Menyelami Perjalanan Pejuang Kanker Lewat Pameran Seni "Close The Care Gap"

Menyelami Perjalanan Pejuang Kanker Lewat Pameran Seni "Close The Care Gap"
info gambar utama

Para pengidap kanker punya perjalanan yang menguras emosi saat bergelut dengan penyakitnya. Perjalanan itu dapat diselami melalui karya seni yang ditampilkan di pameran bertajuk "Close The Care Gap"

Pameran Close The Care Gap diselenggarakan oleh perusahaan farmasi global MSD Indonesia bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia. Bertempat di Indonesia Design District, PIK 2, Banten, pameran berlangsung pada 2-4 Februari 2024.

Pameran ini menampilkan karya seni dari berbagai bentuk seperti lukisan, puisi, hingga kerajinan. Seluruhnya adalah buatan para pejuang kanker, mulai dari anak-anak hingga lansia.

Lewat karya-karya tersebut, pejuang kanker bercerita tentang perjalanan mereka hidup bersama penyakitnya itu. Karena itu pula, pameran ini menampilkan seluruh karya yang ada ke dalam empat bagian yang merefleksikan fase perjuangan emosional dalam melawan kanker.

"Kami mau mereka menyalurkan emosinya, dan ini menjadi spirit bagi mereka," ujar Nabila Astari dari MSD Indonesia.

Bisa dibilang, setiap bagian adalah episode perjalanan pembuat karya saat hidup dengan kanker. Bagian pertama adalah "Hati dan Pikiran Saat Terdiagnosis Kanker" dengan nuansa warna hitam dan putih, melambangkan masa suram pejuang kanker saat pertama kali didiagnosa mengidap kanker. Lalu bagian kedua bertitel "Warna-warni Mimpi Pejuang Kanker" yang dengan nuansa penuh warnanya jadi lambang semangat dalam memperjuangkan mimpi.

Bagian ketiga "Cerita bersama Kanker" dengan instalasi menyerupai ruangan klinik menyajikan kisah-kisah pejuang kanker saat berusaha mengobati penyakitnya. Kemudian bagian terakhir dari pameran ini adalah "Perjuangan dan Mimpi sebagai Penyintas Kanker".

Di Tangan Mahasiswa UGM, Kulit Nanas Jadi Obat Kanker Kolon

Bermanfaat bagi Semua

Pameran Close The Gap memberi kesempatan kepada publik untuk mencari tahu lebih dalam soal kanker. Dewasa ini, informasi mengenai kanker memang tak sulit didapat, misalnya masyarakat dapat mengikuti akun ngobrolinkanker di Instagram guna mendapatkan informasi terpercaya. Namun, pameran seni membuat masyarakat bisa melihat kanker dari sisi lain, yakni kehidupan pengidapnya yang penuh lika-liku.

Bagi pejuang kanker sendiri, pameran seni juga bermanfaat. Alih-alih larut dalam keputusasaan, seni memberi banyak hal positif.

“Dukungan sosial melalui komunitas seperti Yayasan Kanker Indonesia membantu pasien dan penyintas kanker agar kualitas hidup dapat tetap terjaga, bahwa mereka tidak sendirian, dan dapat tetap aktif dalam berbagai kegiatan kreatif seperti pameran karya seni pejuang dan penyintas kanker ini, sehingga memberi harapan dan meningkatkan rasa percaya diri,” ujar Humas Yayasan Kanker Indonesia, Pratiwi Astar.

Di antara pejuang kanker yang menampilkan karyanya, salah satunya adalah Umbu Tanggela, penyintas kanker kolorektal. Umbu yang memang berprofesi sebagai seniman menjelaskan bahwa bagi pejuang kanker, seni jadi alat untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik.

"Seni ini salah satu trigger untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari. Agar menjalani kehidupan tidak dengan sedih dan susah, ini sebagai media untuk mengatasi ruang yang harusnya diisi dengan hal-hal positif," kata Umbu.

Deteksi Dini Kanker Digiatkan, Skrining Bisa Pakai BPJS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini