Memahami Ibadah King Thi Kong Saat Tahun Baru Imlek

Memahami Ibadah King Thi Kong Saat Tahun Baru Imlek
info gambar utama

Beberapa hari yang lalu, penganut ajaran Tridharma baru saja melakukan ibadah King Thi Kong. Ibadah tersebut merupakan serangkaian ibadah yang dilaksanakan saat tahun baru Cina atau Imlek. Lantas, apa itu King Thi Kong?

King Thi Kong merupakan ibadah yang dilakukan para etnis Tionghoa, utamanya orang Hok Kian pada saat Imlek. Ibadah tersebut merupakan serangkaian ibadah dan tradisi saat tahun baru Cina tiba.

Di Indonesia, ibadah King Thi Kong biasa disebut sebagai Sembahyang Tuhan atau Sembahyang Tebu. Sembahyang Tuhan menjadi rangkaian upacara pada pesta menyambut Tahun Baru Imlek (Perayaan Musim Semi) yang berlangsung selama 15 hari, dari tanggal 1 sampai 15 bulan 1 penanggalan Imlek.

King Thi Kong atau Jing Tian Gong Hok Kian dilaksanakan pada tanggal 9 bulan 1 Imlek. Sembahyang King Thi Kong dilakukan saat pukul 23.00 – 01.00 WIB.

Sejarah Ajaran Tridharma, Sinkretisme Tiga Agama Dampak Orde Baru

Makna King Thi Kong

Di provinsi Fujian (Hok Kian) dan Taiwan, muncul istilah yang sangat populer, yaitu Chu Jiu Tian Gong Sheng, yang berarti bahwa pada tanggal 9 bulan pertama Imlek (Cia Gwe Cwe Kaw) merupakan Hari Ulang Tahun Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong).

Oleh karena itu, King Thi Kong muncul sebagai wujud penghormatan terhadap Tuhan. Penghormatan tersebut merupakan bagian dari ibadah.

Tanggal 9 bulan 1 imlek juga bermakna bahwa angka 1 berarti Esa dan angka 9 adalah yang tertinggi.

Orang yang melakukan ritual King Thi Kong, biasanya adalah orang yang telah berpuasa dari makanan berjiwa dan vegetarian sejak beberapa hari sebelumnya. Bahkan, benda dan peralatan yang digunakan pun harus khusus, bersih lahir dan batin, serta tidak pernah dipergunakan untuk keperluan lainnya.

Ritual King Thi Kong biasanya dilaksanakan dengan mendirikan meja tinggi di depan pintu menghadap langit. Meja tinggi merupakan bagian dari bentuk mengagungkan Sang Pencipta. Kemudian, para umat lantas mengucapkan syukur kepada Yang Kuasa, berjanji untuk hidup lebih baik terhadap sesama, dan memenuh kewajiban sebagai mahluk ciptaanNya (Husin, 2014).

Ibadah King Thi Kong merupakan wujud pernyataan dari perasaan syukur karena telah terhindar dari bencana dan sebagai ucapan terima kasih kepada Thi Kong atas lindunganNya.

Selain itu, Upacara sembahyang Kin Thi Kong diyakini mendatangkan berkah serta segala kekeliruan dan kesalahan dapat dimaafkan, sehingga di tahun yang baru, batin umat diperbarui.

Perpaduan Sempurna Salad Yu Sheng dan Peking Ayam Saat Imlek, Ini Maknanya

Cara Melaksanakan Ibadah King Thi Kong

Ibadah King Thi Kong © Antara News
info gambar

Ibadah King Thi Kong dapat diikuti oleh berbagai lapisan dan kalangan masyarakat. Bagi masyarakat kecil, ibadah King Thi Kong dapat diikuti dengan menghidupkam Hiolo, sebuah pedupaan atau tempat menancapkan dupa kecil yang digantungkan di depan pintu rumahnya.

Umat Tionghoa, khususnya penganut Tridharma juga wajib menyalakan hio (dupa) dari pagi sampai tengah malam secara kontinu. Sementara itu, bagi kalangan atas, King Thi Kong merupakan ibadah paling khidmat sekaligus megah.

Sembahyang King Thi Kong ini dilakukan di tempat terbuka dan harus beratapkan langit, kalaupun dilakukan di Vihara juga harus dilakukan di luar ruangan.

Sehari sebelum upacara sembahyang atau pada Tanggal 8 bulan 1 Imlek (Cia Gwe Cwe Pe) seluruh penghuni rumah harus melakukan mandi keramas dan ganti baju. Sembahyang dilakukan tepat pukul 12 tengah malam dimulai dengan yang tertua / Ayah dalam sebuah keluarga akan membakar lilin besar di depan altar, kemudian mengambil 3 batang gaharu terbakar dan melakukan sebuah ritual kuno berdoa kepada Tian Gong (Hok Kian = Thi Kong), Sang Penguasa untuk nasib baik dan keberuntungan.

Ternyata Ini Maksud Larangan Menyapu dan Keramas Saat Imlek

Setelah yang tertua dari keluarga melakukan doa, biasanya dilanjutkan ibu dan kemudian anak-anak melakukan ritual yang sama. Setelah berdoa di altar meja besar di luar rumah, biasanya doa untuk altar dalam rumah juga akan dilakukan.

Kemudian, semua anggota keluarga melakukan San Gui Jiu Kou (Sam Kwi Kiu Kho) yaitu 3 kali berlutut dan 9 kali menyentuhkan kepala ke tanah.

Setelah selesai, baru kemudian kertas emas yang dibuat khusus dibakar bersama dengan Shen Wei yang terbuat dari kertas warna-warni. Ini melambangkan membakar uang. Kemudian, petasan dinyalakan untuk mengantar kepergian para malaikat pengiring.

Saat ini tradisi sembahyang tebu ini tidak lagi hanya dilakukan oleh masyarakat suku Hokkian, tetapi juga sudah dilakukan oleh seluruh masyarakat Tionghoa.

Kenapa Saat Imlek Wajib Makan Mie Tapi Dilarang Makan Bubur?

Referensi:

  • Husain, Khairiah. 2014. Agama Konghuchu. Riau: CV. Asa Riau.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini