Dolar Perkasa, Ini Strategi Menkeu Sri Mulyani Jaga Perekonomian RI

Dolar Perkasa, Ini Strategi Menkeu Sri Mulyani Jaga Perekonomian RI
info gambar utama

Bloomberg mengungkapkan mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar pada perdagangan Jumat (19/4), termasuk rupiah yang turun ke level 16.289. Penguatan nilai tukar dolar ini tentu berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan di sisi ekspor, penguatan nilai tukar dolar akan mendorong penerimaan negara. Namun dari sisi impor, konversi harga dolar yang tinggi bisa berdampak pada inflasi di dalam negeri.

Melalui akun Instagram @smindrawati (21/4), Menkeu menyampaikan bahwa pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Pihaknya optimistis Indonesia akan tetap resilien dalam kondisi tersebut.

Strategi jaga perekonomian RI

Menurutnya, stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi dengan Bank Indonesia terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada. Sementara dari sisi fiskal, APBN akan dioptimalkan sebagai shock absorber.

Dalam wawancara dengan Bloomberg TV di sela agenda Spring Meetings of World Bank and the IMF 2024, Jumat (19/4), Menkeu menegaskan bahwa Indonesia masih optimistis memiliki resiliensi ekonomi yang baik, seperti saat melewati krisis pandemi.

“Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,” jelasnya.

Baca juga Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Kinerja APBN Awal 2024 Tetap Tinggi

Meredam kebutuhan terhadap dolar AS

Pada kesempatan lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, keputusan untuk membeli dolar AS saat rupiah sedang melemah merupakan tindakan yang tidak bijaksana.

Pemerintah memang telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor (DHE) untuk ditanam di dalam negeri, Dengan instrumen-instrumen yang ada, termasuk DHE, kurs rupiah sebetulnya mampu relatif terkendali.

Meski begitu, instrumen untuk meredam volatilitas kurs rupiah juga perlu didukung oleh semua pihak. Di samping tidak membeli dolar, Menko Airlangga juga meminta seluruh pihak untuk menahan impor yang bersifat konsumtif.

Baca juga Ekonomi RI Terbesar di Asia Tenggara dan Nomor 16 se-Dunia




Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini