Alat Komunikasi Para Raja-raja Maluku di Masa Lalu. Unik!

Alat Komunikasi Para Raja-raja Maluku di Masa Lalu. Unik!
info gambar utama

Alat musik yang satu ini termasuk unik. Selain bentuknya yang tidak seperti alat musik, jika ditiup bunyinya pun terdengar nyaring. Inilah tahuri, alat musik berupa terompet kerang khas Maluku.


Di zaman kerajaan dipercaya Tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat, antara Raja dengan staf-staf negeri. Alat ini pada masa tersebut memiliki perang penting sebab menjadi semacam pemanggil untuk berkomunikasi di antara masyarakat desa untuk berkumpul di balai pertemuan atau baileo.


Salah satu contohnya adalah saat pemberitahuan / pengumuman yang diberikan oleh pesuruh desa. Pengumuman perang ataupun titah raja juga dahulu selalu diawali dengan tiupan tahuri. Menariknya, saat itu jumlah tiupan tahuri memiliki makna tersendiri. Seperti, satu kali tiupan tahuri menandakan ada warga yang meninggal dunia.


Saat ini Tahuri selain diguanakan untuk memanggil masyarakat agar berkumpul, tahuri juga biasanya dimainkan untuk mengiringi beberapa tarian seperti salah satunya adalah tari cakalele. Biasanya tahuri dimainkan dengan alat musik lainnya dalam bentuk orkestra yang terdiri dari anak-anak dan remaja. Kesenian tahuri sendiri diketahui mulai berkembang sekitar tahun 1958 dengan menggabungkan sejumlah alat musik tradisional Maluku lainnya.


Untuk keperluan seni musik, tahuri memiliki spesifikasi yang beragam seperti semakin kecil ukuran kerang, semakin nyaring bunyinya. begitu juga sebaliknya, semakin besar kerang, bunyinya pun semakin rendah. Pembuatan tahuri juga tidaklah mudah, terlebih dahulu kerang dilubangi dengan bor lalu ditiupkan berulang kali untuk mendapatkan nadanya. Nada-nada pada alat musik ini terlebih dahulu dicocokan dengan bantuan alat musik lain seperti suling dan pianika.


Selain di Maluku, tahuri juga di kenal di beberapa kawasan seperti di Kabupaten Biak, Papua. Sama seperti di Maluku, di sini tahuri juga biasa digunakan sebagai alat bantu untuk memanggil penduduk dan sesekali digunakan untuk mengiringi tari-tarian khas Papua.


Sumber : IndonesiaKaya
Sumber Gambar : Indonesiakaya.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini