Peneliti Temukan Ular Air Baru di Danau Towuti, Sulawesi Selatan

Peneliti Temukan Ular Air Baru di Danau Towuti, Sulawesi Selatan
info gambar utama

Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan spesies ular air jenis baru bernama Hypsiscopus indonesiensis di Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Taksa baru itu menggenapkan jumlah ular di Sulawesi menjadi 60 spesies.

Ular itu berwarna abu-abu kecoklatan, memiliki ekor yang pipih secara lateral, jumlah baris sisik lebih banyak di bagian tengah tubuh. Lalu, jumlah sisik ventral atau bagian tubuh bawah lebih banyak, tapi jumlah sisik ekor lebih sedikit. Ia memiliki pola warna blirik yang khas dibandingan jenis Hypsiscopus lain.

H. indonesiensis termasuk ular air tawar dan disebut juga ular air ekor pipih. Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN, Amir Hamidy menerangkan, kelompok genus ini hidup di perairan tawar dan memangsa ikan kecil, anak katak, atau kepiting. Panjang tubuhnya relatif pendek, kurang dari 1 meter atau lebih besar dari 700 milimeter dan hanya tersebar di Danau Towuti. Ular ini memiliki tingkat endemis yang lebih tinggi dibandingkan H. matannensis.

“Studi lebih lanjut mengenai populasi dan sebarannya diperlukan untuk mengevaluasi status konservasinya,” ujar Amir dalam keterangan tertulis di Cibinong, Jawa Barat, Rabu (26/1/2024).

Mengenal Ular Endemik Bromo yang Kembali Ditemukan Pasca Hilang 40 Tahun

Dia menjelaskan, tiga dari empat jenis genus ini terdapat di Sulawesi dan dua di antaranya ular endemik, yaitu H. indonesiensis (endemik Danau Towuti) dan H. matanensis di Danau Matano dan beberapa wilayah Sulawesi lainnya.

Menurut Amir, jumlah ular endemik di Sulawesi saat ini hampir mencapai 60 persen. Bila dibandingkan dengan Kepulauan Sundaland, jumlah tersebut jauh lebih rendah. Tapi, tingkat endemisnya lebih tinggi.

“Sumatra memiliki 127 spesies ular, 16 persen di antaranya endemik, sedangkan Kalimantan memiliki 133 spesies (23 persen endemik), Jawa dan Bali 110 spesies (6,4 persen endemik),” jelasnya.

Amir kemudian menceritakan bahwa Den Bosch pada 1985 mencatat ada 55 jenis ular di Sulawesi. Namun, pada 2005, Ruud de Lang and Gernot Vogel—penulis buku The Snakes of Sulawesi: A Field Guide to the Land Snakes of Sulawesi—merevisi jumlah tersebut menjadi 52 spesies. Seiring waktu, tujuh spesies ular baru pun berhasil teridentifikasi di Sulawesi, sehingga jumlah spesies ular di sana menjadi 59 spesies. Temuan baru ini menggenapkan jumlah ular darat di Sulawesi menjadi 60 spesies.

Cantik tapi Mematikan, Ular-ular Asli Indonesia Ini Menyimpan Bahaya di Balik Keindahannya

“Ada cerita menarik dari temuan H. indonesiensis ini. Spesimen ular ini berasal dari enam spesimen yang dikoleksi pada 2003 dan satu spesimen pada 2019. Jika dilihat rentang waktunya cukup jauh sekitar 16 tahun. Mengapa proses identifikasinya tertunda?, karena jumlah spesimen masih terbatas,” kenang Amir.

Setelah 2019, sivitas LIPI saat itu membawa spesimen segar dari Danau Towuti dan sangat membantu proses identifikasi karakter diagnostik menjadi lebih valid. Temuan tersebut akhirnya dipublikasikan di jurnal Treubia Volume 50 Nomor 1 tahun 2023.

Sulawesi—sebuah pulau di Kepulauan Indo-Australia—terkenal dengan sejarah geologi yang unik dan hotspot keanekaragaman hayati bagi banyak spesies. Pulau ini memiliki beberapa danau purba yang terfragmentasi pada masa Pliosen, antara lain: Danau Matano, Danau Towuti, serta Danau Mahalona.

Death Adder, Urutan ke-4 Ular Paling Berbisa Dunia yang Ada di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini