3 Film Pendek Karya Anak Bangsa Juara di Singapura

3 Film Pendek Karya Anak Bangsa Juara di Singapura
info gambar utama

Dunia perfileman Indonesia terus bergeliat. Tidak hanya para aktornya yang telah merambah Hollywood namun juga film-film karya anak bangsa mendapatkan berbagai penghargaan. Penghargaan terbaru didapatkan oleh sineas Firman Widyasmara, Purba Negara dan Rein Maychaelson dalam ajang Vidsee Juree Awards yang diadakan di Singapura belum lama ini.

Setelah melalui proses seleksi yang cukup ketat, penghargaan utama ‘Gold Awards’ Viddsee Juree Awards jatuh kepada film yang berjudul ‘Little Sister’s Chalk’ (Kapur Ade) Firman Widyasmara. Film jenis animasi berdurasi 5 menit ini berkisah tentang sepasang kakak beradik yang bermain di tengah keriuhan kota besar. Menggunakan sudut pandang narasi sederhana namun kuat membuat para juri panel terpukau.

“Kekuatan utama ‘Little Sister’s Chalk’ (Kapur Ade) terletak pada kemampuan pembuatnya dalam menyampaikan narasi cerita yang mampu menceritakan tentang wajah dan semangat Indonesia kepada penonton asing, dengan karakterisasi yang unik sekaligus imajinasi tinggi,” ujar Masoud mewakili ketiga juri seperti dikutip dari Liputan6.com

Sebagai pemenang ‘Gold Award’, Firman Widyasmara berhak mendapatkan hadiah liburan ke Singapura untuk mengunjungi kantor pusat Viddsee serta satu unit kamera Blackmagic URSA EF senilai USD 4995. Sedangkan BW Purba Negara memenangkan 1 unit kamera Blackmagic Cinema Camera EF senilai USD 1995 sebagai hadiah bagi ‘Silver Awards’.

kiri-kanan: Rein Machielson, Purba Negara, Firman Widyasmara
info gambar

Karya anak bangsa lainnya yang mendapatkan penghargaan Silver Award adalah sebuah film dokumenter berjudul ‘Of The Dancing Leaves’ (Digdaya Ing Bebaya) yang disutradarai oleh BW Purba Negara. Film asal Yogyakarya ini terpilih karena menghadirkan visual yang memukau sekaligus penuturan cerita para subjek yang menyentuh hati penonton.

Para juri Viddsee Juree Awards juga sangat mengapresiasi karya Rein Maychaelson yang berjudul ‘Udin Telekomsel’. Film komedi ini meraih penghargaan Honorable Mention Award berkat ceritanya yang dianggap mengocol perut namun tetap memiliki narasi yang kuat. Penghargaan ini khusus diadakan setelah para juri menonton kesepuluh karya finalis Viddsee Juree Awards 2016.

Panel juri Viddsee Juree Awards beranggotakan Masoud Soheili, sutradara film indie pemenang penghargaan asal Iran; James Lee, pembuat film veteran dari Malaysia yang sudah membuat film pendek pemenang festival dan mendistribusikan filmnya secara online; serta Eiji Shimada, sutradara dari Negeri Sakura yang memulai karirnya sebagai pembuat film-film indie yang kini juga aktif di Sapporo Short Fest.

“Film-film yang telah kami saksikan memiliki kualitas yang sangat tinggi serta memiliki kekuatan penceritaan yang beragam dan berbeda satu sama lain. Banyak film yang mampu untuk memperlihatkan identitas asli Indonesia dengan cara yang menghibur, membuatnya sangat unik dari perspektif internasional,” ungkap ketiga panel juri mengenai seluruh film yang ada di Viddsee Juree Award.

Ho Jia Jian sebagai salah satu founder Viddsee mengungkapkan bahwa penghargaan ini merupakan upaya Viddsee untuk membawa komunitas pembuat film online ke ajang offline sebagai dukungan terhadap masa depan sinema digital. Dirinya juga mengungkapkan akan terus mengadakan penghargaan serupa di masa yang akan datang.

Viddsee sendiri merupakan sebuah platform penayangan film-film Asia dan berbasis di Singapura.

Sumber : Liputan6.com
Sumber Gambar : Little Sister's Chalk / Viddsee.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini