Reog Ponorogo, Mengungkap Kesenian Jawa Timur melalui Legenda

Reog Ponorogo, Mengungkap Kesenian Jawa Timur melalui Legenda
info gambar utama

Reog Ponorogo adalah tarian tradisional yang berasal dari Jawa Timur, khususnya dari kota Ponorogo. Pertunjukan reog Ponorogo biasanya dilakukan di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat serta mengandung unsur magis. Lokasi pertunjukan ini tidak terbatas pada satu tempat tertentu, tetapi dapat diadakan di berbagai acara, seperti pernikahan, perayaan hari jadi, hingga festival kesenian.

Ponorogo, sebagai kota asal reog, menjadi pusat utama untuk pertunjukan ini. Di seluruh daerah Ponorogo, terdapat banyak grup reog dengan angka yang mendekati 300 grup yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo.

Ini menunjukkan bahwa reog Ponorogo tidak hanya diadakan di satu tempat tertentu, tetapi juga di berbagai lokasi di kota dan sekitarnya. Hal itu menjadikan Ponorogo sebagai kota reog yang penting.

Penari utamanya adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping, yang mana merupakan ciri khas dari reog asli Indonesia.

Reog Ponorogo Dengan Segala Kisah dan Keindahannya

Reog Ponorogo tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan cerita dan legenda lokal. Tarian ini menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin, yang keduanya saling berdamai selama berhari-hari pertarungan.

Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Reog Ponorogo menjadi simbol perjuangan dan kesatuan antara kerajaan-kerajaan tersebut, serta menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai luhur dan sejarah yang mendalam.

Reog Ponorogo memiliki dua ragam bentuk, yaitu reog obyog dan reog festival. Reog obyog biasanya diadakan di pedesaan dan sering pentas di pelataran atau jalan tanpa mengikuti pakem tertentu, sementara reog festival telah mengalami modifikasi dan ditampilkan sesuai pakem dalam acara tahunan Festival Reog yang diadakan Pemerintah Kota Ponorogo sejak 1997.

Tokoh dan Pementasan Reog Ponorogo

Tokoh utama dalam reog Ponorogo adalah penari berkepala macan dengan hiasan merak yang paling dominan. Tokoh ini terbuat dari kerangka kayu, bambu, dan rotan yang ditutup dengan kulit macan gembong atau harimau Jawa. Selain itu, terdapat tempat menata bulu merak yang terbuat dari bambu dan rotan, serta aksesori dan tempat menuliskan identitas grup reog yang terbuat dari kain beludru warna hitam.

Pementasan reog Ponorogo menampilkan perangkat barongan yang terdiri dari dadak merak dan caplokan, serta perangkat gamelan yang meliputi kendang, ketipung, ketuk, kenong, kempul (gong), angklung, dan slompret. Busana yang digunakan dalam pementasan meliputi busana warok tua, warok muda, jatil, pujangganong, dan kelana sewandana.

Reog Ponorogo dan Grebeg Suro: Membawa Kebudayaan Jawa ke Panggung Dunia

Seni reog Ponorogo tidak hanya bernilai seni atau estetika, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur dan menjadi media pembelajaran siswa sekolah dasar hingga menengah atas.

Reog Ponorogo bukan hanya sekedar tarian, tetapi juga menjadi simbol dan media untuk menyampaikan nilai-nilai luhur dan sejarah lokal. Dengan demikian, kesenian ini menjadi bagian penting dari identitas budaya Jawa Timur dan menjadi warisan yang berharga bagi masa depan.

Berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO tanggal 15—16 Februari 2022, reog Ponorogo masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization).

Reog Ponorogo tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan cerita dan legenda lokal. Tarian ini menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin, yang keduanya saling berdamai selama berhari-hari pertarungan.

Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Reog Ponorogo menjadi simbol perjuangan dan kesatuan antara kerajaan-kerajaan tersebut, serta menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai luhur dan sejarah lokal.

Mengenal Reog Cemandi, Warisan Budaya Takbenda Dari Desa Cemandi Sidoarjo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini