Sampah Makanan Mengancam Bumi, Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menguranginya?

Sampah Makanan Mengancam Bumi, Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menguranginya?
info gambar utama

Sampah makanan jadi salah satu penyebab kerusakan bumi. Dibutuhkan aksi nyata dari setiap orang untuk mengatasinya.

Menyisakan makanan mungkin dianggap sebagai hal buruk bagi banyak orang, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Namun nyatanya, Indonesia menghasilkan 21 juta ton sampah makanan perhari, sekaligus menjadi negara penghasil sampah makanan terbanyak keempat di dunia menurut data Economic Times.

Sampah makanan dapat dihasilkan oleh aktivitas industri maupun rumah tangga, baik itu dalam skala besar maupun kecil. Misalnya, restoran yang membuang stok makanan yang tidak laku, namun masih layak makan, atau acara hajatan di mana tamu tidak menghabiskan makanan yang disediakan tuan rumah.

Efek buruk sampah makanan tidak main-main. Sampah makanan yang terbuang dan membusuk akan menghasilkan gas metana, gas rumah kaca yang berbahaya bagi bumi. Fakta tersebut menegaskan bahwa harus ada aksi nyata untuk mengendalikan sampah makanan di Indonesia.

Jika sampah makanan bisa dikendalikan, maka emisi gas rumah kaca bisa diredam sekitar sebelas persen. Hal itu disampaikan oleh pegiat pencegahan sampah makanan Foodcycle Indonesia Natasha Mannuela dalam acara talkshow bertajuk Cuaca Panas Banget! Terus, Harus Gimana? yang diselenggarakan oleh Campaign di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Jakarta pada Kamis (25/1/2024).

"Dengan mengendalikan sampah makanan, itu akan sangat bermanfaat. Jangan kita berpikiran 'Apa sih, usaha kita yang cuma satu orang ini apa faedahnya?'," ujar Natasha.

6 Cara Daur Ulang Sampah Plastik, Tidak Sesulit yang Dibayangkan!

Upaya Mengurangi Sampah Makanan

Dalam talkshow, Natasha berbagi tips mengenai langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan. Miss Indonesia 2016 yang berpengalaman terlibat dalam kegiatan pengumpulan dan penyaluran makanan berlebih bersama Foodcycle itu pertama-tama mengingatkan agar menghindari menyisakan makanan.

"Ini (makanan sisa) larinya ke TPA, yang pas busuk larinya ke atmosfer kita. Jadi, biasakan makan tanpa sisa. Bertannggungjawablah atas apa yang sudah kita beli, apa yang kita buat, dan yang kita anbil," tutur Natasha.

Jika makanan tidak bisa dihabiskan pada saat itu juga, disarankan agar membawanya pulang agar bisa disimpan dan dimakan lagi. kemudian langkah kedua, perhatikan tanggal kedaluarsa pada stok makanan yang tersedia. Biasakan makanan yang sudah mendekati tanggal kedaluarsa agar segera dikonsumsi sebelum rusak.

"Kalau sudah mau expired, taruh paling depan. Sering-seringlah organize. Jangan sampai yang sudah nau expired adanya di belakang, kita nggak tahu ada barang itu sejak kapan." lanjut Natasha.

Natasha juga mengingatkan agar masyarakat membiasakan diri melakukan mealprep dan berbelanja secukupnya sesuai rencana. Dengan seperti demikian, kecil kemungkinan makanan yang sudah dibeli menjadi tak termakan dan terbuang.

"Misal kita mau belanja, kita sudah tahu semua bahan makanan yang kita mau beli itu bisa dipakai buat masak apa saja. Jangan sampai mau masak sedikit, belinya banyak." paparnya.

Terakhir, Natasha mengajak masyarakat untuk ikut menjadi relawan yang aktif bergerak di bidang pencegahan sampah makanan. Selain di organisasi seperti Foodcycle, masyarakat juga bisa aktif mrngedukasi sesama.

"Bisa juga kita volunteering dengan media sosial kita. Kita sebarkan awareness ke orang-orang kalau kita sadar dan tahu duluan (soal pentingnya mengurangi sampah makanan," pungkasnya.

Dampak Sampah terhadap Lingkungan Alam dan Kesehatan Kita

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini