Jadikan Hari Raya Momentum untuk Memperbaiki Kualitas Lingkungan Hidup Jakarta

Jadikan Hari Raya Momentum untuk Memperbaiki Kualitas Lingkungan Hidup Jakarta
info gambar utama

Hari Raya Idulfitri bukan hanya momentum refleksi spiritual bagi umat Islam, tetapi juga kesempatan baik untuk menggagas ulang hubungan kita dengan lingkungan, terutama di tengah hiruk pikuk dan kepadatan Jakarta. Dalam kegembiraan dan silaturahmi yang mendalam, sekiranya kita juga perlu merenungkan dampak aktivitas kita terhadap alam dan menjadikan perayaan ini sebagai titik balik menuju perilaku baik yang berkelanjutan.

Perayaan Idulfitri sering kali ditandai dengan konsumsi bahan baku atau kemasan yang berlebih, mulai dari penggunaan pengemasan hampers hingga konsumsi makanan. Praktik-praktik ini tidak hanya memberi tekanan kepada sumber daya alam. Namun, juga berkontribusi terhadap penumpukan sampah, khususnya di Jakarta.

Kebersihan adalah tanggung jawab bersama, tapi perubahan besar sering dimulai dari tindakan kecil yang kita lakukan setiap hari. Salah satu langkah sederhana, tetapi fundamental adalah membuang sampah pada tempatnya. Ini bukan hanya tentang menjaga kebersamaan tetapi juga tentang memperlihatkan rasa hormat terhadap bumi yang kita tinggali.

Bagi Jakarta, sebagai kota yang padat dan dinamis, menjaga kebersihan bisa menjadi tantangan sekaligus kesempatan. Selain membuang sampah pada tempatnya, kita bisa mengadopsi kebiasaan lain seperti memilah sampah untuk didaur ulang. Ini bisa mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.

Mahasiswa Mulai Peduli Sampah, Ini yang Bisa Kita Lakukan

Kita juga bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja sendiri, botol minum, dan peralatan makan. Langkah ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dengan memulai dari diri sendiri, kita membuka jalan bagi orang lain untuk mengikuti, menciptakan dampak yang lebih luas terhadap lingkungan kita.

Pemprov DKI Jakarta Melalui Dinas Lingkungan Hidup, mengangkut 66.000 ton lebih sampah, khususnya sampah sisa makanan, selama periode tujuh hari sebelum (H-7) hingga hari kedua Lebaran 2024 di lima wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu.

Pada prosesnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyiagakan sebanyak 3.080 petugas kebersihan saat malam takbiran, Lebaran, dan selama libur Lebaran untuk memastikan Jakarta termasuk masjid-masjid besar, lokasi wisata, dan area publik tetap bersih.

Hal berikutnya yaitu terkait dengan kepadatan lalu lintas dan polusi udara yang merupakan dua masalah utama yang selalu dihadapi oleh Jakarta. Momen Hari Raya adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkan penggunaan alternatif transportasi ramah lingkungan, seperti bersepeda atau menggunakan transportasi umum pada saat melaksanakan kunjungan silaturahmi dan kegiatan lainnya.

Berdasarkan data dari Jasa Marga, menjelang hari Raya Idulfitri, sekitar 1.3 juta pemudik meninggalkan Jabodetabek, di mana kondisi kualitas udara Jakarta pada saat itu tercatat paling baik dibanding tiga hari sebelumnya.

Dengan tidak menggunakan kendaraan pribadi, kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kualitas udara di sekitar kita. Penggunaan transportasi umum juga membantu mengurangi kemacetan lalu lintas yang menjadi penyebab utama polusi udara.

Fakta Menarik Aspal yang Terbuat dari 1000 Ton Sampah Plastik

Terlebih lagi di Jakarta sudah tersedia Transjakarta dengan moda kendaraan listrik, juga tarif integrasi yang menunjang. Sehingga dalam hal ini, kita tidak hanya menyelamatkan lingkungan tapi sekaligus mengurangi pengeluaran yang berlebih.

Di tengah perkembangan kota yang terus berlangsung, seringkali ruang terbuka hijau menjadi langka. Namun, melalui momentum refleksi di Hari Raya, kita dapat memperkuat kesadaran akan pentingnya melestarikan dan bahkan meningkatkan ruang terbuka hijau di Jakarta.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah sesederhana menanam pohon atau tanaman di sekitar rumah. Kegiatan menanam ini tidak hanya menyediakan oksigen dan mengurangi karbondioksida, tetapi juga membantu mempercantik visual yang tersaji di dalam maupun luar rumah.

Selain itu, merawat taman kota dan ruang terbuka hijau lainnya juga tidak kalah penting. Dengan menjaga kebersihan dan kelestarian ruang terbuka hijau, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi semua warga Jakarta.

Hari raya dapat menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan penggunaan sumber daya kita. Dengan mengadakan kegiatan yang lebih hemat energi, menggunakan air secara bijaksana, dan mendaur ulang barang-barang yang tidak lagi digunakan, kita tidak hanya merayakan secara bertanggung jawab, tetapi juga memelihara bumi yang telah memberi kita begitu banyak.

Menjadikan hari raya sebagai momentum perubahan, tidak hanya tentang merayakan sebuah tradisi, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan Jakarta yang lebih berkelanjutan. Melalui refleksi dan aksi nyata ini, kita bisa memastikan bahwa kota yang kita tinggali tidak hanya menjadi tempat yang baik untuk hidup sekarang, tetapi juga bagi generasi mendatang agar memiliki kehidupan yang lebih sehat.

Bersama World Cleanup Day Sumut, Wujudkan Sumut Bebas Sampah

Sumber:

https://ramadhan.republika.co.id/berita/sbdjfz463/dlh-dki-jakarta-siagakan-3080-petugas-kebersihan-selama-libur-lebaran

https://www.beritasatu.com/megapolitan/2811378/dlh-dki-angkut-66000-ton-sampah-selama-periode-lebaran-2024

https://news.detik.com/berita/d-6686138/hari-pertama-lebaran-begini-kualitas-udara-jakarta-yang-ditinggal-mudik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini