Ikan Terbang (Toni), Spesies Indigenus Halmahera Utara

Ikan Terbang (Toni), Spesies Indigenus Halmahera Utara
info gambar utama
“Ini laut atau kolam renang? Pikirku di atas Katinting (motor laut sejenis perahu kecil). Jernihnya laut di Pulau ini, jadi terbayang dengan lantai istananya Nabi Sulaeman. Potensi laut dengan aneka jenis ikan yang melimpah dan terumbu karang yang bisa terlihat jelas dari atas permukaan laut, seperti akuarium raksasa di atas samudera. Airnya yang jernih didukung dengan pasir putih yang masih sangat asri. Triliunan ikan tampak rapi berbaris dan bergerombol di dasar laut. Berjuta-juta mutiara (kekayaan sumber daya alam) baik yang ada di lautan dan daratan sangatlah melimpah di pulau ini. sekarang saya jadi tahu, mungkin inilah salah satu alasannya Halmahera Utara dijuluki sebagai “The Pearl of The Pacific”. Mutiaranya Samudera Pasifik salah satunya adalah Loloda Kepulauan, yang terletak paling ujung utara Pulau Halmahera yang berbatasan dengan Samudera Pasifik. Keanekaragaman ikan di pulau ini sangat beragam. Mulai dari ikan yang paling kecil (ikan remora, ikan teri dan lain-lain) sampai ikan yang paling besar seperti Paus, lumba-lumba hingga ikan duyung (Ikan Kobo). Awalnya saya juga tidak percaya kalau ada ikan duyung, tapi ternyata memang ada. Laut Indonesia Timur memang sangat kaya akan lautnya, termasuk jenis ikannya yang sangat banyak. Salah satu jenis ikan yang membuat saya terheran-heran adalah ikan terbang. Dulu waktu aku masih kecil, saya pikir ikan terbang itu hanya ada di televisi yang dikenal dengan “ikan indosiar”. Awalnya saya mengira ikan indosiar itu hanya cerita atau imajinasi belaka. Tapi ternyata memang ada beneran di Indonesia. Tepatnya di Loloda Kepulauan adalah pertama kali saya melihat ikan terbang itu. Si ikan “Toni” begitulah orang masyarakat Loloda Kepulauan menyebut ikan terbang atau ikan indosiar tersebut. Sejauh pengamatan saya ketika mengunjungi bebeerapa pulau lain, rupanya banyak juga ditemukan ikan toni tersebut di beberapa titik laut Halmahera Utara.  Menurut Wikipedia, Ikan Terbang ini termasuk famili Exocoetidae atau nama lainnya adalah torani. Ikan Toni ini sering kali terbang tatkala kita sedang naik katinting atau perahu. Ikan ini kerap kali terbang kurang lebih sampai jarak 10-20 meter. Dulu aku kira itu adalah burung laut, tapi ternyata adalah ikan. Dan sekarang ketika musim angin datang, maka ikan toni menjadi santapan menu sehari-hari karena jumlahnya yang melimpah. Kalau orang sini kebanyakan difufu atau dikeringkan menjadi ikan asin. Tapi dimakan dengan digoreng juga lumayan enak. Ikan Toni ini bisa terbang hingga puluhan meter karena mempunyai sepasang sayap (sirip) yang ada di dekat leher. Kedua sayap tersebut akan mengembang tatkala terbang ke permukaan. Selain sepasang sayap depan, pada bagian belakang dekat ekor juga terdapat sirip seperti sayap tapi ukurannya kecil. Sayap (sirip) kecil ini digunakan pada saat terbang ke permukaan. Itulah ikan toni yang merupakan spesies indigenus Loloda Kepulauan. Selain ikan terbang, masih banyak jenis ikan lain yang ada di pulau dengan sejuta kekayaan tersebut. Selain ikan toni, ada juga ikan sidat yang hidup di dua tempat yaitu laut dan sungai. Semoga akan banyak ilmuan atau peneliti Indonesia yang meneliti tentang kekayaan alam bawah laut Indonesia Timur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini