Sosok Raden Surya Kencana yang Makamnya di Gunung Gede Pangrango Dianggap Keramat

Sosok Raden Surya Kencana yang Makamnya di Gunung Gede Pangrango Dianggap Keramat
info gambar utama

Balai Besar Taman Nasional Gunung Pangrango (BBTNGGP) mengumumkan para peziarah saat mendaki Gunung Gede-Pangrango telah ditemukan. Total ada 16 peziarah, termasuk dua orang anak berusia 7 tahun dan 12 tahun.

Kepala BBTNGGP, Sapto Aji Prabowo mengatakan informasi mengenai adanya masyarakat yang melakukan aktifitas dalam kawasan dan tersesat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diperoleh pada hari Senin, 29/1 pukul 05.30 WIB.

“Informasi awal yang kami terima dari lapangan bahwa kelompok tersebut merupakan masyarakat yang diduga melakukan ziarah sejak tanggal 27 Januari 2024,” jelas Sapto dalam keterangan persnya.

7 Fakta Menarik Gunung Gede Pangrango

Setelah informasi tersebut pihaknya berkoordinasi kepada pihak lain, seperti BPBD, BASARNAS wilayah Bogor dan Jakarta untuk turun ke lapangan. Sekitar pukul 10.00 WIB kelompok survivor menemukan 16 orang tersebut.

Saat ini seluruh aktivitas pendakian ke Gunung Gede dan Pangrango ditutup mulai tanggal 30 Desember 2023 sampai dengan 31 Maret 20214. Hal ini bertujuan untuk keselamatan pengunjung mengingat cuaca ekstrim.

Sosok Raden Surya Kencana

Gunung Gede-Pangrango terkenal tidak hanya untuk para pendaki. Kisah makam Raden Surya Kencana yang berada di puncak gunung dan kerajaan gaib selalu mengundang para peziarah untuk datang.

Sekretaris Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC) Luki Muharam menjelaskan secara turun temurun masyarakat Cianjur mempercayai mitos keberadaan makam Raden Surya Kencana yang berada di kawasan Gunung Gede-Pangrango.

Ada juga satu titik yang diyakini sebagai petilasan dari Raden Surya Kencana. Petilasan itu berada di tengah alun-alun dan disebut Batu Dongdang yang dijaga Embah Layang Gading. Area alun-alun Suryakencana menjadi tempat favorit para pendaki untuk mendirikan tenda.

Indonesia Akan Miliki Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia yang Berlokasi di Bogor

Dalam mitos itu disebutkan sosok Raden Surya Kencana adalah anak dari pernikahan Raden Aria Wira Tanu atau yang lebih dikenal Dalem Cikundul (Pendiri Cianjur) dengan putri jin bernama Dewi Arum Sari.

“Dari pernikahan Dalem CIkundul dengan putri dari raja jin Islam saat bertafakur di daerah Subang itu, lahir beberapa anak. Ada yang menyebutkan dua, ada pun yang menyatakan lebih. Tapi yang lebih dikenal dua, yakni Raden Surya Kencana dan Sukaesih,” jelas Luki yang dimuat Detik.

Tempat ziarah

Raden Surya Kencana lantas ditempatkan oleh kakeknya, Syekh Zubaidi di Gunung Gede Pangrango, sementara adiknya ditempatkan di Gunung Ciremai. Bahkan masyarakat mempercayai Eyang Surya Kencana selalu hadir saat hari jadi Cianjur.

“Suka tidak suka, warga Cianjur mempercayai keberadaan Eyang Surya Kencana di Gunung Gede dan saat digelar tradisi kuda kosong, Surya Kencana menaiki kuda tersebut,“ tuturnya.

Sampah di Gunung Gede Pangrango dan Dampaknya Pada Upaya Pelestarian Kawasan Konservasi

Para peziarah yang datang ke Gunung Gede Pangrango juga mempercayai adanya kerajaan gaib. Di kawasan tersebut berdiri megah 24 leuit atau tempat penampungan padi dan 25 pohon kelapa secara berjejer,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini