Rumah Peradaban, Rintisan Ekomuseum Sebagai Destinasi Wisata Edukasi Tambora

Rumah Peradaban, Rintisan Ekomuseum Sebagai Destinasi Wisata Edukasi Tambora
info gambar utama

Rumah Peradaban, Rintisan Ekomuseum Sebagai Destinasi Wisata Edukasi Tambora

Oleh : Subhan Yusuf

Setelah beberapa tahun melakukan serangkaian proses penelitian arkeologis, para peneliti dari Arkeologi Nasional membangun penampang tiga dimensi yang merupakan rekonstruksi rumah hunian enam tiang.

Rumah yang diberi nama Rumah Peradaban ini adalah hasil proyeksi yang sesuai dengan beberapa temuan dari kotak gali yang di teliti dan di analisa sejak 2010 yang lalu. Temuan temuan yang berupa sisa dari bangunan rumah, berupa umpak umpak batu sebagai alas tiang, sisa tiang rumah, dan beberapa temuan lainnya. Elemen elemen temuan ini adalah hasil kombinasi temuan ekskavasi Balai Arkeologi Denpasar dan arkeologi nasional.

33

Kotak Gali Situs Oi Bura Tambora

9090

Sisa Tiang Rumah Yang Terpapar Lava Tambora

Menurut Peneliti senior dari Arkeologi Nasional Sonny C. Wibisono yang ditemui di lokasi Situs Oi Bura Tambora, Rumah peradaban yang masih dalam proses finalisasi ini akan menjadi obyek pengembangan penelitian kedepan, mengingat kandungan arkeologis yang masih luas di kawasan gunung yang 200 tahun yang lampau memuntahkan material sebanyak kurang lebih 100 kilometer kubik dengan kecepatan 200 kilometer/jam, secara vertikal muntahannya mencapai lapisan stratosfer yang mengakibatkan materialnya terperangkap di lapisan tersebut, menjadikan tahun berikutnya tanpa musim panas. Rumah Peradaban ini diharapkan menjadi salah satu langkah awal untuk mewujudkan kawasan bekas erupsi Tambora menjadi Ekomuseum yang diharapkan menjadi pusat penelitian Tambora, selain menjadi tujuan wisata edukasi dan training ground arkeologis.

Konsep mengenai Ekomuseum Tambora diharapkan mampu memicu perubahan yang positif bagi masyarakat sekitar Tambora. Mampu merubah pola pikir masyarakat yang masih eksploitatif menjadi lebih konservatif mengingat kekayaan alam Tambora semakin hari semakin terkikis. Vegetasi dan habitat yang sempat punah akibat erupsi tidak lagi se-banyak dan se-majemuk dulu, dan kondisi ini harus mulai di atasi oleh masyarakat bersama pemerintah daerah, demikian pungkas Pak Sonny, yang telah berada bersama tim di lokasi Situs Oi Bura Tambora sejak 15 April 2015.

88

Situs ini terletak di sebelah barat jalur pendakian Oi Bura, berdekatan dengan Bungalow/Rumah Besar yang sekarang di fungsikan sebagai Museum. Dari Jalur pendakian, menuju situs ini akan melewati kompleks pabrik kopi yang telah ada sejak tahun 1923.

1RUMAH

Bekas Kompleks Pabrik Kopi (Foto : Khusnul Khatimah)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini