Menilik Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Perempuan sejak Usia Dini

Menilik Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Perempuan sejak Usia Dini
info gambar utama

Memeriksa kesehatan reproduksi pada perempuan idealnya dilakukan secara dini. Tak perlu menunggu hingga hamil atau berencana punya anak terlebih dulu, pemeriksaan bisa dilakukan sejak usia pra-remaja.

Hal itu disampaikan oleh dokter kandungan atau obgyn dari First Care Clinic, dr. Dinda Derdameisya, Sp. OG. Menurutnya, saat ini ada masalah yang kerap ditemui di Indonesia di mana perempuan baru memeriksakan diri ke bidan atau dokter saat sudah dalam keadaan hamil.

"Padahal sebenarnya gejala atau tanda-tanda bisa dikeluhkan sejak awal usia remaja atau praremaja, sesimpel nyeri haid, haid tak teratur, atau tidak menstruasi. Itu adalah tanda-tanda yang akan jadi petunjuk (bahwa) nanti saat menikah dan akan hamil, ada masalah," ujar Dinda dalam acara launching First Care Clinic di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K). Ia menyarankan agar perempuan dapat memeriksakan kesehatan reproduksinya secara berkala.

"Setiap tahun sudah cukup sebetulnya, jadi harus dilakukan pemeriksaan," tuturnya.

Giatkan Pencegahan Kanker, Deteksi Bisa Dilakukan di Puskesmas

Pentingnya Deteksi Mandiri

Selain memeriksakan diri kepada bidan atau dokter, ada pula hal lain yang tak kalah penting bagi perempuan usia dini untuk menjaga kesehatan reproduksinya, yakni deteksi mandiri.

Untuk itu, dibutuhkan bimbingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa agar perempuan usia dini lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Salah satu bentuk deteksi dini yang bisa dilakukan adalah mengajari anak untuk mencatat siklus menstruasinya. Dari catatan tersebut, remaja bisa melapor ke orang tua jika ada masalah untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Perempuan usia dini juga harus mengenali gejala atau tanda-tanda gangguan kesehatan reproduksi, misalnya timbul rasa nyeri saat menstruasi. Kendati nyeri saat menstruasi kerap dianggap wajar, Dinda mengingatkan bahwa nyeri berlebihan tidak boleh diremehkan.

"Ada baiknya kita memberi contoh skala. Skala satu nyeri, skala 10 nyeri banget, dan kamu ada di mana? Karena ini erat kaitannya dengan Endometriosis atau permasalahan ketika nanti dia ingin punya anak, ternyata mungkin sulit punya anaknya," papar Dinda.

Jika gejala gangguan kesehatan reproduksi bisa terdeteksi sejak awal, maka tindakan pun bisa segera dilakukan. Dengan demikian, kualitas hidup perempuan pun dapat meningkat.

Contoh lain disampaikan oleh Fitriyadi. Ia menjelaskan bahwa orang tua juga bisa mendeteksi keputihan saat memandikan anak.

"Kadang ibu-ibu bilang 'ah nggak apa-apa, normal' lalu nyeritain kalau haid memang sakit. Ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan apa penyebab nyeri haidnya (atau) penyebab keputihan," pungkas Fitriyadi.

Mau Terhindar dari Kanker? Pola Hidup Sehat adalah Kuncinya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini