Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Kinerja APBN Awal 2024 Tetap Tinggi

Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Kinerja APBN Awal 2024 Tetap Tinggi
info gambar utama

Ketidakpastian dalam perekonomian global dan risiko yang bervariasi masih sangat tinggi. Namun, sampai pertengahan Maret 2024, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menunjukkan kinerja yang sangat baik. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan dalam sebuah pernyataan tertulis pada Rabu (20/3/2024) bahwa kinerja APBN hingga 15 Maret 2024 tetap optimal.

"Pendapatan Negara mencapai Rp493,2 triliun (17,6 persen dari target) dan Belanja Negara sebesar Rp470,3 triliun (14,1 persen dari pagu). Dengan demikian, surplus APBN mencapai Rp22,8 triliun atau 0,10 persen terhadap PDB," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, menurut Menteri Keuangan, Keseimbangan Primer juga mencatatkan surplus sebesar Rp132,1 triliun. Ia menerangkan bahwa Belanja Negara telah tumbuh cukup tinggi hingga 18,1 persen (tahun ke tahun) untuk mendukung percepatan program pembangunan, Pemilu, menjaga stabilitas harga pangan, dan melindungi daya beli masyarakat.

Pendapatan Negara 2023 Capai Rp2.754,2 Triliun, 110% dari Target

Risiko masih tinggi, namun terus diupayakan

Menurut Menteri Keuangan, terkait dengan perekonomian global, ada faktor-faktor yang menyebabkan tingginya ketidakpastian dan risiko. Salah satunya adalah kebijakan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lama (higher for longer) yang diterapkan oleh negara maju, terutama Amerika Serikat.

"Kinerja APBN cukup baik, pendapatan negara mengalami kontraksi tapi dari baseline yang cukup tinggi selama dua tahun berturut-turut namun kita tetap mewaspadai dari volatilitas harga komoditas dan juga kecepatan restitusi pajak yang memang dibutuhkan oleh dunia usaha," jelas Menkeu.

Ia menyoroti tegangan geopolitik dan risiko global seperti digitalisasi, perubahan iklim, serta populasi yang menua, semuanya bisa memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian. Selain itu, volatilitas harga komoditas juga turut memengaruhi kondisi ekonomi. Menurutnya, situasi yang kompleks ini telah terjadi sepanjang tahun 2023 dan masih berlanjut hingga tahun 2024.

"Di tengah situasi dan gejolak ini, Indonesia masih sangat resilien. Growth-nya tetap steady di sekitar 5 (persen). Meskipun kita juga melihat ada tekanan-tekanan yang terjadi. Jadi kalau kita lihat komposisi baik supply demand dan kita lihat overall growth ekonomi Indonesia sepanjang 2022-2023 dan kita harapkan sampai kuartal I 2024 itu masih stabil di 5 persen, ini adalah capaian yang luar biasa karena environment globalnya tadi saya sampaikan sangat tidak mudah," kata Sri Mulyani.

Anggaran Kesehatan 2024 Naik Jadi Rp187 Triliun, Ini Rinciannya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini