LIPI Temukan Teknologi Peningkat Kualitas Energi Terbarukan

LIPI Temukan Teknologi Peningkat Kualitas Energi Terbarukan
info gambar utama

Peningkatan penggunaan energi alternatif terus digalakkan. Melihat popularitas bahan bakar minyak yang menurun dan dianggap memiliki efek lingkungan yang buruk. Penggunaan biogas sebagai energi terbarukan terus dikembangkan. Sehingga teknologi terkait dengan efektifitas energi biogas masih terus ditingkatkan. Salah satunya adalah penemuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menemukan pembersih zat pengotor biogas bernama Zeofilter.

"Biogas dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga panas dan listrik," ujar Peneliti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) LIPI Yogyakarta, Satriyo Krido Wahono, dalam rilis yang diterima Rabu (27/1/2016).

Perangkat Zeofilter yang ditemukan oleh LIPI
info gambar

Gas utama biogas sebagai sumber energi adalah metana, sedangkan gas lain yakni H2O, CO2, SO2, H2S dll merupakan pengotor. Nah, zat pengotor ini menyebabkan performa biogas kurang optimal. Jumlah gas metana yang terkandung dalam biogas masih berkisar antara 40–75%. Oleh karena itu, pemurnian metana dalam biogas sangat diperlukan agar dapat diperoleh manfaat biogas yang lebih variatif dan optimal.

Salah satu metode untuk meningkatkan kemurnian biogas yaitu melalui teknik adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam asli Indonesia. Zeolit alam tersebut perlu diaktifkan dan dimodifikasi agar dapat dipergunakan sebagai pemurni biogas.

Satriyo menambahkan bahwa zeolit alam memiliki potensi penyerapan gas yang bersifat multi-absorsi, khususnya untuk gas pengotor pada biogas yaitu uap air (H2O), CO2 dan H2S, namun tidak menyerap metana (CH4) yang merupakan sumber energi dalam biogas sehingga sangat sesuai untuk pemurni biogas.
Satriyo menegaskan bahwa dengan potensi energi yang dimiliki biogas, LIPI menggunakan zeolit alam Indonesia menjadi pemurni gas metana dalam biogas yang disebut dengan ZeoFilter.

ZeoFilter dianggap mampu membersihkan biogas dari gas-gas pengotor lain sehingga diperoleh kualitas biogas yang lebih baik, meningkat 5–20% dari kadar metana awal, peningkatan efisiensi energi dalam proses konversi biogas menjadi energi listrik, dan mengurangi potensi korosi dan menghilangkan bau kurang sedap dari biogas.

"Produk ini dibuat dengan berbahan dasar material lokal Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 80%," imbuh Satriyo.

sumber: LIPI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BR
RG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini