Peringati Serangan Umum 1 Maret 1949, GMNI APMD Gelar Nobar Film Dokumenter

Peringati Serangan Umum 1 Maret 1949, GMNI APMD Gelar Nobar Film Dokumenter
info gambar utama

Dewan Pengurus Komisariat (DPK), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) ‘APMD’ Yogyakarta peringati momen bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dengan menggelar kegiatan Nonton Bareng (Nobar).

Adapun film dokumenter yang dipilih berjudul The Battle of Yogyakarta, Kisah di Balik Agresi Militer Belanda.

Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan peristiwa ketika TNI dan rakyat Indonesia menyerang serentak pasukan Belanda yang berusaha menduduki ibu kota negara. Saat itu, ibu kota negara bertempat di Yogyakarta akibat kondisi keamanan di Jakarta yang tidak kondusif.

Kegiatan dengan tema ‘Nobar Film Dokumenter: Merefleksikan Serangan Umum 1 Maret ’ ini dilaksanakan di Ruangan A15 Kampus STPMD 'APMD' Yogyakarta dan dihadiri oleh puluhan peserta baik kader dan juga calon kader pada Jumat, 1 Maret 2024.

Jalan-Jalan Sambil Belajar Sejarah Bersama Indonesia Colonial Heritage

Selesai menonton, setiap peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 serta memberi kesan dan pesan atas film yang ditonton. Sesi ini dipandu oleh Haris Mandala dan Mey Novianty Mauw sebagai moderator.

Haris mengatakan bahwa aktivitas ini bertujuan untuk merefleksikan semangat perjuangan pendiri bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Meskipun secara de facto, Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, tetapi Belanda masih berusaha menguasai kembali Indonesia dengan melakukan agresi militer.

“Semangat patriotisme dan nasionalisme dari para pendiri bangsa patut kita teladani sebagai generasi muda” kata dia. Haris juga mengatakan bahwa memang secara fisik kita telah terbebas dari penjajahan, tapi saat ini bangsa Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya masih mengalami penjajahan.

“Indonesia saat ini masih mengalami neo-kolonialisme atau penjajahan gaya baru dalam banyak sektor. Tugas kita adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif dan terus mempertahankan kemerdekaan dari berbagai tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam bangsa Indonesia itu sendiri,” tambah Haris.

James Roberto, Komisaris DPK GMNI APMD, menegaskan kembali pernyataan yang pernah disampaikan Soekarno ‘Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu jauh lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri’.

Mengenang Kembali Sejarah Kelam Indonesia Melalui Novel Laut Bercerita

Melalui pernyataan Soekarno ini, kata James, kita menyadari bahwa perjuangan melawan penjajahan belum selesai. “Para pahlawan kemerdekaan berjuang mengusir penjajah. Akan tetapi, bukan berarti perjuangan berhenti di situ. Saat ini kita pun kita masih berjuang melawan berbagai bentuk penindasan dan eksploitasi yang sering menimpa masyarakat kecil (marhaen)” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisariat GMNI APMD, Joze Titit yang juga turut hadir dalam kegiatan itu menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa persatuan dan kesatuan kemerdekaan akan sulit diraih. Soekarno, kata Joze, menegaskan bahwa dalam memulai revolusi ciptakan terlebih dahulu persatuan. Dalam persatuan terciptalah kemerdekaan.

“Persatuan dan kesatuan adalah kunci agar Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat dan bermartabat. Jika bangsa ini masih terpecah belah maka Indonesia akan sulit menjadi negara maju,” ungkap Joze.

Yohanes Krisostomus Lado, mahasiswa Program Studi Pembangunan Sosial menjelaskan bahwa perjuangan para pahlawan menginspirasi generasi muda, khususnya mahasiswa untuk memanfaatkan waktu dengan baik dalam meningkatkan kapasitas diri dan melakukan hal-hal yang produktif.

Dia mengingatkan bahwa sebagai mahasiswa kita memiliki tanggung jawab moral atas amanat yang dititipkan orang tua, saudara-saudari dan keluarga besar. “Jangan sampai kita yang diharapkan dapat membanggakan keluarga justeru mengecewakan mereka,” ungkap pria yang akrab disapa Je Lado ini.

Je juga mengatakan bahwa sebagai generasi muda terutama yang berasal dari desa dan dari keluarga biasa-biasa saja agar memiliki semangat yang lebih tinggi dan berjuang tanpa mudah menyerah. “Sebab kita bukanlah anak anak presiden, anak gubernur atau anak bupati yang segala sesuatunya sudah difasilitasi,” kata dia.

Selain itu, Je juga menyoroti fenomena eksploitasi dan monopoli sumber daya alam oleh sekelompok orang. Itulah yang menyebabkan masyarakat kecil sulit untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Terakhir, Je menambahkan bahwa visi Indonesia Emas 2045 hanya menjadi utopia semata jika bangsa Indonesia secara kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tidak dipersiapkan dengan baik.

“Agar kualitas manusia semakin baik, pendidikan harus menjadi prioritas. Persoalannya, bangsa ini lebih mengutamakan nutrisi perut dari pada nutrisi otak, lebih memilih makan siang gratis dari pada pendidikan gratis. Jika demikian, maka pada 2045 bukan merupakan Indonesia emas tapi Indonesia kayu lapuk,” imbuhnya.

Berbeda dengan peserta lainnya, Widia, Demisioner Anggota Wakil Komisaris Bidang (Wakombid) Kesarinahan menekankan bahwa perempuan turut memiliki peran yang sangat penting selama perjuangan mengusir penjajah terutama dalam menyiapkan logistik dan obat-obatan.

“Jadi bukan hanya laki-laki yang terlibat. Perempuan juga memiliki peran sentral meskipun tidak banyak mendapat perhatian,” katanya.

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai. Kegiatan berjalan dengan lancar dan ditutup dengan sesi dokumentasi.

Jejak Freemason di Indonesia, Perkembangan dan Masa Kemundurannya dalam Sorotan Sejarah

Penulis merupakan Wakil Komisaris Bidang Pengembangan Kapasitas Kader (PKK) DPK GMNI STPMD 'APMD' Yogyakarta Tahun 2024/2025

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini