Keindahan Kampung Agusen, dari Produsen Ganja jadi Desa Wisata Andalan Aceh

Keindahan Kampung Agusen, dari Produsen Ganja jadi Desa Wisata Andalan Aceh
info gambar utama

Kabupaten Gayo memiliki objek wisata yang dijuluki Kampung Wisata Agusen atau kampung Inggris. Kampung ini salah objek wisata Arung Jeram di bawah binaan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues.

Dinukil dari Phinemo, desa ini berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan hutan lindung di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Bila memperhatikan lokasinya, tidak heran desa ini banyak sekali potensi wisata yang bisa dikembangkan.

Memori Sesuap Gutel, Pengganjal Perut Pejuang Suku Gayo di Masa Lalu

Desa wisata Agusen ini berada cukup jauh dari pusat kota Blangkejeren, yaitu sekitar 45 menit perjalanan. Tetapi tidak perlu takut bosan, karena sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhkan panorama bentang alam.

Selain potensi wisata alam, Desa Agusen juga memiliki sungai yang mengalir hulu Sungai Alas ke Singkil. Aliran air yang jernih membuat pengunjung yang datang ke sana tertarik untuk mengarunginya.

Dulu tempat penghasil ganja

Agusen sebelum terkenal sebagai desa yang memiliki alam yang menarik ternyata punya kisah kelam. Pada masa konflik RI-GAM, masyarakat Desa Agusen memilih menjadikan tanaman ganja sebagai komoditi utama.

Alasan yang mereka sampaikan juga sangat sederhana, yaitu ganja mudah ditanam dan mahal. Benar saja, ketika itu ganja di Agusen tumbuh subur dan memiliki kualitas super, selain itu harganya juga cukup mahal.’

Laga Kuda Joki Cilik di Dataran Tinggi Gayo

“Dulu saya juga ikut ayah menanam ganja sekaligus mempackingnya. Kami memilih ganja karena kebutuhan ekonomi. Akses ke kota sulit pada masa itu. Sehingga ongkos untuk menjual tomat ke Kota Blangkejeren jadi tinggi,” ucap Idin yang dimuat Hikayat Banda.

Permintaan ganja yang tinggi saat itu akhirnya turut menyumbang deforestasi hutan. Apalagi letak geografis Desa Agusen persis bersisian dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, sehingga keadaan hutan kala itu begitu menyedihkan

Jadi Desa Wisata

Karena itu sejak ditetapkan sebagai desa wisata pada 2016, Agusen berbenah. Kawasan yang dulunya berimage negatif perlahan berubah menjadi baik. Desa yang dulunya sulit diakses, kini menjadi mudah dengan adanya jalan aspal.

Berbagai fasilitas untuk warga dibangun, mulai dari sekolah, mushola, dan sanitasi air. Bahkan pada tahun 2017, anggaran yang digelontorkan untuk membenahi Agusen mencapai Rp17 Miliar.

Doa-Doa Petani Gayo untuk Siti Kawa yang Menikah dengan Angin

“Agusen yang dahulu tertinggal kini mulai berbenah dengan sungguh luar biasa,” kata Penghulu (Lurah) Desa Agusen Ramadan.

Hutan yang dahulu sempat gundul, kini perlahan mulai ditanami kembali. Dikatakan oleh Ramadan, kini masyarakat desa seolah mulai mengerti bahwa mereka sangat bergantung kepada hutan.

“Bahkan mereka juga akhirnya menyusun kesepakatan untuk bersama-sama tidak lagi menebang hutan dan membuatnya gundul,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini