Indonesia ingin memperkuat kerja sama bidang UMKM di Fiji, khususnya industri bambu yang berkelanjutan. Pemerintah juga siap memberikan dukungan peningkatan kapasitas kepada stakeholder untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan industri bambu di Fiji.
Melalui seminar yang bertajuk “Potensi Industri Pembuatan Produk Bambu Berkelanjutan di Fiji”, KBRI Suva menghadirkan dua ahli bambu asal Indonesia, yakni Marzuni dari Rosse Bambu di Sleman dan Dr. Sukma Surya Kusumah mewakili BRIN.
Kedua ahli bambu itu sebelumnya mengunjungi beberapa hutan bambu di Desa Sote (Provinsi Tailevu) dan Desa Vunidawa (Provinsi Naitasiri). Mereka mengidentifikasi jenis spesies atau varietas, serta mengidentifikasi produk yang bisa dibuat dari bambu tersebut.
Baca juga RI Kenalkan Keramba dan Rumpon Ikan ke Fiji-Madagaskar di KTT AIS 2023
Indonesia "Banjir" Apresiasi
Berbagai isu mengemuka dalam seminar yang digelar pada 13 Maret 2024 tersebut. Di antaranya adalah urgensi merancang strategi pemasaran dan peningkatan mutu, serta aksesibilitas produk bambu Fiji ke pasar terbuka.
Dalam kesempatan itu, Indonesia juga menjajaki kerja sama lebih lanjut pada penelitian Bambu dengan Fiji, pelatihan peningkatan kapasitas, serta menunjuk Desa Sote dan Desa Vunidawa sebagai desa bambu percontohan untuk Fiji.
Kepala Suku dari berbagai daerah di Desa Naitasiri yang hadir dalam seminar menyampaikan apresiasi dalam Bahasa Fiji vinaka vakalevu, kepada Indonesia yang telah menggagas kerja sama dan pelatihan pengembangan produk bambu.
Pemerintah Fiji melalui kementerian terkait juga mengapresiasi langkah Indonesia dalam menggandeng kerja sama produk bambu berkelanjutan. Tak hanya di sektor bambu, pihaknya berharap agar kedua negara dapat meningkatkan kerja sama di sektor industri lainnya.
Baca juga Hebat! Bus Buatan Ungaran Diekspor ke Fiji
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
