Mie Aceh yang Kaya Rempah, Sejarah, dan Budaya

Mie Aceh yang Kaya Rempah, Sejarah, dan Budaya
info gambar utama

Kawan GNFI pasti tahu kan, dengan sajian mie Aceh? Seperti namanya, sajian khas asal Aceh ini terdiri dari mie yang dimasak menggunakan bumbu kuah rempah lengkap dengan beragam topping, seperti daging sapi, kambing, ayam, seafood, sayuran, dan telur.

Kuah rempah pada menu ini tidaklah sembarangan, melainkan rempah gabungan dari tiga kebudayaan berbeda, yakni India, China dan Aceh. Kawan GNFI dapat menjumpai sajian menu ini di berbagai kota di Indonesia, bahkan sudah ada dalam versi instannya.

Tak salah jika kita menyebut sajian mie Aceh ini kaya rempah, sejarah, dan budaya.

Sajian Mie Aceh kuah: canva.com/MeiditaKS
info gambar

Rempah pada Bumbu Mie Aceh

Mie Aceh ini disajikan dalam bentuk kuah, goreng basah, dan goreng. Kemudian dilengkapi dengan irisan daging sapi, kambing, udang, cumi, dan kepiting serta sayuran. Beberapa restoran tertentu menambahkan daging ayam dan telur goreng. Adapun mie, bumbu, dan topping biasanya dimasak bersamaan hingga bumbu kuah rempah meresap pada makanan.

Gadis Genit dalam Sajian Prawan Kenes, Kuliner Khas Yogyakarta

Perbedaan utama mie Aceh dari hidangan mie dari daerah lainnya adalah racikan bumbu. Bumbu kuah pada mie Aceh ini lebih tajam dan kaya rempah. Adapun komposisi utama dari bumbu halus adalah campuran dari merica, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit, kapulaga, jintan, dan adas bintang. Rempah yang beragam ini tentunya akan menimbulkan sensasi ‘spicy’ saat dikonsumsi.

Mie Aceh biasanya menggunakan mie basah. Bentuk dan ukurannya mirip dengan pasta spaghetti Italia. Mie basah merupakan jenis mie yang telah mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum diolah. Kadar airnya bisa mencapai 50% sehingga daya tahan simpannya relatif singkat.

Mie basah terbuat dari tepung gandum dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya. Biasanya, guna menjamin keaslian sebagian besar restoran aceh membuat mie basah sendiri.

Ilustrasi rempah umum pada Mie Aceh: canva.com/MeiditaKS
info gambar

Sejarah Mie Aceh

Tentunya mie bukanlah jenis makanan asli Indonesia. Sekitar abad-19, mie pertama kali dikenalkan oleh koloni Belanda. Pada awalnya, makanan tersebut dibawa ke Indonesia oleh pedagang Tionghoa (China) untuk koloni Belanda.

Dahulu, mie dianggap sebagai makanan kelas atas karena harga yang cukup mahal. Namun, seiring perkembangan waktu, terutama setelah kemerdekaan, asyarakat di Indonesia dapat mengkonsumsi sajian mie.

Belum ada tanggal persis kapan mie Aceh pertama kali dikenalkan. Sajian ini diperkirakan ada saat masa penjajahan, terutama saat abad rempah. Abad rempah merujuk pada waktu datangnya para pedagang rempah dan ekspansi Eropa dalam mencari rempah di Nusantara.

Para pedagang dari India memperkenalkan bumbu masakan yang kaya akan rempah di Indonesia. Selain itu, juga masuknya beberapa rempah Asia lainnya yang sekarang tumbuh subur di Indonesia.

Sajian mie Aceh semakin ramai sejak musibah Tsunami Aceh 2004. Saat itu, Indonesia mengalami duka yang mendalam dan Provinsi Aceh menjadi pemberitaan terus menerus. Salah satu sisi positifnya adalah banyak dari masyarakat yang menjadi penasaran bagaimana kondisi Aceh dan terutama jenis kulinernya.

Rekomendasi Kuliner Khas Nganjuk yang Wajib Dicoba!

Diperkirakan tahun 2006, kuliner khas Aceh menjadi sorotan dan mulai banyak bermunculan restoran khas Aceh di Pulau Sumatera dan Jawa. Sejak itu kuliner Aceh semakin terkenal dan juga bisnis kuliner khas Aceh yang semakin menjanjikan.

Tentunya, tidak semua lidah orang Indonesia dapat menerima ‘rempah’ yang sangat kaya pada sajian mie Aceh. Beberapa pelaku usaha kuliner Aceh di pulau Jawa mengaku bahwa ada penyesuaian rempah yang digunakan.

Oleh karena itu, makanan ini semakin terkenal di Indonesia dan dapat diterima oleh semua kalangan. Bahkan, saat ini mie Aceh juga sudah tersedia dalam versi instan, sehingga dapat dikonsumsi kapan saja dan di mana saja.

Akulturasi Budaya dalam Sajian Mie Aceh

Akulturasi budaya merupakan pencampuran budaya asing dengan budaya sendiri. Akulturasi budaya di Indonesia mulanya terjadi saat abad rempah, di mana banyak para pedagang dari bangsa lain yang hadir seperti India, Arab, Cina dan Eropa. Kedatangan bangsa lain tentunya juga membawa kebudayaan mereka. Akulturasi budaya dapat terjadi di berbagai bidang, termasuk kuliner.

Sajian mie Aceh tentunya adalah salah satu jenis kuliner yang mengalami akulturasi budaya. Mie Aceh menampilkan sejarah budaya pada masyarakat Aceh dan pengaruh asing dari budaya bangsa yang hadir di wilayah tersebut.

Melihat kondisi strategis dari Aceh, diketahui sebagai pelabuhan utama tempat masuknya pedagang rempah. Tak heran akulturasi budaya di wilayah Aceh sangat beragam.

Buktinya, bumbu kuah rempah pada mie Aceh adalah pengaruh dari India. Penggunaan mie merupakan pengaruh dari China. Topping yang digunakan pada masakan daerag ini biasanya adalah daging sapi atau kambing. Adapun pemilihan daging tentunya karena ada pengaruh dari agama Islam.

Dahulu, sajian mie dari China umumnya menggunakan daging babi. Hal ini sepertinya tidak sesuai dengan kesultanan Aceh yang saat itu mayoritas sudah beragama Islam. Sehingga pemilihan daging sapi atau kambing menunjukkan nilai islami yang mensyaratkan makanan halal.

Kemudian, taburan lainnya, yakni seafood, menunjukkan letak geografis Aceh yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Samudera Hindia.

Kira-kira sajian kuliner Indonesia apa lagi ya, yang terbentuk melalui akulturasi budaya? Sambil belajar, Kawan GNFI, ayo kita makan mie Aceh bareng!

Menikmati Sate Susu, Kuliner Khas Denpasar yang Muncul Hanya saat Ramadan

Referensi:

Hasibuan, A., Siregar, W.V., dan Riskina, S., 2022, Sekelumit Keberagaman Lhokseumawe & Aceh Utara, Kendal, Penerbit Pelataran Sastra Kaliwungu.

Kanumoyoso, B., 2016, Arti Penting Rempah-rempah dalam Sejarah Indonesia, Jejak Nusantara, 4(3), 17 – 33, ISSN: 2339 – 2568.

Utomo, B.B., 2016, Asal-Muasal dan Terbentuknya Jalur Rempah, Jejak Nusantara, 4(3), 6 – 16, ISSN: 2339 – 2568.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini