Mengenal Ular Endemik Bromo yang Kembali Ditemukan Pasca Hilang 40 Tahun

Mengenal Ular Endemik Bromo yang Kembali Ditemukan Pasca Hilang 40 Tahun
info gambar utama

Ular Bhumi Tengger (Tetralepis frushstorferi) kembali ditemukan setelah 41 tahun tidak terlihat. Ular jenis langka ini memang hanya bisa ditemukan di dua gunung aktif, yakni Gunung Bromo dan Gunung Semeru.

Peneliti ular endemik, Luhur Septiadi menjelaskan secara ekologi, ular ini mempunyai karakteristik khusus, tidak seperti jenis lainnya. Dikatakannya hewan ini hidup pada hutan sub montana, sebarannya di wilayah tinggi, serta mampu beradaptasi pada suhu dingin.

Pulau di Bima ini Penuh Dengan Ular Berbisa

Karena itulah, ular ini mampu hidup di Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, terletak di Taman Nasional Bromo, Jawa Timur ( 3.676 mdpl) dengan kisaran suhu 3 - 20 derajat celcius.

“Jarang sekali ada ular yang memiliki habitat seperti ini,” katanya yang dimuat Mongabay Indonesia.

Kolaborasi

Luhur menjelaskan ular ini pertama kali dideskripsikan oleh herpetology Jerman, Oskar Boettger tahun 1892 silam, lalu ditemukan kembali pada 1978 oleh peneliti Indonesia. Tetapi setelah itu, catatan tentang ular ini tak lagi ditemukan.

Karena itulah pencarian ular ini dilakukan oleh tim Bromo Tengger Semeru Herpetofauna Conservation (BTSHC) dengan langsung menelusuri hasil eksplorasi sebelumnya, di Ranu Darungan, Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Senduro yang dilakukan dari UIN Sunan Ampel.

Kumbang Trilobita Penghuni Pulau Sumatra, Benar Telah Hidup Jutaan Tahun Lalu?

Tim ini akhirnya menemukan keberadaan hewan ini di sekitar Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Tim ini kolaborasi antara peneliti dari Universitas Brawijaya, BRIN, dan Chulalongkron University, Thailand.

“Tahun 2019, secara tidak sengaja ular ini ditemukan kembali, yang berarti 41 tahun menghilang,” katanya.

Dipublikasikan

Luhur Septiadi, Ahmad Nauval Arroyyan dan kolega mempublikasikan penemuan ini dalam jurnal internasional Russian Journal of Herpetology menuliskan spesies ular langka itu ditemukan pada zona enclave atau daerah khusus berukuran kecil.

Disebutkannya ular bhumi tengger ini memiliki ciri morfologi seperti kepala tidak jelas dari leher, mata kecil, dan tubuh bulat, Begitu juga perutnya tampak lebih bulat. Sedangkan warna punggungnya tampak coklat kemerahan tua, dengan garis tulang belakang gelap.

Indonesia Jadi Negara dengan Serangan Buaya Terbanyak di Dunia, Apa Faktornya?

Dari catatan, sebagian besar spesimen yang dikumpulkan berasal dari barat sisi gunung, seperti di Tosari, Nongkojajar, Cemoro di Lawang, Gunung Bromo dekat aliran sungai. Spesies ini juga tidak semi akuatik dan bergantung pada perairan.

Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) telah memasukan ular endemik Bromo ini dalam kategori Vulnerable (VUI) atau rentan. Di sisi lain, keberadaan hewan ini terancam dengan kondisi Gunung Bromo.

“Kita sedang berpacu dengan ancaman kepunahan satwa yang nyata, tetapi masih banyak hal yang masih belum kita ketahui,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini