Perempuan dibalik Keluarga "Ini Budi"

Perempuan dibalik Keluarga "Ini Budi"
info gambar utama
Anda yang lahir di era 1970-an sampai 1990-an masih ingatkah Anda dengan pelajaran Bahasa Indonesia saat duduk di bangku SD? Pelajaran bahasa Indonesia saat itu terkenal dengan membaca "Ini Budi, ini ibu Budi" yang sampai saat ini masih terngiang dan berkesan bagi kita. Tahukah Anda bahwa Metode ini ternyata diciptakan oleh seorang ibu bernama Siti Rahmani Rauf. Siti Rahmani Rauf adalah perempuan yang lahir di Padang pada 5 Juni 1919. Perempuan yang biasa disapa Ibu Ani oleh teman-temannya ini adalah mantan Kepala Sekolah SD Tanah Abang 5, Jakarta Pusat. Dirinya terkenal dengan karyanya yang berupa buku pelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar (SD). Khususnya buku bahasa Indonesia untuk murid-murid SD kelas 1 hingga kelas 3. Berkat buku yang diciptakan itulah nama Ani dikenal luas oleh mereka yang pernah mengenyam pendidikan SD di era tahun 1980 sampai 1990an dari seluruh Indonesia. ini budi Seperti yang dilansir dari blog wijayalabs.com, ibu 9 anak ini (2 sudah meninggal) memulai karir mengajarnya sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu Ani sangat fasih sekali dalam berbahasa Belanda. Oleh karenanya sampai saat ini ia agak cadel jika berbicara. Dirinya sampai saat ini masih sulit menyebut huruf R dengan jelas seperti orang Indonesia pada umumnya. Ibu Ani pun menceritakan, ide membuat buku paket bahasa Indonesia berangkat dari kegelisahan ibu Ani terhadap metode pembalajaran yang ada saat itu. Pada saat pelatihan guru-guru, dan kepala sekolah oleh penilik sekolah, penggunaan sistem ejaan dalam pelajaran bahasa Indonesia saat itu belum menggunakan Sistem Analisa Sintesa (SAS). Oleh karena itu Ani berinisiatif untuk membuat buku pelajaran belajar membaca yang berbeda dari yang sudah ada. Idenya itu kemudian ditulis tangan lengkap dengan visualisasi gambar, dan dikirimkan kepada penerbit pemerintah di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sekitar tahun 1980-an. Ternyata buku yang Ani susun tersebut sangat digemari oleh para guru pada saat itu. Banyak guru memakai buku itu untuk mengajarkan membaca kepada para murid SD, sehingga buku karyanya itu dicetak dalam jumlah banyak dan tersebar ke seluruh daerah yang ada di Indonesia. Dibantu oleh anaknya, Erni, yang juga menjadi guru SD, Ani mensosialisasikan buku karyanya itu ke berbagai daerah. Laku kerasnya buku itu membuat Ani pun mendapatkan hadiah berupa Ongkos Naik Haji (ONH) dari penerbit di tahun 1986. Sekarang di usia yang sudah terbilang senja, 96 tahun, kesehatan nenek Ani menurun dan beliau hanya bisa terbaring di tempat tidur. tribunnews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini