media cetak seperti surat kabar. Tidak hanya laki-laki yang dijadikan model, tetapi perempuan juga kerap dihadirkan.

“Tujuan penggunaan model perempuan dalam iklan rokok pada masa itu adalah keinginan perusahaan menarik minat masyarakat untuk membeli produk yang ditawarkan,” tulis Windi Riana Lestari dalam Perempuan Pribumi dalam Iklan Rokok di Hindia Belanda Tahun 1932-1940.

Upaya Pengendalian Rokok dan Bebas Asap Tembakau di Kota Bogor

Munculnya perempuan dalam iklan rokok juga bagian dari kebangkitan imbas dari politik etis pada abad ke 20. Perkembangan pendidikan pada masa itu memberikan pengaruh terhadap pola pikir masyarakat pribumi.

Hal ini karena iklan-iklan rokok kretek yang menggunakan objek perempuan pribumi muncul dalam surat kabar yang berada di wilayah kota-kota besar di Jawa, seperti Batavia, Semarang, dan Yogyakarta.

“Surat kabar tersebut tidak hanya dibaca oleh para pria pribumi, melainkan juga para pribumi kalangan menengah atas,” ucapnya

Gadis kretek dalam iklan

Windi menjelaskan pada iklan-iklan rokok tersebut menampilkan sosok perempuan pribumi yang berbeda dari iklan-iklan pada masa itu. Disebutnya apabila dibandingkan dengan iklan-iklan produk lain yang juga menampilkan model perempuan.

“Iklan lain hanya menampilkan perempuan terbatas melakukan kegiatan domestik,” ucapnya.

Windi menyebut beberapa produsen rokok di Jawa menampilkan perempuan menggunakan kebaya dan rambut disanggul, tetapi tangannya sedang memegang rokok. Ada sosok perempuan yang sendiri, berdua, atau bertiga dengan laki-laki pribumi.

Merokok Menyengsarakan Kesehatan dan Mencemari Lingkungan

Beberapa merk rokok yang menampilkan model perempuan ini seperti rokok kretek Tjap Doro yang diambil dari surat kabar Economy Advertentieblad (1932). Rokok ini beredar di wilayah Semarang, Jawa Tengah.

Selain itu juga ada iklan rokok merk Tjap Nganten yang diambil dari surat kabar Javasche Courant (1935). Iklan ini beredar secara nasional dengan berbahasa Belanda. Sementara produsen rokok tersebut berasal dari wilayah Klaten, Jawa Tengah.

Ada juga merk Rokok Diko yang dimuat surat kabar Javasche Courant (1940). Rokok ini beredar di kalangan Keraton Surakarta dan dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan menjadi gaya hidup.

“Sosok perempuan yang ditampilkan iklan rokok kretek digambarkan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki, terutama dalam mengisi waktu luang dan santai mereka yaitu dengan merokok,” paparnya.

Bentuk naik kelas

Dilihat dari konsep iklan tersebut sosok perempuan-perempuan pribumi dalam iklan rokok tersebut digambarkan mengenakan kebaya, kain, dan bersanggul, baik sedang memegang rokok maupun tidak.

Dikatakan olehnya pada masa itu hanya perempuan pribumi kalangan menengah ke atas yang mempunyai waktu luang untuk bersantai, salah satunya adalah kegiatan merokok. Selain itu berkaitan juga dengan status sosial.

“Melalui sosok perempuan tersebut ada upaya perusahaan-perusahaan rokok kretek membujuk masyarakat untuk mengonsumsi rokok yang diiklankan. Terutama dari kalangan atas,” jelasnya.

Suara Tokoh untuk Selamatkan Generasi Muda dari Bahaya Rokok

Hal yang menarik adalah rokok kretek dan sigaret Indonesia pada tahun 1932-1940 hanya menggunakan model perempuan pribumi bukan Eropa. Alasannya, jelas Windi, rokok kretek adalah produk asli dari Indonesia.

“Sehingga dengan menggunakan model pribumi lebih memberikan kesan lokal pada rokok yang dipromosikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini