Berkat Karamunting, Siswi Palangka Raya Raih Gelar Internasional

Berkat Karamunting, Siswi Palangka Raya Raih Gelar Internasional
info gambar utama

Karamunting, bagi sebagian orang terdengar asing. Tanaman tersebut memang jarang ditemukan dan tidak digunakan sebagai tanaman hias atau buah. Meski begitu tanaman yang dikenal banyak memiliki khasiat ini lebih banyak ditemui di alam liar. Berkat Karamunting pulalah seorang siswi dari Palangkaraya pulang ke Indonesia dengan membawa prestasi Internasional dalam ajang Bangkok International Intellectual Property Invention Inovation and Technology (IPITEX).

Siswi yang berhasil mengharumkan Kalteng itu adalah Dhea Putri Mailani, Safitri Anggita Tunjung Sari, dan Shafira Arizka Maulidyna di bidang penelitian memanfaatkan kearifan lokal dari tanaman khas yang banyak tumbuh subur di Bumi Tambun Bungai, yaitu daun Karamunting.

Mereka adalah siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Palangka Raya, yang membawa pulang medali perunggu pada event Bangkok (IPITEX), dan memperoleh predikat Special Award dari Negara Kanada.

Dalam kegiatan yang digelar pada Occasion of Thailand Inventors Day 2016 dan diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand di Bangkok International Trade dan Exhibition Centre (BITEK), 2-6 Februari 2016 tersebut Dhea, Safitri dan Shafira menyajikan hasil penelitan mereka tentang daun Karamunting. Tema yang dipresentasikan Dhea adalah khasiat daun karamunting yang diolah dalam bentuk ekstrak dalam kapsul, masker dan karamunting seduh. Penelitian yang berjudul "Karamunting Leaves (Rhodomyrtus Tomentosa) Oloh Itah Kea Product" tersebut ternyata berhasil meyakinkan para juri. Termasuk perhatian dari Presiden Toronto International Society of Innovation and Advanced Skill (TISIAS) Kanada, Mr Moonsuk Chang yang langsung mengapresiasinya dengan memberikan Special Award kepada mereka.

Karamunting, Rhodomytus Tomentosa
info gambar

Perjuangan mereka sebelum terbang ke Bangkok terbilang cukup sulit karena Dhea dan kedua rekannya harus memenangkan Golden Ticket dari Direktur INNOPA Jakarta pada event NICC di Tangerang, 5 Desember 2015 lalu.

Dhea didampingi kedua rekannya, mengatakan, event ini merupakan eksebisi berbagai penemuan yang diikuti 300 peserta dari 17 negara meliputi Benua Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia. Dari Indonesia sendiri ada 14 orang yang mengikuti.

“Kami dari MAN Model harus bersaing dengan 18 judul invention (temuan) dari peserta negara lain tanpa ada kategori jenjang pendidikan atau gelar, sehingga lawannya bisa jadi lebih tinggi atau lebih rendah level pendidikannya, bahkan ada peserta lain yang bergelar profesor,” ucapnya.
Kepala MAN Model Hj Susilawaty yang didampingi Tri Arfayanti guru pendampi Dhea dan rekan-rekan merasa bangga dan haru, karena usaha dan kerja keras serta memotivasi ketiga siswanya untuk lebih tekun akhirnya membuahkan hasil.

“Kami sangat bangga, pasalnya, baru kali ini lembaga pendidikan binaan Kementerian Agama Kota Palangka Raya ini mengikuti ajang internasional di bidang penelitian atau penemuan. Biasanya prestasi madrasah tidak jauh dari bidang agama dan kegamaan Islam, seni dan olahraga, namun yang ini lain,” katanya.


Sumber : BorneoNews.co.id
Sumber Gambar : Borneo News

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

BR
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini