Intip Cara Pembuatan Ampo, Kuliner Tradisional Dari Tanah Liat Khas Tuban, Jawa Timur

Intip Cara Pembuatan Ampo, Kuliner Tradisional Dari Tanah Liat Khas Tuban, Jawa Timur
info gambar utama

Untuk membuat ampo, kuliner tradisional khas ini harus menggunakan tanah liat pilihan tanpa campuran kerikil. Saat ini ampo masih aktif diproduksi di Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Kuliner tradisional merupakan bagian dari budaya yang mencerminkan identitas dan keunikan budaya daerah tersebut. Ampo menjadi salah satu kuliner tradisional ekstrem yang masih ada hingga saat ini.

Awalnya ampo dibuat dari endapan lumpur dari air di tepi sungai Bengawan Solo. Lumpur yang merupakan endapan tanah aluvial ditunggu mengering untuk dapat dimakan. Namun, saat ini, ampo dibuat dari endapan air tanah berbahan dasar lempung sawah di Desa Bektiharjo.

Penciptaannya dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi masyarakat Tuban yang kesulitan mencari bahan pangan untuk bertahan hidup pada masa Kolonial Belanda.

Ampo, Camilan Berbahan Tanah Liat Khas Tuban dan Cirebon

Jajanan tradisional ini memiliki beragam manfaat, yakni untuk mengobati sakit maag, melancarkan pencernaan, mengatasi diare, mendinginkan perut ibu hamil, menghilangkan rasa pahit daun pepaya. Serta digunakan sebagai sesajen leluhur dalam perayaan tertentu, seperti menanam padi, memanen padi, hajatan mantu, dan lainnya.

Alat dan bahan pembuatan Ampo

Pembuatan ampo hanya membutuhkan satu bahan saja yakni, tanah liat dan tanpa campuran bahan lainnya. Tanah liat pilihan biasanya diperoleh oleh produsen dari satu lahan sawah milik orang lain yang telah disewa.

“Ciri-cirinya, tanahnya berwarna hitam terus lengket dan bersih nggak ada batunya, terus ambilnya juga di dalam” Ujar Sarpik, seorang produsen ampo yang dikutip dari bloktuban.com.

Sawah dipilih melalui beberapa aspek, termasuk kontur tanah yang sedang, tidak terlalu lembek saat musim hujan, dan tidak terlalu padat saat musim kemarau.

Selain itu, alat lain yang digunakan dalam pembuatan ampo, yakni:

  • Bambu yang diruncingkan terus menerus dan digunakan sebagai pengganti pisau, atau biasa disebut sebagai seseh.
  • Obongan atau tungku untuk pembakaran
  • Hirik atau tempat pengasapan bahan ampo
  • Glangsing atau alas untuk membentuk ampo
  • Arit sebagai alat penggali tanah, dan
  • Kain Jarik, untuk membawa tanah dari sawah

Cara Pembuatan Ampo

Proses pembuatan ampo diawali dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian, proses akan dilakukan melalui beberapa tahap berikut:

8 Kuliner Tradisional Minangkabau yang Wajib Ada dalam Upacara Adat

Memilih tanah yang baru diambil dari sawah

Tanah yang telah dipilih dimasukkan dalam jarik, dan digelar di sebuah glangsing. Tanah harus selalu dalam kondisi lembab, sehingga jika tanah terlalu kering harus diberi air. Begitupun sebaliknya, jika tanah terlalu lembab harus dijemur.

Membentuk tanah menjadi seperti kubus

Tanah yang lembab kemudian dibentuk menjadi kotak dan dihaluskan dengan cara dipukul menggunakan ganden. Setelah itu, tanah berbentuk kubus ini harus dibungkus plastik dan didiamkan selama sehari.

Tanah kemudian diserut

Tanah kotak ini, setelah didiamkan akan dikikis menggunakan seseh sampai berbentuk seperti stik yang melingkar. Kemudian, dijemur di bawah sinar matahari sampai mengeras, penjemuran ini dilakukan agar proses pengasapan ampo tidak memakan waktu yang lama.

Tahap Pengasapan

Setelah mengering, adonan ampo yang sudah dikikis dimasukkan dalam hirik untuk dilakukan proses pengasapan. Proses ini masih menggunakan api dari kayu yang dibakar di obongan.

Pada tahap ini dibutuhkan waktu sekitar setengah jam, namun jika tidak dijemur terlebih dahulu, proses pengasapan ampo akan memakan waktu kurang lebih satu hingga satu jam setengah.

Tahap pengemasan

Tahap terakhir yakni dilakukan pengemasan, setelah itu ampo sudah siap untuk dipasarkan atau digunakan sebagai keperluan ritual.

Kuliner tradisional khas ini dijual di Pasar Baru Tuban dengan harga sepuluh ribu rupiah per kilonya.

Referensi:

  • https://digilib.isi.ac.id/15220/2/Berliana%20Anisya%20Rahma_2023_BAB%20I.pdf
  • https://bloktuban.com/2022/12/17/bukan-dari-tanah-liat-sembarangan-begini-cara-pembuatan-ampo-khas-tuban
  • https://unair.ac.id/melestarikan-budaya-makan-tanah-ampo-warisan-leluhur-yang-terlupakan-2/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WO
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini