Pesona Lembah Harau, “Desa Konoha” di Sumatra Barat yang Dulunya Adalah Lautan

Pesona Lembah Harau, “Desa Konoha” di Sumatra Barat yang Dulunya Adalah Lautan
info gambar utama

Sumatra Barat memiliki berbagai keindahan bentang alam yang akan membuat takjub siapapun yang melihatnya. Hal ini pula yang membuat tujuan wisata alam di sini seakan tidak ada habisnya.

Dari sekian banyaknya pesona alam yang bisa dinikmati di sini, satu yang tidak kalah menarik perhatian adalah Lembah Harau. Pemandangan perkampungan yang dikelilingi suasana alam yang hijau serta tebing tinggi di sekitarnya mungkin membuat sebagian dari Kawan GNFI teringat salah satu desa di anime Naruto, yaitu Desa Konohagakure.

Mari kita kenali lebih lanjut mengenai Lembah Harau

12 Kuliner Khas Sumatera Barat yang Lamak Bana, Wajib Dicoba!

Sekilas soal Lembah Harau

Lembah Harau adalah nagari yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, berjarak sekitar 50 km dari Bukittinggi atau sekitar 1,5 jam perjalanan.

Seperti namanya, lembah ini memiliki luas sekitar 270,5 hektar dan dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dengan ketinggian berkisar 100 hingga 500 meter.

Lembah Harau atau kadang disebut Lembah Arau adalah tempat di mana sawah hijau subur diapit di antara tebing granit yang besar. Ada berbagai air terjun yang jatuh dari ketinggian 80 hingga 300 meter ke lembah di bawahnya, dibelah oleh Sungai Batang Arau.

Tebing-tebing tersebut sering dianggap mirip dengan Tebing Hokage di Desa Konoha dalam komik dan anime Naruto. Selain itu, Lembah Harau juga kerap disebut sebagai Yosemite dari Indonesia

Taman Nasional Siberut, Wisata Alam dan Budaya Suku Mentawai

Dulunya adalah lautan

Dalam warisan adat Minangkabau yaitu kitab Tambo, Kabupaten Lima Puluh Kota diakui sebagai wilayah dengan air sungai yang jernih, ditemani oleh ikan-ikan jinak yang berenang di aliran sungainya. Banyak yang menyebutkan bila Lembah Harau ini dulunya adalah lautan.

Fakta ilmiah turut mendukung buktinya dengan menunjukkan bahwa batuan breksi dan konglomerat yang umumnya ditemukan di dasar laut ada di perbukitan Lembah Harau. Pembentukan lembah ini disebabkan oleh patahan turun atau blok yang terjun, yang kemudian membentuk lembah luas dan datar. Keberadaan air terjun sering menjadi tanda lokasi patahan tersebut.

Artinya, pada masa lalu, ada sungai yang terputus karena adanya patahan turun, membentuk air terjun. Dari perspektif geologi, batuan di sana memiliki usia sekitar 30-40 juta tahun. Selain itu, tebing batuan di Lembah Harau juga kaya akan karbon organik, yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa organisme.

Dengan keunikan yang dimilikinya, tidak mengherankan bahwa Lembah Harau diakui sebagai Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Di antara satwa langka yang mendiami lembah ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), bersama dengan beragam spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi.

Sejarah Hari Ini (10 Januari 1993) - Pemerintah Jadikan Lembah Harau Cagar Alam

Menyimpan berbagai daya tarik

Di Lembah Harau terdapat enam air terjun yang memiliki nama masing-masing, yaitu Sarasah Aie Angek, Aie Luluih, Sarasah Jambu, Akar Berayun, Sarasah Bunta, dan Sarasah Murai. Setiap air terjun memiliki karakteristik dan ketinggian yang berbeda-beda.

Salah satu air terjun terkenal di Lembah Harau adalah Air Terjun Akar Berayun, yang merupakan air terjun tertinggi dengan ketinggian sekitar 200 meter. Saat tiba di lembah, pengunjung dapat dengan mudah melihat Air Terjun Akar Berayun karena lokasinya yang dekat dengan area parkir.

Di bawah air terjun tersebut terdapat kolam besar yang sering digunakan oleh wisatawan untuk berenang atau bermain air. Pada musim kemarau, air terjun dan kolamnya cenderung mengering.

Bagi wisatawan yang mencari suasana yang lebih sepi, maka dapat melakukan trekking selama 10 menit masuk ke dalam hutan untuk mencapai Air Terjun Sarasah Murai. Air terjun ini menarik dengan karakteristiknya yang berundak-undak sebanyak tujuh tingkatan, serta memiliki ketinggian sekitar 10-15 meter.

Istana Basa Pagaruyung: Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Sumatera Barat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini