Masjid Saka Tunggal Banyumas, Masjid Tertua di Indonesia Berusia Hampir 8 Abad!

Masjid Saka Tunggal Banyumas, Masjid Tertua di Indonesia Berusia Hampir 8 Abad!
info gambar utama

Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam yang juga menjadi simbol peradaban budaya. Perpaduan budaya di Indonesia menghasilkan masjid-masjid unik yang tidak bisa ditemui di seluruh penjuru dunia. Mari kita menilik sejarah masjid tertua di Indonesia dengan segala keunikannya!

Masjid Saka Tunggal Baitussalam Banyumas disebut sebagai masjid tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Masjid Saka Tunggal memiliki ukuran 12 x 18 meter dan berkapasitas kurang lebih untuk 300 orang. Konon masjid ini didirikan dua abad sebelum adanya Walisongo ketika Kerajaan Majapahit masih berdiri.

Masjid Gede Mataram Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta

Sejarah Masjid Saka Tunggal Banyumas

Sejarah Masjid Saka Tunggal tak lepas dari pendirinya, yaitu K.H. Mustholih. Beliau telah lama berdakwah di Desa Cikakak yang dulu masih berbuat menyimpang dari ajaran agama Islam. Kemudian K.H. Mustholih memutuskan untuk membangun pusat dakwah berupa masjid dengan tiang tunggal agar mempermudah syiar Islam. Beliau sendiri dimakamkan tak jauh dari Masjid Saka Tunggal.

Ada beberapa versi terkait sejarah berdirinya masjid ini. Versi pertama mengganggap bahwa masjid ini berdiri pada 1288 Masehi. Hal ini terukir di tiang atau saka tunggal masjid yang bertuliskan angka 1288 dalam huruf Arab. Versi tersebut menjadikan masjid ini sebagai masjid tertua berusia 8 abad dan bahkan lebih tua dari Kerajaan Majapahit.

Versi kedua menyatakan bahwa tahun 1288 Masehi sudah didirikan bangunan tempat peribadatan agama setempat. Baru pada 1522 Masehi, K.H. Mustholih mengajarkan agama Islam ke Desa Cikakak dan bangunan tersebut beralih fungsi menjadi masjid. Teori ini menunjukkan pembangunan masjid dilakukan di akhir masa Majapahit dan di masa kejayaan Kesultanan Demak.

Masjid Saka Tunggal Banyumas
info gambar

Ciri Khas Arsitektur Masjid Saka Tunggal Banyumas

Masjid Saka Tunggal memiliki nama tersebut dikarenakan hanya ditopang oleh satu tiang atau dalam bahasa Jawa disebut saka. Saka ini yang menjadi penyangga langit-langit atau wuwungan masjid yang berada di tengah bangunan utama masjid. Bagian bawah dari saka dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut.

Saka tunggal memiliki empat sayap dengan ukiran floral yang terlihat seperti sebuah totem. Saka tersebut melambangkan ”papat kiblat lima pancer” atau empat mata angin serta satu pusat. Empat mata angin itu berarti bahwa hidup manusia harus seimbang satu pusat itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti huruf alif, harus lurus.

Masjid ini sendiri menggunakan atap sirap kayu dengan material dinding yang awalnya adalah kayu dan anyaman bambu. Kemudian ditambahkan dinding bata untuk eksterior masjid dengan tujuan preservasi atau pemeliharaan. Pada mimbar masjid terdapat ukiran berupa dua buah surya yang melambangkan dua pedoman umat muslim, yakni al-qur’an dan hadis. Ornamen-ornamen yang terdapat pada masjid ini sangat kental dengan simbolisme nilai Islam yang bersinergi dengan kebudayaan Jawa.

Sejak tahun 1965 masjid ini sudah dua kali dipugar. Selama ratusan tahun berdiri, warga dan jemaah di Cikakak sama sekali tidak mengganti bangunan utama yang ada di tempat itu kecuali hanya membangun tembok sekeliling masjid sebagai penopang. Kurang lebih tidak ada perbedaan bentuk yang berarti dari awal berdiri hingga sekarang.

Hilangnya Malaikat Masjid: Menjaga Masjid Ramah Anak

Tradisi Unik di Masjid Saka Tunggal Banyumas

Ada beberapa tradisi unik yang dapat ditemui ketika berada di masjid ini

Tradisi Salat Jumat Bernuansa Jawa

Jemaah Masjid Saka Tunggal berzikir dan bersalawat seperti melantunkan kidung jawa dengan bahasa campuran Arab dan Jawa yang disebut tradisi ura-ura. Imam masjid menggunakan udeng atau pengikat kepala ala Jawa dan menyampaikan khutbah seperti melantunkan sebuah syair. Uniknya lagi, seluruh rangkaian salat sunah dilakukan secara berjemaah.

Masjid Saka Tunggal Baitussalam hingga saat ini masih mempertahankan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. Dalam menggantikan pengeras suara, ada empat orang muazin berpakaian sama dengan imam yang akan mengumandangkan azan secara bersama-sama.

Ritual Ganti Jaro

Ritual Ganti Jaro adalah ritual mengganti pagar bambu keliling Masjid Saka Tunggal. Ritual ini diikuti oleh seluruh warga Desa Cikakak. Ritual ini disebut juga sebagai Ganti Jaro Rajapine atau Ganti Jaro Rajab yang dilaksanakan pada Bulan Rajab. Dalam ritual ini, mereka dilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki.

Ritual Ganti Jaro mengandung makna bermakna kebersamaan dan gotong royong. Dengan melibatkan ratusan warga, pagar sepanjang 300 meter akan selesai hanya dalam waktu 2 jam. Ritual ini kemudian diakhiri dengan prosesi arak-arakan lima gulungan berisi nasi tumpeng yang kemudian diperebutkan warga karena dipercaya bisa memberikan berkah.

Sosok Kyai Bonokeling, Misteri Dibalik Leluhur Masyarakat Adat Banyumas

Mitos Kera dan Kondisi Masjid Saka Tunggal

Kawasan Masjid Saka Tunggal dipenuhi dengan kera-kera yang berkeliaran bebas. Konon diceritakan bahwa kera-kera tersebut adalah para santri K.H. Mustholih yang tidak melaksanakan salat jumat dan memilih untuk mencari ikan di sungai. Kemarahan beliau membuat para santri menjadi sekelompok kera yang berekor panjang. Kisah tersebut memberi pesan agar manusia tidak berlaku layaknya hewan yang mengikuti nafsunya.

Bagi para pengunjung atau wisatawan religi, keberadaan kera menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan tidak hanya para peziarah saja, namun banyak dari kalangan mahasiswa yang datang untuk melakukan kajian sejarah. Masjid Saka Tunggal Baitussalam sendiri telah terdaftar sebagai Cagar Budaya/Situs dengan nomor 11-02/Bas/51/TB/04 dan dilindungi undang undang RI No. 5 tahun 1992 dan PP nomor 10 tahun 1993. Sekarang tempat ini juga menjadi wadah rekreasi sejarah yang asri nan menarik untuk dikunjungi.

Referensi

  • https://duniamasjid.islamic-center.or.id/81/masjid-saka-tunggal/
  • https://tirto.id/sejarah-masjid-saka-tunggal-banyumas-dibangun-sebelum-majapahit-gdl2
  • https://news.detik.com/kolom/d-6991480/masjid-saka-tunggal-dan-mitologi-kera-kutukan-yang-melegenda

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini