Kumbang Trilobita Penghuni Pulau Sumatra, Benar Telah Hidup Jutaan Tahun Lalu?

Kumbang Trilobita Penghuni Pulau Sumatra, Benar Telah Hidup Jutaan Tahun Lalu?
info gambar utama

Masyarakat awam biasanya tidak familiar dengan kumbang trilobita atau trilobite bettle. Makhluk ini menyerupai binatang purba yang hidup di dalam jutaan tahun lalu. Bentuknya yang unik menjadi perhatian.

Dimuat dari Nationalgeographic.com, nama satwa ini terinspirasi dari trilobita yaitu hewan penjelajah laut berperisai baja, merayap, mengerikan tetapi sudah punah sekitar 500 juta tahun yang lalu.

Tetapi hewan ini sama sekali tak berkerabat, pasalnya kumbang trilobita merupakan serangga dalam Genus Duliticola atau Platerodrilus, dengan Famili Lycidae. Tersebar di lantai hutan hujan tropis di wilayah India dan Asia Tenggara.

Potret Kumbang Tanduk, Ikon Museum Serangga

Di Indonesia, satwa ini ternyata senang hidup di balik tumpukan kayu lapuk, atau serasah daun mati di lantai hutan yang lembab di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Sementara di Pulau Bangka, kumbang ini ditemukan di sekitar Bukit Menumbing.

“Sebagian besar ilmuwan menganggap bahwa penelitian mengenai kehidupan trilobite beetle memiliki tantangan tersendiri karena serangga ini masih sangat sulit dijumpai di habitatnya,” dikutip dari situs resmi Ksdae.menlhk.go.id.

Pencarian satwa

Pada laman Nationalgeographic.com, hewan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1800-an, semua kumbang yang tampak seperti trilobita adalah betina. Entah itu yang runcing, pipih, bahkan ungu dan hijau.

Pencarian kumbang jantan memakan waktu sekitar 100 tahun, tetapi Eric Mjoberg, ahli zoologi Swedia yang berkontribusi menemukan jenis ini saat datang ke Kalimantan. Dirinya menemukan fakta bahwa kumbang jantan dan betina punya bentuk sangat berbeda.

Pada penelitiannya dijelaskan sejumlah upayanya dalam mencari kumbang trilobita jantan. Tetapi setelah bertahun-tahun menjelajahi hutan, mengumpulkan dan menemukan ratusan larva kumbang betina dan memeliharanya hingga dewasa.

Lebah Paling Besar di Dunia Ini Kembali Ditemukan Setelah disangka punah!

Tetapi dirinya tak bisa menemukan kumbang jantan. Tak habis akal, dia lalu mengumpulkan lebih banyak betina, dan ketika sudah matang secara seksual, dia membawanya ke hutan. Lalu Mjorberg mengikat mereka.

“Dengan tali yang cukup panjang sehingga mereka bisa bergerak dalam lingkaran, tetapi tidak ada jantan yang mendekat” ucapnya.

Dia sampai melakukan undian untuk mencari kumbang jantan dengan hadiah sebesar 10.000 dolar. Akhirnya suatu pagi seorang kolektor berlari ke Mojberg dengan membawa sepasang kumbang trilobita yang tengah berhubungan,

Persebaran hewan

Masek et.al dalam penelitiannya di tahun 2015 mengungkapkan ada empat puluh dua spesies Platerodrilus atau kumbang trilobita yang tercatat. Wilayah jelajahnya terbatas pada tiga hotspot keanekaragaman hayati utama, yakni Indo-Burma, Sundaland, dan Filipina.

“Platerodrilus tidak terdapat di China (kecuali bagian paling selatan Yunnan di sepanjang perbatasan Laos dan Burma) atau di bagian selatan anak benua India,” tulis penelitian itu.

Indonesia Jadi Negara dengan Serangan Buaya Terbanyak di Dunia, Apa Faktornya?

Asal muasal berbagai spesies dapat disimpulkan di Sumatra, segera setelah pulau tersebut muncul dan pegunungan terangkat 15 juta tahun lalu dengan tingkat spesiasi yang lebih rendah sejak saat itu.

“Kami berasumsi bahwa kecenderungan penyebaran yang sangat rendah menjadikan Platerodrilus sebagai indikator berharga yang menunjukkan keberlangsungan hutan hujan yang tidak terputus dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, jika keragaman garis keturunan neotenik ini ingin dilindungi, diperlukan sistem kawasan lindung dengan kepadatan tinggi,” tegasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini